Konten dari Pengguna

Literatur Digital : Apakah Sebuah Kemajuan Atau Ancaman Bagi Buku Cetak?

Tria Novera
Mahasiswa S1 Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Airlangga.
12 Desember 2024 14:02 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tria Novera tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Image by https://www.shutterstock.com/g/PavlovskaYevheniia
zoom-in-whitePerbesar
Image by https://www.shutterstock.com/g/PavlovskaYevheniia
ADVERTISEMENT
Perkembangan teknologi telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk cara kita membaca dan mengakses literatur. Dalam beberapa dekade terakhir, literatur digital seperti e-book, webnovel, dan audiobooks semakin populer, memberikan pengalaman baru bagi pembaca di seluruh dunia. Namun, kemunculan literatur digital ini juga memunculkan pertanyaan mendasar: Apakah ini sebuah kemajuan yang memperkaya dunia literasi, atau justru ancaman bagi keberlangsungan buku cetak?
ADVERTISEMENT
Kemudahan Akses dan Inovasi
Literatur digital membawa kemudahan yang belum pernah ada sebelumnya. Dengan perangkat seperti tablet, smartphone, atau e-reader, pembaca dapat membawa ribuan buku hanya dalam satu genggaman. Selain itu, literatur digital mempermudah akses terhadap buku-buku yang sulit ditemukan secara fisik, terutama di wilayah-wilayah terpencil atau dengan koleksi perpustakaan terbatas. Tidak hanya itu, literatur digital juga memungkinkan pembaca untuk menyesuaikan pengalaman membaca mereka. Fitur seperti penyesuaian ukuran font, mode malam, dan pencarian kata kunci membuat pengalaman membaca menjadi lebih personal dan efisien. Audiobook, sebagai bagian dari literatur digital, bahkan memberi kesempatan bagi mereka yang sibuk untuk menikmati buku saat bepergian, memasak, atau berolahraga. Dari sudut pandang penulis dan penerbit, literatur digital menghadirkan peluang besar. Penulis indie dapat mempublikasikan karya mereka dengan mudah melalui platform seperti Kindle Direct Publishing, tanpa harus melalui proses panjang dan mahal di penerbit tradisional. Hal ini membuka jalan bagi lebih banyak suara kreatif untuk didengar. Kehadiran media berbasis internet memberikan kemudahan dalam proses produksi, distribusi, dan akses informasi, sehingga mampu menggantikan bahkan menghilangkan media konvensional yang kini beralih sepenuhnya ke digital. Era digital bukan lagi soal kesiapan seseorang untuk mengikuti perkembangan teknologi atau sekadar pilihan, melainkan sudah menjadi tuntutan bagi setiap individu untuk beradaptasi dengan kemajuan yang terus berkembang.
ADVERTISEMENT
Tantangan Bagi Buku Cetak
Meski menawarkan berbagai keuntungan, literatur digital tak luput dari kritik. Salah satu kekhawatiran utama adalah bagaimana ini mempengaruhi keberlangsungan buku cetak. Data menunjukkan bahwa penjualan buku cetak di beberapa wilayah mengalami penurunan sejak popularitas ebook meningkat. Kebiasaan orang yang dulu membaca di media cetak kini banyak beralih ke media digital berbasis internet. Akibatnya, jumlah pembaca dan pelanggan buku cetak semakin berkurang. Hal ini juga berdampak pada menurunnya pendapatan perusahaan dari iklan. Lama-kelamaan, industri buku cetak jadi semakin terancam keberadaannya. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa buku cetak, yang telah menjadi bagian integral dari budaya manusia selama berabad-abad, bisa kehilangan tempatnya. Selain itu, banyak orang merasa bahwa pengalaman membaca buku cetak tidak dapat digantikan oleh layar digital. Sentuhan kertas, bau khas buku baru (atau tua), dan keintiman yang dirasakan saat membaca buku fisik seringkali dianggap sebagai elemen yang esensial dalam membaca. Literatur digital, meski praktis, sering kali dirasa kurang memberikan koneksi emosional yang sama.
ADVERTISEMENT
Salah satu argumen yang sering diajukan dalam perdebatan ini adalah dampaknya terhadap lingkungan. Literatur digital dianggap lebih ramah lingkungan karena tidak membutuhkan kertas, tinta, atau pengiriman fisik. Namun, produksi perangkat elektronik seperti e-reader dan konsumsi energi yang diperlukan untuk menyimpan dan mengakses literatur digital juga memiliki dampak lingkungan yang signifikan.Sementara itu, buku cetak, meskipun menggunakan kertas dan bahan lain, sering kali berasal dari sumber yang dapat diperbarui, seperti hutan yang dikelola secara berkelanjutan. Buku juga memiliki daya tahan yang lebih lama dibandingkan perangkat elektronik, yang cenderung menjadi usang dalam beberapa tahun.
Literasi di Era Digital
Literatur digital telah mengubah cara orang membaca dan mempengaruhi kebiasaan literasi generasi muda. Platform seperti Wattpad, Webtoon, dan Kindle memungkinkan akses instan ke ribuan cerita dan novel, sering kali secara gratis atau dengan biaya yang sangat rendah. Hal ini meningkatkan minat membaca di kalangan anak muda, meskipun formatnya mungkin berbeda dari literatur tradisional.Namun, beberapa kritikus khawatir bahwa tren ini dapat mengurangi minat terhadap karya sastra klasik dan literatur berkualitas tinggi. Ketergantungan pada algoritma platform juga membuat pembaca lebih cenderung terpapar pada karya-karya populer, sehingga karya-karya yang lebih mendalam atau kompleks mungkin terpinggirkan.
ADVERTISEMENT
Kolaborasi Digital dan Fisik
Daripada melihat literatur digital dan buku cetak sebagai dua kutub yang berlawanan, mungkin sudah waktunya untuk memikirkan cara keduanya dapat saling melengkapi. Literatur digital dapat menjadi alat untuk memperluas akses literasi, sementara buku cetak tetap menjadi pilihan bagi mereka yang menghargai pengalaman membaca yang lebih tradisional.Misalnya, banyak penerbit kini menawarkan paket yang mencakup buku cetak dan e-book, sehingga pembaca dapat menikmati fleksibilitas keduanya. Perpustakaan juga semakin sering menyediakan akses ke koleksi digital selain koleksi fisiknya, menjadikan mereka ruang inklusif bagi berbagai preferensi pembaca.
Pada akhirnya, literatur digital tidak harus dilihat sebagai ancaman bagi buku cetak, tetapi sebagai bagian dari evolusi alami dunia literasi. Setiap format memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, dan pilihan terbaik tergantung pada kebutuhan dan preferensi individu. Selama literatur tetap menjadi bagian penting dari budaya manusia, baik dalam bentuk digital maupun cetak, masa depan literasi akan tetap cerah. Tantangan sebenarnya adalah bagaimana memastikan bahwa teknologi digunakan untuk memperkaya pengalaman membaca, tanpa mengorbankan nilai-nilai yang telah diwariskan oleh buku cetak selama berabad-abad.
ADVERTISEMENT