Konten dari Pengguna

Quranic Productivity: Meminimalisir Muda (Pemborosan)

Tri Cahyo Wibowo
Instructor, coach, writer, and consultant of productivity. Civil servant at Jakarta Productivity Development Center (Pusat Pengembangan Produktivitas Daerah Provinsi DKI Jakarta).
16 Juni 2022 21:20 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tri Cahyo Wibowo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Quranic Productivity mengajak pembaca menggali nilai-nilai produktivitas yang terkandung di dalam Al-Qur'an.
ADVERTISEMENT
Konsep Kaizen menawarkan satu perhatian penting pada pemborosan atau yang disebut dengan Muda. Muda (むだ) berasal dari bahasa Jepang yang bermakna waste/pemborosan, artinya adalah aktifitas yang dilakukan namun tidak memberikan nilai tambah.
Ilustrasi orang bekerja. FOTO: pexels.com/Vaibhav Jadhav
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang bekerja. FOTO: pexels.com/Vaibhav Jadhav
Islam sendiri telah mengajarkan agar setiap manusia tidak melakukan pemborosan.
وَءَاتِ ذَا ٱلْقُرْبَىٰ حَقَّهُۥ وَٱلْمِسْكِينَ وَٱبْنَ ٱلسَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا ٢٦ إِنَّ ٱلْمُبَذِّرِينَ كَانُوٓا۟ إِخْوَٰنَ ٱلشَّيَـٰطِينِ ۖ وَكَانَ ٱلشَّيْطَـٰنُ لِرَبِّهِۦ كَفُورًۭا ٢٧
Terjemahan: Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. (26) Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya. (27) [QS. Al-Israa’ (17): 26-27].
Tafsir ayat ini di dalam Kitab Tafsir Ibnu Katsir adalah agar kita tidak boros dalam membelanjakan harta, namun berada di pertengahan saja, tidak kikir juga tidak berlebihan.
ADVERTISEMENT
Jika ditarik ke dalam dunia bisnis, pesan ini juga menjadi sangat penting, yaitu agar jangan sampai terjadi pemborosan pada bisnis yang sedang dijalankan.
Bisnis yang berjalan tanpa menerapkan prinsip Kaizen biasanya dilakukan as usual, tanpa ada perbaikan terus-menerus.

Jenis-jenis Pemborosan

Ada delapan jenis pemborosan yang biasanya terjadi di sebuah organisasi/perusahaan. Pertama adalah overproduction atau bisa dikatakan sebagai produksi yang berlebihan. Sebuah bisnis biasanya sudah memiliki target produksi suatu barang. Jika suatu ketika tanpa perencanaan yang baik sebuah perusahaan memproduksi melebihi target, maka akan ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan yaitu terkait inventory/penyimpanan dan penjualan.
Produk yang diproduksi berlebihan dikhawatirkan akan membebani penyimpanan yang dimiliki sehingga bisa menyebabkan produk menjadi rusak. Begitu juga jika produksi berlebihan tidak dibarengi dengan channeling/penyaluran penjualan maka akan menyebabkan inventory kelebihan kapasitas.
ADVERTISEMENT
Kedua adalah waiting/waktu tunggu. Cukup sering terjadi di sebuah line produksi bahwa waktu tunggu menjadi semacam musuh dalam selimut. Waktu tunggu bisa terjadi ketika ada ketidakefektifan sebuah proses kerja dan biasanya hal ini tidak terdeteksi jika tidak dilakukan evaluasi mendalam.
Ambillah contoh di sebuah line produksi roti lapis. Pekerja di divisi pemotong roti ternyata tidak memiliki kecepatan yang sama dalam memotong roti. Hal ini menyebabkan divisi packaging harus menunggu lebih lama dan bahkan terjadi penumpukan saat roti-roti yang sudah dipotong datang untuk dibungkus.
Hal ini tentu saja merupakan pemborosan. Semisal seharusnya waktu produksi roti lapis dari hulu hingga hilir sejatinya bisa dilakukan dalam 2 menit, ternyata karena ada waktu tunggu ini akhirnya proses bisa menjadi 5 menit. Jika setiap menit dirupiahkan, berapakah keuntungan yang seharusnya bisa diperoleh oleh perusahaan?
ADVERTISEMENT
Jenis pemborosan ketiga adalah motion/gerakan. Banyak terjadi pekerja melakukan pergerakan-pergerakan yang cukup memakan waktu namun sejatinya tidak ada value di sana. Misalkan di sebuah bisnis salon. Seorang pegawai salon harus mencari-cari sisir yang semula digunakan oleh rekan kerjanya, padahal jika sisir tersebut disimpan di tempat yang tepat dan tetap maka pegawai tadi tidak perlu melakukan gerakan-gerakan mencari sisir yang sia-sia. Gerakan sia-sia inipun jika tidak dihilangkan akan menurunkan kesempatan bisnis untuk memperoleh keuntungan yang lebih.
Keempat adalah transportation, yaitu pemborosan dari sisi transportasi. Terkadang suatu bisnis tidak memperhatikan alur rantai pasok bisnisnya sehingga menyebabkan terjadi pemborosan dari sisi transportasi. Contoh sederhana, misalkan ada sebuah toko roti. Sang pemilik membeli tepung dari vendor yang berada cukup jauh dari basis bisnisnya, padahal bisa jadi ia memperoleh vendor yang lebih dekat.
ADVERTISEMENT
Jauhnya vendor ini dapat menyebabkan harga bahan baku menjadi naik karena terbebani biaya perjalanan/ongkos kirim. Hal ini tentu saja membuat proses bisnis menjadi tidak efisien dan dari sisi lingkungan pun tidak baik karena akan meningkatkan carbon footprints.
Jenis pemborosan kelima adalah inventory/penyimpanan. Inventory menjadi hal yang cukup krusial di dalam sebuah bisnis, terutama bisnis yang memproduksi barang dalam jumlah yang cukup besar. Kesalahan pengelolaan inventory bisa berakibat fatal, seperti bahan baku rusak atau produk tidak bisa disimpan dengan baik.
Pemborosan keenam adalah rework/pekerjaan ulang. Rework ini menjadi salah satu momok yang perlu dihindari oleh pebisnis. Ambillah contoh ada seorang pengusaha las. Klien menginginkan agar pagar rumahnya dilas sedemikian rupa sehingga sesuai dengan keinginannya. Akan tetapi ternyata pegawainya di lapangan tidak mengerjakan pekerjaan tersebut sesuai dengan perjanjian dan kualitas yang dihasilkan tidak memuaskan pelanggan.
ADVERTISEMENT
Alhasil, pelanggan meminta agar pekerjaannya diulangi hingga memenuhi mutu yang telah disepakati. Hal ini tentu saja menjadi pemborosan yang cukup genting karena selain memakan waktu namun juga memaksa sang pengusaha untuk mengeluarkan biaya lebih untuk bahan baku dan tenaga kerja.
Ketujuh adalah over-processing/proses kerja yang berlebihan. Proses kerja yang berlebihan ini bisa dimaknai dengan adanya proses yang boleh jadi sebenarnya tidak perlu ada. Semisal pengusaha mebel ketika membuat mebel ia memperhalus bagian kayu yang tidak terlihat dari luar dan sebetulnya tidak perlu diperhalus. Pekerjaan ini tidak diperlukan namun tetap memakan waktu, biaya, dan tenaga.
Pemborosan yang terakhir adalah intellect/tidak memberdayakan kemampuan tenaga kerja dengan maksimal. Setiap pekerja pada dasarnya memiliki kemampuan yang bisa diandalkan. Hanyasanya tidak semua manajemen bisa melihat hal tersebut sehingga potensi seorang pegawai tidak muncul dengan maksimal. Manajemen harus lihai dalam memunculkan kemampuan maksimal pegawai salah satu caranya bisa dengan menggunakan suggestion system (SS).
ADVERTISEMENT
Jika kita mampu mengurangi bahkan menghilangkan pemborosan tersebut maka niscaya bisnis/organisasi yang sedang kita jalankan bisa beroperasi dengan lebih efisien sehingga bisa meningkatkan laba/keuntungan.