Konten dari Pengguna

Mambruk : Burung Merpati Terbesar Di Dunia Berasal dari Papua

Tri Haryoko
Peneliti Ahli Madya di Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi-BRIN
4 Juni 2024 15:23 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tri Haryoko tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Merpati merupakan burung dalam keluarga Columbidae yang terdiri atas beberapa kelompok diantaranya adalah punai, pergam, merpati tanah, walik, tekukur, perkutut dan mambruk. Memiliki tubuh yang padat dan gemuk, ukuran kepala yang relatif kecil, paruh pendek dan gaya berjalan yang khas seperti terayun-ayun.
ADVERTISEMENT
Keluarga burung merpati dikategorikan sebagai hewan granivora yang memakan biji-bijian dan juga hewan pemakan buah (frugivora). Kebanyakan hanya bertelur satu atau dua butir saja. Induk akan memberi makan anak-anaknya dengan “crop milk” yaitu suatu sekresi sel epitel yang sebagian besar terdiri atas air, protein, dan lemak.
Burung merpati apakah yang terbesar?
Keluarga Colombidae tersebar hampir diseluruh dunia dengan jumlah sekitar 353 jenis yang mempunyai ukuran bervariasi dengan panjang tubuh antara 20 -79 cm. Diantara keluarga ini yang terkecil adalah perkutut dengan panjang sekitar 20-22 cm dan berat badan 50-72 gram.
Sedangkan merpati yang terbesar adalah burung mambruk (Goura spp.) dengan ukuran panjang 65-79 cm dan berat badan 1800-2400 gram. Walaupun burung Mambruk berukuran besar namun mempunyai kemampuan terbang yang baik, bahkan sering bertengger di atas dahan yang tinggi. Namun demikian dalam mencari makanan lebih menyukai makan buah dan bijian yang jatuh, namun sesekali juga makan serangga.
ADVERTISEMENT
Mambruk seringkali disebut juga dengan nama "Burung Dara Mahkota", karena mambruk mempunyai hiasan jambul di bagian atas kepala sebagai mahkota yang berbentuk pipih seperti kipas. Burung ini terlihat sangat cantik karena seperti mengenakan mahkota dan memiliki mata berwarna merah dan memakai “topeng mata” berwarna hitam.
Burung mambruk mempunyai sebaran alami di Papua (wilayah Indonesia) dan Papua Nugini. Terdapat empat jenis burung mambruk yaitu Goura cristata, Goura scheepmakeri, Goura victoria, dan Goura sclaterii.
Mambruk Ubiaat (Goura cristata)
Pertama kali diberi nama Columba cristata oleh Peter Simon Pallas pada tahun 1764 yang diperoleh dari Fak Fak Papua. Nama genus Columba adalah nama ilmiah yang diberikan untuk genus burung merpati, oleh karena menyerupai merpati maka burung mambruk ini awalnya diberi nama dengan Columba. Namun akhirnya diubah menjadi Goura untuk semua jenis mambruk.
ADVERTISEMENT
Berukuran panjang total sekitar 66–75 cm dengan berat antara 1800–2400 gram. Warna bulu keseluruhan biru keabu-abuan sedang hingga gelap, terlihat lebih pucat pada jambul yang terlihat seperti berendra dengan semburat keperakan. Penutup sayap berwarna merah keunguan tua dan terlihat ada bagian bercak putihnya. Terdapat seperti garis hitam lebar memanjang dari pangkal paruh mengelilingi mata dan berakhir di belakangnya; iris mata berwarna merah, paruh hitam, tungkai dan kaki merah tua.
Sebarannya hanya di wilayah Indonesia yaitu Papua bagian barat laut (Kepala Burung dan Leher Burung) dan pulau-pulau di sekitarnya (Waigeo, Batanta, Salawati, dan Misool).
Mambruk Ubiaat (Goura cristata) (Sumber : Phil Chaon Macaulay/ Library ML 247048361/ Baptista et al Bird of the wold 2020)
Mambruk Victoria (Goura victoria)
Pertama kali diberi nama Lophyrus victoria oleh Louis Fraser pada tahun 1844 dari burung yang diperoleh dari Geelvink Bay di Papua Nugini.
ADVERTISEMENT
Mempunyai ukuran panjang total 66–74 cm dan berat badan 2384 gram. Perbedaan dengan jenis mambruk lainnya terletak pada bulu jambul, yang ujungnya lebar berwarna putih, ujungnya bergerigi dan kurang berenda, sehingga bulu jambul terlihat sedikit terpisah. warna bulu bagian dada merah keunguan tua.
Sebaran dari Papua bagian utara seperti Biak dan Yapen sampai Papua Nugini bagian utara
Mambruk victoria (Goura victoria) (Sumber : Tri Haryoko 2022)
Mambruk Sclater (Goura sclaterii)
Pertama kali diberi nama Goura sclaterii oleh Adelardo Tommaso Salvadori pada tahun 1876 dari burung yang diperoleh dari Fly River, Papua Nugini.
Berukuran panjang total sekitar 66–73 cm dan berat badan antara 2000–2235 gram. Jambul berwarna abu-abu pucat seperti kipas, tidak berpola. Seperti Mambruk Ubiaat (Goura cristata), perbedaan mencolok pada tubuh bagian depan yang berwarna merah marun keunguan dari tenggorokan hingga dada bagian bawah dan sebagian besar sayapnya. Warna tungkai dan kaki merah keunguan.
ADVERTISEMENT
Sebaran dari Papua bagian selatan di sekitar Mimika sampai Papua Nugini bagian selatan
Mambruk Sclater (Goura sclaterii) (Sumber: David Kirsch/Macaulay Library ML 478168261/ eBird Checklist S116674447)
Mambruk Selatan (Goura scheepmakeri)
Berukuran panjang total sekitar 71–79 cm. memiliki jambul yang lebih panjang dibandingkan dengan G. sclaterii dan lebih berenda dibandingkan pada G. cristata. Mirip dengan G. cristata tetapi Bulu bagian depan leher berwarna biru tua abu-abu, dada merah marun memanjang ke belakang dan menjadi abu-abu kusam di bagian perut.
Mambruk jenis ini tidak dijumpai di Papua (Indonesia), tetapi hanya sekitar Pesisir selatan Papua Nugini.
Ilustrasi Mambruk Selatan (Goura scheepmakeri) (sumber : Hilary Burn/Baptista et al Bird of the wold 2020)
Konservasi Burung Mambruk
Untuk melindungi populasinya dari ancaman kepunahan akibat eksploitasi yang berlebihan, maka burung mambruk ditetapkan dalam beberapa kategori status konservasi, yaitu :
1. Jenis dilindungi oleh Pemerintah Indonesia
ADVERTISEMENT
2. Jenis Appendiks II oleh CITES
3. Jenis terancam oleh redlist IUCN
Burung mambruk di Indonesia termasuk dalam jeni-jenis fauna yang dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018.
Suatu flora dan fauna dimasukkan dalam status dilindungi apabila memenuhi kriteria seperti yang diatur dalam PP No 7 Tahun 1999 tentang pengawetan tumbuhan dan satwa. Adapun kriterianya adalah : 1) mempunyai populasi yang kecil; 2) adanya penurunan yang tajam pada jumlah Individu dialam; 3) daerah penyebarannya yang terbatas (endemik). Konsenkuensi dari suatu jenis masuk dalam daftar lindungan adalah pemanfaatan secara komersial hanya bisa berasal dari hasil penangkaran.
Untuk mengatur pemanfaatan untuk tujuan perdagangan komersial secara internasional, maka Indonesia ikut meratifikasi perjanjian internasional dalam Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES). Dalam CITES menyepakati burung mambruk masuk dalam daftar Appendiks II. Kategori ini terdiri atas daftar spesies yang tidak terancam kepunahan, tetapi apabila perdagangan terus berlanjut tanpa adanya pengaturan akan menyebabkan terancam punah. Oleh karena itu pemerintah Indonesia melakukan pengaturan melalui kajian ilmiah yang mendalam untuk mendapatkan rekomendasi pemanfaatannya.
ADVERTISEMENT
Suatu organisasi internasional bernama International Union for Conservation of Nature (IUCN) yang bergerak dalam bidang konservasi alam mengkategorikan mambruk Goura cristata dan Goura scheepmakeri dalam status Vulnerable (Rentan) sedangkan Goura sclaterii dan Goura victoria dalam status Near Threatened (Hampir Terancam). Artinya burung mambruk menghadapi risiko tinggi kepunahan di alam liar bahkan terancam punah dalam waktu dekat.