Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
3 Cara Menunjukan Sikap Sadar Diri Ketika Dimarahi Atasan atau Dosen
19 Juli 2018 21:38 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
Tulisan dari Tricky Tricky tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Gambar: Evaluasi Kerja | rawpixel.com
Sebagai mahasiswa kita memiliki banyak tanggung jawab. Seperti tanggung jawab moral menjaga perilaku. Atau tanggung jawab akademik untuk berkarya tanpa melakukan plagiasi terhadap milik orang lain.
ADVERTISEMENT
Termasuk dalam urusan berhadapan dengan dosen dan atasan. Apalagi kalau dosen atau atasan kita sudah termasuk senior di bidangnya. Profesor misalnya, mereka dikenal memiliki wibawa tinggi dengan jam terbang tinggi pula.
Oleh karena itulah saat kita sebagai mahasiswa punya kesalahan, selayaknya kita menunjukan sikap sadar diri. Tidak peduli seberapa tinggi capaianmu di bangku kuliah bagi dosen kamu tetaplah mahasiswa biasa.
Ini dia tiga cara menunjukan sikap sadar diri ketika dimarahi dosen di kampus atau atasan di tempat kerja.
Menjadi pendengar yang baik
Siapa sih yang senang dimarahi dalam waktu yang lumayan lama? Tapi jalani saja, hadapi dengan tegar karena marahnya seseorang memiliki keterbatasan waktu. Untuk mengeluarkan energi marah saja sudah cape toh.
ADVERTISEMENT
Hindari kontak mata terus-menerus
Maksudnya mungkin kamu fokus mendengarkan apa yang dikatakan dosen. Tetapi kalau kamu melakukan kontak mata terus-menerus bisa-bisa kamu disangka menantang. Jadi, jika kamu sedang menghadap, lakukan kontak mata sambil sesekali menunduk saja.
Menerima segala kritik demi kebaikan
Pada dasarnya, setiap dosen atau atasan memberikan kritik adalah untuk tujuan baik. Untuk perkembangan mahasiswa secara positif ke depannya. Meski memang ada beberapa dosen atau atasan yang kemampuan komunikasinya kurang baik sehingga apa yang disampaikan bisa menjadi multitafsir. Sabar saja ya!