Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Hello Cello Alternate Universe: Perkembangan Sastra Populer di Era Digital
25 Maret 2024 13:20 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Tri Utami tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hello Cello merupakan cerita alternative universe (au) yang ditulis oleh akun @ijoscripts di platfrom X atau Twitter dan berada di dalam satu universe dengan cerita Hilmy Milan.
ADVERTISEMENT
Masyarakat Indonesia pada era digital ini sudah dengan mudah mengakses jaringan internet di mana saja dan kapan saja. Para perusahaan penyedia jasa layanan telekomunikasi telah menyediakan banyak jaringan agar dapat diakses di mana sana. Perusahaan telekomunikasi ini diantaranya yaitu XL, Telkom, Indosat, Smartfren, dan Huawei.
Selain jaringan internet yang dapat diakses di mana saja, jaringan internet di era digital ini juga dapat digunakan di berbagai perangkat seperti handphone, tablet, laptop, dan juga komputer. Seiring berjalanny waktu, perangkat-perangkat tersebut kini kian mobile sehingga bisa memudahkan kita untuk dapat mengakses internet di mana saja.
Perkembangan yang pesat ini juga memengaruhi banyak aspek, seperti media sosial. Pada era digital ini, kita dengan mudah membuka media sosial di mana saja dan kapan saja. Media sosial yang sering digunakan biasanya adalah whatsapp, twitter, instagram, tiktok, goodreads, dan wattpad. Berbagai media sosial yang disebutkan di atas merupakan contoh media sosial yang berdampak pada industri kreatif dan juga perkembangan sastra populer di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pada era digital ini dapat memberi penerbit untuk menerbitkan buku yang diterbitkan dalam dua versi, yaitu digital dan cetak (Hviid, Jacques, & Sanchez, 2017). Buku digital disebut sebagai e-book. Dengan adanya e-book ini dapat memotong biaya kertas dan cetak (Kukalis, 2009). E-book sendiri bisa diakses melalui smartphone yang kita miliki.
Media sosial seperti goodreads merupakan media yang dapat membantu para konsumen untuk menilai, merespon, dan mengkritik suatu karya tanpa adanya paksaan. Para penerbit, penulis dan calon konsumen dapat mengaksesnya dengan mudah. Selain itu, goodreas juga dapat membantu penerbit untuk mengetahui buku yang kurang disukai dapat dikurangi jumlah produksinya, begitu pula sebaliknya.
Selain itu, para penulis dapat bebas berkarya di media sosial pribadinya. Seperti menulis puisi, cerpen, alternative universe (AU), dan quotes dari berbagai novel. Salah satu contoh yang sedang tren saat ini adalah alternative universe (AU), merupakan cerita pendek yang di terbitkan di salah satu platfrom, yaitu twitter ata X yang biasanya tokoh utamanya merupakan seorang idol. Biasanya AU ini ditulis di akun pribadi atau akun khusus menulis. Para penulis juga biasanya menulis AU untuk hiburan atau sebagai penghilang stres.
ADVERTISEMENT
Meskipun hanya ditulis untuk hiburan, tetapi sudah banyak karya yang diterbitkan menjadi sebuah buku. Contohnya adalah AU berjudul Hello Cello yang ditulis oleh akun @ijoscripts. AU ini sangat populer karena sang karakter utama, Cello, merupakan lelaki yang diidam-idamkan oleh kebanyakan remaja perempuan zaman sekarang, mulai dari karakter, sifat, dan ilustrasi wajahnya. Berikut contoh nyata cuitan beberapa akun di twitter yang berkata ingin mempunyai lelaki seperti Cello
Dari contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa era digital sangat memengaruhi para penulis untuk menyalurkan bakat menulisnya di berbagai platfrom digital. Selain itu, para penulis juga akan mendapatkan kepercayaan diri untuk terus berkembang dalam menulis karya karyanya dan dapat terus mengasah kemampuan menulisnya.
Selain dampak di atas, penulis juga dapat berinteraksi langsung dengan para pembaca karyanya lewat media sosial pribadinya ataupun platfrom lain seperti web curioscat yang bisa mengirim pesan secara anonim. Tetapi kebanyakan penulis lebih sering berinteraksi dengan cara membalas tweet pembaca atau meng-quote retweet dari tweet sang pembacanya. Hal ini dapat menimbulkan ketertarikan pembaca untuk terus membaca karya-karya sang penulis, karena mereka menganggap tweetan mereka terlihat oleh penulis.
ADVERTISEMENT
Perkembangan sastra populer di era digital dapat menjadi peluang bagi para penulis penulis baru yang ingin memulai berkarya, berekspresi, dan berimajinasi dengan memanfaatkan media sosial dan platfrom digital yang mereka miliki. Selain itu, melalui era digital ini, banyak sekali genre sastra baru yang bermunculan yang ditulis oleh penulis-penulis baru di media sosial. Dengan demikian, hal ini dapat menjadi catatan sejarah dalam kesusastraan Indonesia di era digital.