Konten dari Pengguna

Intisari Wanita Muslimah Bersama Dirinya Bagian Dua

Triana Rahma Wulandari
Seorang Pemelajar, menempuh pendidikan S1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8 November 2022 11:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Triana Rahma Wulandari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Sikap Wanita Muslimah Terhadap Akalnya dalam Buku Pribadi Wanita Muslimah Ideal

Gambar buku hasil potretan sendiri dan diedit menggunakan aplikasi Canva.
zoom-in-whitePerbesar
Gambar buku hasil potretan sendiri dan diedit menggunakan aplikasi Canva.
Buku Menjadi Pribadi Muslimah Ideal, menjelaskan dengan rinci untuk menjadi wanita muslimah yang Kaffah atau menyeluruh tidak setengah-setengah karena kurangnya pengetahuan. Di dalam buku yang saya baca, wanita muslimah tidak boleh mengabaikan dirinya.
ADVERTISEMENT
Ia harus senantiasa memerhatikan penampilan yang terbaik dan bersih pada saat melakukan tugas ibu rumah tangga. Ia harus berpenampilan bagus tanpa berlebihan. Sebab, perhatiannya terhadap penampilan dirinya yang terbaik menunjukkan pemahaman yang mendalam terhadap kepribadiannya, mencerminkan ketajaman naluri dan kejelian pandangannya terhadap peranan hidupnya di dunia, serta melambangkan keutuhan pola pandangan terhadap kepribadian wanita muslimah yang sejatinya tidak boleh dipisahkan antara penampilan fisik dan nilai rohaninya.
Sebab, bentuk yang bersih, bagus dan rapi lebih pantas untuk muatan Akhlak yang mulia dan hakikat jiwa yang luhur. Kedua Hal inilah yang membentuk kepribadian wanita muslimah yang cerdas. Wanita muslimah yang cerdas adalah wanita yang mampu menyeimbangkan penampilan fisik dengan kapasitas intrinsiknya. Ia paham bahwa dirinya terdiri dari unsur jasad, akal, dan ruh. Sehingga, ia memberikan hak masing-masing secara utuh dan proporsional tidak berlebihan di satu sisi dengan mengurangi hak sisi yang lain.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, sudah dibahas tentang Sikap Wanita Muslimah Terhadap Dirinya. Hal-hal yang ada di dalam diri harus diperhatikan supaya bisa menerapkan penetapan yang telah ditentukan oleh-Nya.
Bila ingin membaca silakan klik tautan
https://kumparan.com/triana-rahmawulandari/1zAdHoI01rn?utm_source=Desktop&utm_medium=wa&shareID=XyM4ghz dZnBl
Pada kesempatan ini, saya akan memberikan pengetahuan berupa intisari dari dalam buku yang membuat muslimah di seluruh dunia sadar bahwa kami diciptakan sangat istimewa dan terjaga oleh-Nya. Bagian yang akan dibahas adalah Sikap Wanita Muslimah Terhadap Akalnya.
1. Muslimah merawat akal dengan pengetahuannya, dengan memelihara kesehatan akalnya sebab tidak kalah penting dari memelihara kesehatan fisik. Harga diri seseorang dilihat dari akal, pikiran, dan ucapannya.
Upaya merawat akal dengan pengetahuan adalah tidak lelah untuk menuntut ilmu, sebagaimana telah dijelaskan pada salah satu sabda Rasulullah saw. Terkait tentang menuntut ilmu, “Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap orang muslim (H.R. Ibnu Majah).” Wanita muslimah sangat antusias menuntut ilmu, tidak pernah merasa malu bertanya tentang hukum agama, bertanya tentang kebenaran yang sebelumnya tidak diketahui.
ADVERTISEMENT
Kita sebagai muslimah harus terus bersemangat menuntut ilmu dengan cara belajar, karena itu kewajiban kita sebagai makhluk yang diciptakan oleh-Nya untuk mencari ilmu dan bisa mengamalkannya karena kita menyadari urgensi mempelajari ilmu yang bermanfaat dan berpengaruh terhadap diri, anak, keluarga, dan masyarakat.
2. Perkara yang Patut Dipelajari dan Dikuasai oleh Wanita Muslimah, hal utama yang harus dikuasai oleh setiap wanita muslimah adalah Alquran. Ia harus mampu membacanya dengan baik sesuai dengan kaidah hukum tajwid dan mampu menafsirkannya, mempelajari ilmu hadits, sirah kehidupan Nabi Muhammad saw., kisah para tokoh shahabiyah dan wanita tabiin. Wanita muslimah juga harus mengkaji pembahasan-pembahasan ilmu fiqih sebagai landasan untuk melaksanakan ibadah dan muamalatnya, dan untuk memahami hukum agama dengan benar.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, wanita muslimah beralih mempelajari ilmu yang berkenaan dengan tugas utamanya dalam kehidupan yaitu memelihara rumah, suami, keluarga, dan anak-anaknya. Tatkala wanita muslimah melangkah belajar untuk memiliki keahlian, berarti telah menatap petunjuk Islam dalam mendidik kepribadiannya, baik aspek keilmuan, kejiwaan maupun sosial agar mampu melaksanakan tugas utama yang diembannya secara khusus.
3. Prestasi Wanita Muslimah dalam Ilmu Pengetahuan Wanita muslimah sejak zaman kenabian, memiliki ilmu pengetahuan yang luas sehingga prestasinya juga melimpah.
Ada pun sosok wanita yang unik dan bisa menjadi sumber teladan dalam hal menuntut ilmu pengetahuan antara lain, Ummul Mu’minin Aisyah ra. wanita dengan penuh semangat untuk banyak belajar dan membaca, setiap kali mendengar hal baru dan tidak dimengerti akan langsung bertanya sampai Ia paham, kemudian ada Putri Kandung Said bin Musayyib wanita yang memiliki paras cantik dan cerdas, paling hafal terhadap kitab Allah Swt., paling paham terhadap sunah Rasulullah saw., selanjutnya ada Fathimah binti Alauddin Al-Samarkandi wanita cerdas pengarang kitab Tuhfatu Al-Fuqaha’, ulama ahli fiqih yang belajar dari sang ayah dan menghafal seluruh isi kitab Tuhfahnya.
ADVERTISEMENT
Ketika wanita muslimah modern membaca sejarah wanita muslimah yang sangat cemerlang ini, pasti Ia akan bertambah cinta dan antusias untuk belajar. Ilmu meninggikan kedudukan mereka dalam lembaran sejarah. Akal mereka menjadi berkembang dan terhias dengan ketajaman pendapat, kekuatan analisis dan kekokohan kepribadian karena ilmu yang bermanfaat dan arahan yang benar.
4. Jauh dari Keyakinan dan Perilaku Khufarat, wanita muslimah yang senantiasa belajar akan terhindar dari polusi khufarat dan keyakinan bohong yang biasanya bersarang dalam pikiran kebanyakan wanita yang jahil. Bahkan, wanita yang memahami petunjuk agamanya, Ia meyakini bahwa tunduk kepada ahli bid’ah, khufarat, kebohongan, dan perdukunan merupakan dosa besar yang dapat merusak amalan setiap mukmin dan menghancurkan kehidupan akhiratnya.
ADVERTISEMENT
5. Tidak pernah putus belajar, wanita muslimah bahkan semua manusia ciptaan-Nya tahu akan salah satu kewajibannya di dunia yaitu mencari ilmu dari buaian hinggga liang lahat artinya saat manusia sudah hidup di dunia wajib mencari tahu tentang kebenaran melalui ilmu disertai dengan adab, berusaha untuk belajar seperti halnya orang tua yang menyekolahkan anak dari usia dini untuk masuk ke taman kanak-kanak (TK), kemudian anak-anak melanjutkan sekolahnya ke jenjang sekolah dasar (SD/MI) selama enam tahun lamanya, setelah lulus beranjak remaja anak-anak melanjutkan sekolahnya ke jenjang sekolah menengah pertama (SMP/MTS) selama tiga tahun, dimasa ini anak-anak mengalami banyak perubahan seperti naik atau turunnya iman, prestasi, lmu pengetahuan selanjutnya anak-anak tumbuh menjadi remaja yang sedang bertansisi menjadi dewasa ke jenjang sekolah menengah atas (SMA/SMK/MA) dan terus berlanjut pada kehidupan perkuliahan atau pun kehidupan yang sesungguhnya.
ADVERTISEMENT
Belajar memang harus ditempuh dengan segala upaya, musuh terbesarnya adalah diri sendiri yang malas, misalnya saat pandemi manusia terlalu banyak melakukan aktifitas di dalam rumah, sehingga banyak remaja atau generasi bangsa yang memilih untuk 'rebahan' dengan kedok me time padahal banyak kegiatan yang bermanfaat, seperti menonton sejarah Islam dari zaman kenabian hingga sekarang, menonton para sahabat nabi yang luar biasa memiliki keunggulan karena ilmu dan adabnya yang bisa dijadikan motivasi dalam diri bahwa generasi Islam adalah generasi yang pantang menyerah dalam mencari ilmu dan terus bersemangat untuk belajar, karena dengan ilmu kita bisa merubah suatu keadaan bangsa menjadi jauh lebih baik lagi.
Tinjauan Pustaka:
Ali, Muhammad. Pribadi Muslimah Yang Ideal. Jakarta: Rekombuk, 2020.
ADVERTISEMENT