Konten dari Pengguna

Quranic Productivity: Mendalami Mu'jizat Al-Quran (2)

Tri Cahyo Wibowo
Instructor, Coach, Writer, Consultant of Productivity. Civil servant at Jakarta Productivity Development Center (Pusat Pengembangan Produktivitas Daerah Provinsi DKI Jakarta).
1 Mei 2022 8:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tri Cahyo Wibowo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi A-Quran. FOTO: pexels.com/Abdulmeilk Aldawsari
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi A-Quran. FOTO: pexels.com/Abdulmeilk Aldawsari
ADVERTISEMENT
Quranic Productivity mengajak pembaca menggali nilai-nilai produktivitas yang terkandung di dalam Al-Qur'an.
ADVERTISEMENT
Al-Quran, di masa-masa awal turunnya menimbulkan resistensi dan penolakan dari banyak kaum Quraisy, banyak beredar fitnah bahwa Al-Quran yang dibawa oleh Muhammad SAW adalah syair, mantra sihir, atau perkataan pribadi Muhammad SAW.
Kala itu para petinggi Quraisy risau dengan risalah yang dibawa oleh Muhammad SAW, mereka mencoba menebarkan berbagai macam fitnah kepada beliau, mulai dari pendusta, tukang sihir, hingga orang gila. Namun fitnah itu sulit disematkan kepada Rasulullah SAW karena pribadinya yang memang sudah mulia sejak awalnya.
Sulit menyatakan bahwa Muhammad SAW adalah pendusta, karena ia sudah mendapat julukan al-amin (yang terpercaya) sejak sebelum diangkat menjadi Rasul.
Penyihir maupun orang gila pun bukan pada tempatnya disematkan kepada Muhammad SAW karena tak pernah sedikitpun beliau berurusan dengan sihir dan juga beliau berasal dari kabilah Quraisy bani Hasyim yang sangat dihormati.
ADVERTISEMENT
Bahkan di masa sebelum kenabian, Muhammad SAW menjadi penentu dalam peletakan hajar aswad (batu hitam) di Ka’bah pascarenovasi yang dilakukan.
Gagalnya fitnah ini membuat para petinggi Quraisy berputus asa, hingga al-Walid bin al-Mughirah menyampaikan kepada musyrikin Quraisy agar menyebarkan fitnah di musim haji bahwa dia seorang penyihir. Ia membawa sihir yang memisahkan seorang anak dengan ayahnya, seseorang dengan saudaranya, suami dengan istrinya, dan seseorang dengan keluarganya. Mereka bercerai-berai akibat kekuatan sihirnya (Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam).
Sesungguhnya penolakan mereka terhadap Al-Quran adalah buah dari kedengkian dan kesombongan yang ada di hati mereka. Apapun yang Allah turunkan sebagai mukjizat, akan tetap dibantahnya.
وَإِن يَرَوْا۟ ءَايَةًۭ يُعْرِضُوا۟ وَيَقُولُوا۟ سِحْرٌۭ مُّسْتَمِرٌّۭ
Terjemahan: Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata, "(Ini adalah) sihir yang terus menerus." [QS. Al-Qamar (54):2].
ADVERTISEMENT

Tidak Ada Keraguan di dalam Al-Quran

Al-Quran yang kita miliki saat ini berbentuk buku/kitab, namun buku ini tidak sama dengan buku-buku lain yang ada di dunia. Isinya tidak pernah berubah sejak pertama kali disampaikan dari lisan Nabi Muhammad SAW hingga saat ini.
Ia terjaga dalam bentuk hafalan dan tulisan. Jika ada hafalan yang salah, maka tulisan akan mengoreksi dan jika ada tulisan yang keliru, maka hafalan para hamilul Quran/hafidzul Quran (penghafal Al-Quran) akan memperbaikinya, sehingga isi Al-Quran benar-benar otentik dan terjaga.
Tidak pernah kita temukan istilah “Al-Quran yang disempurnakan” atau perbedaan isi Al-Quran di Indonesia dengan di Selandia Baru. Isinya sama, tulisannya pun sama, dalam Bahasa Arab. Yang berbeda hanyalah bahasa terjemahannya saja.
ADVERTISEMENT
Mengapa Al-Quran bisa terjaga keotentikannya? Jawabannya sederhana, karena Al-Quran adalah firman Allah maka Allah sendiri yang telah menjamin untuk menjaganya.
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا ٱلذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَـٰفِظُونَ ٩
Terjemahan: Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Alquran, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya. [QS. Al-Hijr (15):9].
Bahkan menariknya, Allah memberikan tantangan bagi mereka yang belum mempercayai Al-Quran, dengan tantangan yang begitu tegas dan lugas.
وَإِن كُنتُمْ فِى رَيْبٍۢ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا فَأْتُوا۟ بِسُورَةٍۢ مِّن مِّثْلِهِۦ وَٱدْعُوا۟ شُهَدَآءَكُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ إِن كُنتُمْ صَـٰدِقِينَ ٢٣
Terjemahan: Dan jika kamu meragukan (Alquran) yang kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. [QS Al-Baqarah (2): 23].
ADVERTISEMENT
Allah menantang setiap pihak untuk membuat surat semisal Quran dan mengajak sesiapa yang memiliki kepandaian bersyaír untuk membantunya. Namun tiada pernah ada yang bisa membuatnya.
Ambillah contoh ayat-ayat yang pernah dilantunkan oleh Musailamah al-Kadzdzab (Musailamah Sang Pendusta) yang mengaku sebagai nabi berikut ini, yaitu yang ia sebut sebagai Surat Al-Fiil (Gajah).
الفيلُ مَا الفيل,
وما أدْراكَ مَالفِيل,
له دنب وَبِيل وخُرطُوم طَويلٌ,
Artinya: "Gajah, apakah itu gajah, tahukah kamu apa itu gajah; gajah mempunyai ekor yang kecil dan belalai yang panjang."
Betapapun Musailamah al-Kadzdzab berusaha untuk membuat ayat semisal Al-Quran, tapi apa yang ia susun justru menampilkan kebodohan dan ketidakmampuannya.
Betapa ayat itu tiada makna dan arti, jauh berbeda dari Al-Quran yang sangat tinggi tingkat kesusastraannya disertai dengan makna yang mendalam bagi setiap jiwa yang mendengarnya.
ADVERTISEMENT
Bahkan orang-orang yang belum memahami Bahasa Arab pun bisa tertegun mendengarkan lantunan ayat suci Al-Quran.
Allah telah memastikan bahwa tidak akan ada seorang pun yang mampu membuat ayat semisal Al-Quran. Itulah mengapa Al-Quran terjaga keasliannya hingga hari kiamat kelak.
فَإِن لَّمْ تَفْعَلُوا۟ وَلَن تَفْعَلُوا۟ فَٱتَّقُوا۟ ٱلنَّارَ ٱلَّتِى وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ ۖ أُعِدَّتْ لِلْكَـٰفِرِينَ ٢٤
Terjemahan: Jika kamu tidak mampu membuatnya, dan (pasti) tidak akan mampu, maka takutlah kamu akan api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu yang disediakan bagi orang-orang kafir. [QS. Al-Baqarah (2): 24].
Wallahu a’lam bish-shawwaab.