Harlah ke-495: Jakarta Kota Mendunia

Tri Cahyo Wibowo
Instructor, coach, writer, and consultant of productivity. Civil servant at Jakarta Productivity Development Center (Pusat Pengembangan Produktivitas Daerah Provinsi DKI Jakarta).
Konten dari Pengguna
21 Juni 2022 8:42 WIB
·
waktu baca 4 menit
Tulisan dari Tri Cahyo Wibowo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Siapa yang tak kenal Jakarta? Kota megapolitan dengan pelbagai daya tariknya. Jakarta memiliki berbagai macam peluang dan kesempatan yang boleh jadi tidak bisa ditemukan di kota-kota lain di Indonesia. Jakarta yang dahulu bernama Batavia lalu berganti menjadi Sunda Kelapa, yang berhasil dibebaskan oleh Fatahillah, memang sudah menjadi magnet bagi perjalanan dan perdagangan dunia.
ADVERTISEMENT

Menyandingkan Jakarta dengan Taipei

Stasiun MRT di Taipei. FOTO: pixabay/Collinliu
Sekira sebelas tahun yang lalu ketika penulis sedang melanjutkan studi di sebuah pulau kecil di tenggara Tiongkok bernama Taiwan, setiap kolega kampus maupun profesor pembimbing senantiasa bertanya dari mana penulis berasal, dan ketika dijawab berasal dari Jakarta, maka ia langsung paham, “Oh, Jakarta”. Meskipun belum tentu ia tahu bahwa Jakarta berada di Indonesia dan justru merupakan ibukotanya.
Akan tetapi, saat penulis berada di Taipei, penulis masih sering membanding-bandingkan Jakarta dengan Taipei karena mereka layak untuk diperbandingkan head to head, bahwa keduanya adalah ibukota negara dan keduanya adalah pusat bisnis di masing-masing negaranya.
Taipei kala itu sudah memiliki sistem transportasi umum yang sangat baik, bahkan advance. Ada beberapa transportasi umum yang nyaman digunakan, yaitu: sepeda, bus, MRT, kereta api, dan yang paling canggih adalah kereta cepat.
ADVERTISEMENT
Seluruh moda transportasi itu memiliki rute dan jadwal yang sudah tentu, bahkan tepat. Agak jarang moda-moda transportasi itu mengalami keterlambatan, kecuali jika memang ada masalah teknis yang cukup penting dan genting.
Sepeda merupakan salah satu moda transportasi yang paling banyak diminati di Taipei, selain jalan kaki. Pemerintah Kota Taipei (dan hampir keseluruhan wilayah di Taiwan) menyediakan trotoar yang rendah dan lapang agar pejalan kaki dan pesepeda bisa nyaman berlalu-lalang.
Biasanya sepeda umum bisa disewa di beberapa titik dekat stasiun maupun halte bus. Setelah bersepeda maka ada beberapa pilihan transportasi di dalam kota, entah bus maupun MRT (mass rapid transit).
Bus di Taipei memiliki sistem Bus Rapid Transit (BRT) di mana sudah ada beberapa koridor. Jadwal kedatangan dan keberangkatan bus pun sudah pasti. Bus hanya boleh menaikkan dan menurunkan penumpang di halte yang telah ditentukan, tidak di sembarang tempat.
ADVERTISEMENT
Opsi moda transportasi umum lain daripada bus adalah MRT atau di sana dikenal dengan istilah Taipei Metro (臺北捷運, Táiběi dìtiě). MRT menjadi opsi yang jamak digunakan terlebih untuk mencapai lokasi dengan lebih cepat dan nyaman.
Terakhir, moda transportasi paling advance adalah kereta cepat/high speed rail (台灣高鐵, Táiwān gāotiě) yang menghubungkan kota-kota besar di Taiwan dari utara hingga selatan, dari Nangang melewati Taipei, Tainan, hingga Zuoying.
Penulis kala itu berandai-andai, bisakah Jakarta memiliki transportasi umum senyaman itu?

Jakarta Kini Menjawab Tantangan Zaman

Bus Transjakarta. FOTO: Dokumentasi Pribadi
Selayaknya kota megapolitan dunia, sudah saatnya Jakarta menjadi kota yang memiliki sistem transportasi yang baik, aman, nyaman, dan tepat waktu.
Jakarta sudah mulai berbenah, di tahun 2004 sistem BRT pertama di Asia Tenggara resmi beroperasi di Jakarta. Kala itu masyarakat mengenal dengan istilah busway yang dikelola oleh PT. Transportasi Jakarta (TransJakarta).
ADVERTISEMENT
Hingga kini TransJakarta sudah memiliki 13 koridor ditambah dengan layanan bus pengumpan, layanan premium (Royaltrans), layanan pengumpan bus kecil (Mikrotrans), layanan perbatasan (Transjabodetabek), layanan bus wisata, dan lainnya (sumber: PT. TransJakarta).
Ini adalah sebuah kemajuan yang baik sekali. Warga Jakarta dan mereka yang beraktivitas di Jakarta memiliki banyak opsi untuk menggunakan bus untuk berpindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya.
Hal lain yang kini menarik di Jakarta adalah trotoar di Jakarta semakin mirip dengan kota-kota megapolitan dunia, yaitu rendah dan lapang. Memang tujuannya adalah untuk “memanjakan” para pejalan kaki dan pesepeda.
Berjalan kaki dan bersepeda memang merupakan moda transportasi yang menawarkan gaya hidup sehat urban. Penulis berharap kelak Jakarta memiliki bike paths tersendiri yang terpisah dari jalan raya seperti di Taipei sehingga masyarakat bisa berolahraga dengan aman dan nyaman.
MRT Jakarta. FOTO: pixabay/Iqbal Nuril Anwar
Moda transportasi yang sudah lama penulis impi-impikan untuk bisa hadir di Jakarta adalah MRT (Moda Raya Terpadu). Akhirnya pada 24 Maret 2019 MRT resmi beroperasi. Ratangga, adalah nama yang disematkan oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, untuk MRT. Ratangga sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang bermakna kereta perang, di mana kereta perang ini memiliki ketangguhan, kekuatan, dan kejuangan (sumber: kompas.com).
ADVERTISEMENT

Jakarta Kota Mendunia

Setiap kota megapolitan tentu saja akan menghadapi banyak sekali tantangan ke depannya, baik dari sisi pendidikan, kependudukan, perubahan iklim, transportasi massal, kemiskinan, dan hal-hal lainnya. Akan tetapi, tekad, kerja keras, kerja cerdas, dan semangat kolaborasi dari seluruh warga Jakarta bisa menjadi solusi agar kota ini tetap kokoh, tangguh, kuat, dan hingar menghadapi tantangan zaman.
Selamat ulang tahun, kota tercinta! Daya pikatmu senantiasa lestari di benak rakyat Indonesia.
#HUTDKI495