Konten dari Pengguna

Sleep Paralysis dan Merasakan Sakit di Dalam Mimpi

triananugraheni25
Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Riau
10 Oktober 2022 13:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari triananugraheni25 tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pernah dengar soal ketindihan atau sleep paralysis? Harusnya pernah. Tapi kalau belum, akan kujelaskan dengan singkat. Sleep paralysis, secara ilmiah, adalah kondisi ketika tubuh telah bangun tetapi otak masih tertidur. Sementara menurut kepercayaan supranatural, sleep paralysis adalah sesuatu yang terjadi ketika tubuh kita ditindih setan. Itulah yang membuatnya dikenal dengan sebutan ketindihan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pertanyaannya, apa kalian pernah merasakannya?
Aku sering mengalaminya. Tidak bisa dihitung dengan jari. Apalagi jika aku tidur dalam keadaan sangat lelah, hampir dapat dipastikan aku akan merasakan yang namanya ketindihan.
Pertama kali itu terjadi, aku baru saja tertidur di tengah malam setelah puas menonton anime (makanya, jangan sering-sering begadang, ya). Awalnya, biasa saja. Sampai tiba-tiba aku terbangun, namun badanku tidak bisa bergerak. Sama sekali. Lebih parahnya lagi? Aku mendengar suara tawa perempuan yang sangat kencang dan memekik, tepat di samping telingaku. Suaranya persis seperti suara tawa kuntilanak yang biasa kalian dengar di video-video. Bayangkan bagaimana rasanya. Tawa itu berlangsung dalam waktu yang lama. Untungnya, aku tidur dalam keadaan wajah tertutup selimut, sehingga pandanganku terhalang. Entah apa yang akan kulihat (atau muncul dari imajinasiku) jika saat itu wajahku tidak tertutup selimut.
ADVERTISEMENT
Setelah itu pun, aku masih sering mengalami ketindihan. Biasanya tidak terjadi apa-apa, tapi tetap saja menakutkan. Tidak bisa menggerakkan tubuhmu sama sekali itu rasanya sangat menyesakkan. Apalagi jika aku akhirnya berhasil menggerakkan tubuhku dan memutuskan untuk tidur kembali, aku akan mengalami ketindihan lagi. Tiada akhir. Menakutkan dan melelahkan.
Penampakan (atau imajinasi) lain yang kulihat adalah sebuah kepala. Yah, tidak seluruhnya. Saat itu aku tidur di pinggir kasur dengan posisi miring, dan lagi-lagi terbangun dengan keadaan tidak bisa bergerak. Di hadapanku, perlahan-lahan, terlihat bagian atas kepala. Kepala itu perlahan naik, sementara aku berusaha mati-matian untuk bangun. Dalam pikiranku, aku harus bangun lebih dulu, sebelum wajah dari kepala itu muncul tepat di depan mukaku. Aku tidak mau melihatnya. Tapi, kepala itu terus naik dan aku masih tidak bisa bergerak. Kemudian...
ADVERTISEMENT
Fyuh. Wajahnya tertutup oleh rambut. Setidaknya aku bisa tenang kembali. Antiklimaks, ya? Tak lama, aku bisa menggerakkan tubuhku kembali dan sosok itu menghilang.
Kemudian, entah sejak kapan, gangguan yang kualami saat ketindihan berubah. Bukan lagi penampakan, melainkan suara. Suara-suara yang sangat berisik, mengganggu, dan seolah diputar dengan pengeras suara super kencang di dekat telingaku. Suara pertama yang kudengar agak konyol. Pada saat itu, dalam keadaan tubuh tidak bisa bergerak, di tengah malam, terdengar suara drum band. Iya, drumb band. Rasanya seolah ada sepasukan orang yang sedang menabuh drum sambil menghentak-hentakkan kaki di kamarku.
Di lain waktu, suara yang menggangguku adalah suara orang. Well, mungkin bukan orang. Rasanya seperti ada 3-4 'makhluk' di sekitarku yang sedang berbincang. Suara mereka bertabrakan satu sama lain dan memenuhi kepalaku. Sejujurnya, ini tidak bisa dibilang menakutkan bagiku. Lebih ke menyebalkan. Bayangkan saja, saat kalian tidur dalam keadaan amat lelah, kemudian malah mengalami ketindihan dan tidak bisa bergerak. Parahnya lagi, di sekitarmu seolah ada sekerumunan orang yang sedang mengobrol dengan suara kencang. Benar-benar mengganggu.
ADVERTISEMENT
Ketindihan terakhir yang kualami, dan baru-baru ini terjadi, benar-benar aneh. Dini hari sekitar jam dua, aku tiba-tiba terbangun. Karena merasa tidak mengantuk, aku memutuskan untuk bermain hp dan berselancar di dunia maya. Satu jam—atau mungkin dua—berlalu dan rasa letih akhirnya kembali menyerangku. Aneh memang, padahal sebelumnya aku terbangun dan merasa tidak bisa tidur lagi. Aku akhirnya memutuskan untk tidur kembali, melupakan suatu hal penting: tiap aku tidur kembali setelah terbangun di dini hari dan memutuskan untuk terjaga sebentar, aku akan mengalami ketindihan. 99%.
Lagi-lagi aku berada dalam kondisi antara bangun dan bermimpi. Badanku tidak bisa bergerak, tetapi mataku masih melihat. Awalnya tidak ada apa-apa. Tidak ada hal aneh. Kemudian...
Muncul tangan dari belakang tubuhku, menggenggam tanganku dengan kuat. Masalahnya adalah, aku tidur sendirian. Bahkan saat itu, aku mengalami ketindihan dengan posisi persis membelakangi dinding. Mana bisa ada orang di belakangku? Rasanya terlalu nyata untuk disebut sebagai mimpi. Sampai saat ini, aku masih ingat rasa dari cengkeraman itu.
ADVERTISEMENT
Ceritaku yang berikutnya masih berhubungan dengan tidur. Meskipun konsep horor kali ini bukanlah tentang hantu, tapi kujamin, ini tetap menakutkan.
Pernah dengar ucapan seperti ini? "Cubit dirimu. Kalau sakit, berarti itu nyata. Kalau tidak sakit, berarti kamu sedang bermimpi." Ungkapan ini seolah menunjukkan bahwa di dalam mimpi, tidak mungkin kamu merasakan sakit, karena itu tidak nyata.
Tapi aku merasakannya. Dengan jelas.
Dalam mimpiku yang pertama, aku sedang duduk di balkon pada malam hari, menatap langit yang dihiasi bintang dan bulan yang indah. Kedengarannya menyenangkan, ya? Memang. Sampai sesosok hantu muncul di dalam mimpiku, entah dari mana. Ia perlahan merangkak ke arahku, sementara aku dalam posisi terpojok. Saat wajahnya yang amat pucat tepat berada di depan mukaku, hantu tersebut mulai meracau. Aku tidak ingat apa yang dia katakan, tapi melihat matanya yang melotot, kurasa dia marah akan sesuatu. Kemudian, di sinilah aku merasakan sakit di dalam mimpi untuk pertama kalinya. Hantu itu sepertinya sangat marah padaku dan mulai mencakar-cakar perutku, kemudian menggerogotinya dengan ganas seperti hyena yang kelaparan. Rasanya sakit, sangat sakit. Dan aku pun mulai sadar bahwa itu mimpi, tapi aku tidak terbangun. Aku tidak bisa bangun dari mimpi itu, terjebak dengan hantu yang terus melubangi perutku sementara aku meronta, mencoba untuk menjauhkannya dariku.
ADVERTISEMENT
Sejak saat itu, untungnya hanya dua kali lagi aku mengalami hal tersebut. Aku tidak tahu apa penyebabnya. Mungkin tubuhku di dunia nyata memang sedang kesakitan, tetapi otakku bukannya membangunkan tubuhku malah membawanya ke dunia mimpi. Sungguh mengesalkan.
Yang terakhir adalah bonus cerita dariku, masih berkaitan dengan mimpi. Apa kalian tahu soal lucid dream? Lucid dream adalah keadaan ketika kita sadar bahwa kita sedang berada di dalam mimpi, dan terkadang kita bisa melakukan apa saja di dalam mimpi itu. Dulu aku pernah berusaha untuk mengalami lucid dream. Memang, sih, terkadang aku jadi bisa menyadari bahwa aku sedang berada di alam mimpi. Tapi masalahnya, setiap kali aku sadar dan mencoba untuk mengambil kendali dalam mimpiku, aku malah terbangun. Jadi lucid dreamku gagal.
ADVERTISEMENT
Masalahnya adalah, terkadang, aku justru berada dalam situasi di mana aku benar-benar ingin bangun. Situasi ketika aku sadar di dalam mimpi, namun sayangnya nuansa mimpi itu menakutkan. Dan sialnya lagi, di situasi seperti ini malah susah sekali untuk membangunkan diriku dari mimpi itu.
Pernah, aku memimpikan hal-hal random, kemudian aku terbangun. Setidaknya, kupikir begitu. Sampai aku sadar bahwa aku masih di dalam mimpi. Kamarku terlihat lebih gelap dari seharusnya, dan suasananya tidak menyenangkan. Suram. Ngeri. Jadi, aku berusaha untuk membangunkan diriku. Dan aku terbangun. Di dalam mimpi itu lagi. Aku mencoba lagi, dan masih terbangun di dalam mimpi. Terus, terus, dan terus begitu hingga waktu yang lama. Sampai aku merasa lelah di dalam mimpiku sendiri. Sampai aku khawatir akan terjebak di mimpi ini untuk waktu yang lama.
ADVERTISEMENT
Tapi akhirnya aku terbangun. Kali ini di dunia nyata. Aku hampir saja menangis karena lega dan melihat jam di dinding. Ternyata? Baru 10 menit sejak aku jatuh tertidur. Aku merasa terjebak dalam mimpi itu lamaaaaa sekali. Tapi ternyata, di dunia nyata, hanya 10 menit. Tidak sampai setengah jam.
Keterlaluan.