Konten dari Pengguna

Student Loan: Solusi atau Bumerang?

Tri Megawangi Mahardika
Mahasiswa Program Studi Jurnalistik Universitas Padjadjaran.
15 Juli 2024 15:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tri Megawangi Mahardika tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi mahasiswa khawatir. Foto: fizkes/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mahasiswa khawatir. Foto: fizkes/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mahalnya biaya pendidikan tinggi di Indonesia Menjadi perdebatan yang terus berlanjut. Permasalahan ini kian meruncing seiring rencana pemerintah untuk menaikkan biaya kuliah. Baru-baru ini, bagaikan secercah harapan, pemerintah membatalkan rencana kenaikan uang kuliah tunggal (UKT). Namun, di saat bersamaan, muncul wacana penerapan skema student loan atau pinjaman biaya pendidikan tinggi sebagai solusi.
ADVERTISEMENT
Benarkah student loan jawaban tepat untuk permasalahan ini? Atau justru menambah masalah baru bagi mahasiswa dan lulusan?
Skema student loan, di mana mahasiswa diberikan pinjaman untuk membayar biaya kuliah yang harus mereka lunasi setelah lulus dan mulai bekerja.
Skema ini bagaikan pisau bermata dua. Di satu sisi, student loan dapat membuka akses pendidikan bagi pelajar dari keluarga kurang mampu, meningkatkan kualitas pendidikan melalui pendanaan tambahan bagi universitas, dan meringankan beban pemerintah.
Di sisi lain, student loan berpotensi membebani lulusan dengan utang yang berkepanjangan, memperumit sistem pendidikan, dan memicu stres dan kecemasan bagi para lulusan jika tidak mendapatkan pekerjaan yang layak untuk membayar cicilan pinjaman.
Konsep ini telah diterapkan di berbagai negara maju, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Prancis, dan Korea Selatan. Meskipun demikian, penerapan student loan di negara-negara tersebut tidak lepas dari kontroversi dan masalah, seperti tingginya tingkat kredit macet dan beban utang yang berkepanjangan bagi lulusan.
ADVERTISEMENT
Wacana student loan akan diterapkan di Indonesia ini mendatangkan banyak kritik dari berbagai pihak salah satunya, mahasiswa. Mereka menilai bahwa skema student loan tidak efektif dan hanya akan memindahkan beban finansial ke masa depan. Pengalaman negara lain menunjukkan bahwa student loan bisa menyebabkan kredit macet dan masalah finansial jangka panjang bagi lulusan.
Sebelum terburu-buru mengadopsi student loan, Indonesia perlu melakukan kajian mendalam, memahami kondisi ekonomi, lapangan kerja, dan sistem pendidikan, membuat regulasi yang jelas dan kuat untuk mencegah penyalahgunaan skema pinjaman dan melindungi hak-hak mahasiswa, meningkatkan edukasi finansial bagi mahasiswa, dan mencari solusi alternatif seperti program beasiswa, subsidi pendidikan, dan program pengembangan ekonomi yang lebih komprehensif.
Pemerintah harus mempertimbangkan kebijakan alternatif yang lebih berkelanjutan untuk mengatasi mahalnya biaya kuliah. Alokasi anggaran pendidikan yang tepat, peningkatan kualitas pengelolaan perguruan tinggi, serta peningkatan skema beasiswa adalah beberapa solusi yang dapat dipertimbangkan. Beasiswa, misalnya, dapat membantu mahasiswa yang kurang mampu tanpa menambah beban utang setelah lulus.
ADVERTISEMENT
Penting untuk diingat bahwa student loan bukanlah solusi tunggal. Pemerintah harus berfokus pada pengelolaan anggaran yang lebih efektif, peningkatan skema beasiswa, dan peningkatan kualitas pendidikan. Dengan demikian, pendidikan tinggi yang terjangkau dan berkualitas bisa menjadi kenyataan bagi seluruh masyarakat Indonesia, tanpa membebani generasi mendatang dengan utang yang membelenggu.