Kilas Balik Panic Buying selama Pandemi Covid-19 di Indonesia

Trianti
Mahasiswi PKN STAN
Konten dari Pengguna
24 Januari 2022 13:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Trianti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Penggambaran ketersediaan barang. Foto oleh Mehrad Vosoughi di Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Penggambaran ketersediaan barang. Foto oleh Mehrad Vosoughi di Pexels

Pandemi yang telah berlangsung hampir dua tahun dan tidak kunjung usai mengharuskan masyarakat untuk mampu menghadapi situasi yang tidak terduga ini. Situasi yang mengharuskan kita berada di rumah saja telah membentuk kondisi baru sehingga semua pihak harus siap siaga beradaptasi dalam menghadapinya.

ADVERTISEMENT
Banyak hal yang telah terjadi selama masa pandemi di Indonesia. Lonjakan-lonjakan tren dengan cepat silih berganti memengaruhi hidup masyarakat. Hal ini dipengaruhi oleh pemakaian gawai yang meningkat selama pandemi. Karena pengaruh tersebut, berita-berita lebih cepat tersebar dan diterima secara cuma-cuma tanpa pikir panjang oleh beberapa masyarakat. Setelah beberapa pihak telah terpengaruh, pihak-pihak lain yang belum terpengaruh pun menjadi ikut-ikutan terpengaruh dalam menerima berita tersebut.
ADVERTISEMENT
Risiko pandemi baik dalam sektor ekonomi maupun sektor kesehatan memang sangat menjadi dilema bagi semua pihak. Kedua sektor ini merupakan kondisi prioritas yang diperhatikan oleh pemerintah. Namun, adanya prinsip untuk mendapatkan yang satu harus mengorbankan yang lainnya juga berlaku di situasi ini. Sehingga, dapat dilihat dari berbagai kebijakan pemerintah yang secara cepat berubah untuk menyesuaikan kondisi terkini yang ada di Indonesia. Mungkin hal tersebut terkesan tidak konsisten dan menyulitkan beberapa masyarakat. Walaupun begitu, masyarakat harus selalu mengikuti perkembangan peraturan yang selalu dapat berubah sedemikian rupa dalam waktu tak menentu.
Kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah selama masa pandemi ini, pasti berpengaruh terhadap perekonomian di Indonesia. Pada bulan Maret 2020, saat pandemi telah masuk ke Indonesia, masyarakat mulai panik dalam menghadapi situasi pandemi tersebut. Dengan banyaknya berita yang kebenarannya masih dapat diragukan, Masyarakat malah bertindak di luar nalar, dan mulai panic buying terhadap kebutuhan pokok, kebutuhan medis, dan barang-barang lainnya yang saat itu diperkirakan akan dibutuhkan untuk kedepannya. Situasi ini berpengaruh besar terhadap perekonomian di Indonesia sehingga terjadi lonjakan harga dan kelangkaan barang.
Penggambaran situasi saat kekosongan barang. Foto oleh John Cameron di Unsplash
Pada awal pandemi, terdapat kesimpangsiuran berita mengenai adanya lockdown atau karantina dan berita adanya penyebaran virus yang mematikan. Pada saat itu, masyarakat terdorong untuk memborong kebutuhan pokok sebanyak mungkin. Karena, dengan adanya karantina akan menyebabkan mereka tidak bisa keluar rumah dan takut akan kehabisan kebutuhan pokok. Kemudian, banyaknya jumlah penduduk di Indonesia telah mengakibatkan terjadinya gelombang besar kepanikan pada sejumlah masyarakat. Keadaan ini sungguh terjadi begitu cepat sehingga terjadi kekosongan barang di beberapa pasar.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada pula kejadian mengenai ketentuan masker yang terus mengalami perubahan. Hal ini disebabkan agar masker yang dipakai dapat mengikuti standar masker yang ditentukan para ahli. Saat itu, permintaan masker yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku mengalami peningkatan secara cepat, dan masker yang tidak sesuai ketentuan menjadi langsung tidak laku di pasaran. Sampai suatu ketika terjadi kelangkaan masker di Indonesia, akibat dari tingginya permintaan masker dibandingkan jumlah masker yang tersedia.
Kemudian, terdapat pula berita-berita yang belum diketahui kebenarannya, tetapi beberapa kalangan masyarakat langsung membenarkan informasi dalam berita tersebut. Seperti, adanya berita mengenai obat-obatan yang dapat menyembuhkan pasien bergejala Covid-19. Contohnya, jamu-jamu alami peningkat imun tubuh, minyak kayu putih, beberapa merek obat yang dipercaya dapat meningkatkan imunitas tubuh, hingga susu beruang.
ADVERTISEMENT
Panic buying ini cukup menyulitkan perekonomian masyarakat Indonesia yang berpenghasilan menengah ke bawah. Lonjakan harga dan kelangkaan barang tidak dapat dihadapi oleh beberapa kalangan masyarakat. Sehingga, makin terlihat kesenjangan ekonomi di antara masyarakat Indonesia. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah melaksanakan Program Pemulihan Ekonomi Nasional yang di dalamnya terdapat program perlindungan sosial. Program ini cukup mampu untuk mengatasi masalah beban ekonomi masyarakat miskin dan rentan, contohnya dengan diberikannya bantuan sosial, bantuan langsung tunai, dan sebagainya.
Setelah hampir dua tahun pandemi telah menyebar di Indonesia, diharapkan agar kita semua dapat melalui masalah ini dengan tenang dan dapat mengambil sisi positif dari berita yang tersebar. Dalam hal ini, kita harus melihat berita dari berbagai sudut pandang dan harus berpikir rasional. Pandemi yang terjadi saat ini, dapat diatasi apabila kita semua dapat kooperatif dalam menghadapi setiap permasalahan nasional yang terjadi.
ADVERTISEMENT