Jalan Tol Balsam sebagai Penggerak Ekonomi dan Meningkatkan Keselamatan

Trimo Pamudji Al Djono
Konsultan di lembaga pembangunan international dan dosen
Konten dari Pengguna
22 Agustus 2020 5:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Trimo Pamudji Al Djono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Beberapa minggu lalu saya berkesempatan melihat proyek pembangunan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam) di Provinsi Kalimantan Timur. Ini adalah pertama kali saya melihat dan berkesempatan melewati Jalan Tol Balsam tersebut walau sudah beberapa kali kunjungan ke Kalimantan Timur. Saya yakin banyak warga Indonesia, khususnya yang tinggal di Pulau Jawa belum tahu bahwa terdapat jalan sepanjang hampir 100 KM dibangun diluar Pulau Jawa oleh pemerintah Indonesia dalam beberapa tahun ini di pulau terbesar negara ini.
Penulis dengan latar belakang proyek konstruksi Tol Balsam
Mungkin banyak orang pun bertanya-tanya kenapa jalan tol musti bangun di Kalimantan yang notabene tak pernah terdengar kemacetan dan relatif sedikit jumlah kendaraan di pulau ini? Sebagai info tambahan bahwa jumlah total populasi penduduk di Provinsi Kalimantan Timur tidak lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk di Kabupaten Bogor. Kalau tidak percaya, silakan browsing sendiri.
ADVERTISEMENT
Hal yang mengusik saya saat pertama kali menjajal beberapa seksi Jalan Tol Balsam ini adalah jumlah kendaraan yang melintasi sangat minim, hanya nampak satu-dua kendaran yang lewat dalam durasi beberapa menit, sangat jauh dibandingkan dengan jalan tol Cikampek, bahkan tol Cikopo-Palimanan. Diluar itu adalah pemandangan yang cukup indah membelah ibukota Samarinda, melintasi Taman Hutan Raya Soeharto dan Kawasan Hutan Lindung Sungai Manggar, tak jauh dari Balikpapan.
Oh ya, perjalanan melewati jalan tol ini sangat istimewa karena saya mendapat undangan khusus dari salah satu rekan pengawas proyek jalan tersebut. Istimewa karena kami dapat melewati jalan dengan bebas di beberapa ruas jalan sambil turut mengawasi pekerjaan konstruksi, dan sesekali turut memberi masukan tidak resmi mengenai perbaikan lingkungan yang musti dilakukan oleh pengelola bersama salah satu profesor dari Universitas Mulawarman.
ADVERTISEMENT
Jalan Tol Balsam dikelola oleh PT Jasamarga Balikpapan Samarinda terdiri dari Seksi 1 hingga Seksi 5. Proyek ini mendapat dukungan pendanaan dari pemerintah. Seksi 1 merupakan ruas jalan yang didukung pendanaan dari APBD Provinsi Kalimantan Timur dan Seksi 5 merupakan ruas dukungan pendanaan dari APBN dan utang China. (Sumber: Kompas).
Menurut informasi pengelola jalan tol bahwa rencana operasi untuk Seksi 1 dan Seksi 5 ditargetkan beroperasi pada bulan Oktober 2020. Seksi 5-Tol Balsam ini menghubungkan wilayah Sepinggan, Balikpapan dengan Karang Joang, melalui simpang susun Km 13. Kemudian untuk Seksi 1 menghubungkan Karang Joang dengan wilayah Samboja. Pada Juli 2020, kedua seksi ini telah mencapai progres pembebasan lahan secara keseluruhan telah mencapai hampir 99.95 persen, dan hanya menyisakan 0,05 persen yang berada pada lokasi Seksi 1 dan Seksi 5. (Sumber: Kompas)
ADVERTISEMENT
Saya sempat berhenti di tol gate dan bangunan kantor PT Jasamarga Tol Balsam dan secara tidak sengaja membaca tulisan “Connecting Indonesia” menyatu dengan papan nama Jasamarga. Ini adalah tagline yang menurut saya sangat pas disematkan untuk Jasamarga selaku pengelola dan investor jalan tol di hampir seluruh jalan tol di Indonesia. Membaca tagline tersebut, saya mulai sedikit ngeh kenapa jalan tol musti dibangun di beberapa daerah di Indonesia, di wilayah yang mungkin dikatakan masih belum perlu jalan tol. Ini balik ke pertanyaan awal saya, kenapa ada jalan tol dibangun di lokasi seperti ini?
Tulisan nama jalan di pinggir jalan Tol Balsam
Jalan bebas hambatan: hambatannya apa saja?
Sepanjang perjalanan, saya pun bertanya kepada rekan saya yang sudah belasan tahun bekerja di proyek jalan tol. Dia mengatakan bahwa seringkali masyarakat awam menganggap bahwa perlunya jalan tol dibuat itu adalah untuk mempercepat pengguna jalan sampai ke tujuan, lebih cepat dari jalan biasa. Oleh sebab itu jalan tol juga disebut sebagai jalan bebas hambatan. Sebagai catatan, jalan Tol Balsam telah berhasil memangkas waktu sebanyak 2 jam dari total 3.5-4 jam jika melalui jalan biasa.
ADVERTISEMENT
Pengguna jalan tol terbebas dari hambatan berupa traffic light, tikungan jalan, pertigaan dan perempatan jalan, polisi tidur, dan bahkan kendaraan umum & individu yang melintas tanpa kontrol kecepatan, yang semuanya dapat menghambat pengendara. Kendaraan umum dan kendaraan individu seringkali tidak punya kontrol kecepatan melintasi jalan biasa dibandingkan di jalan tol. Hambatan lainnya adalah melewati beberapa area yang diharuskan mengurangi kecepatan seperti sekolah, rumah sakit, tempat ibadah, dan kantor pemerintah lainnya. Semua hambatan tersebut tidak dapat kendalikan sendiri oleh pengendara jika dibandingkan harus melewati jalan tol.
Dalam beberapa referensi mengenai jalan tol, pengendara yang melewati jalan tol mempunyai potensi kecelakan lebih sedikit dibandingkan dengan pengendara yang melewati jalan biasa. Terkait hal ini, teman saya menyampaikan data dan pengalamannya selama mengawasi proyek jalan tol: tiap melewati jalan biasa di jalur Balikpapan-Samarinda, maka hampir setiap saat menemukan kecelakaan kendaraan. Kecelakaan-kecelakan tersebut adalah bagian dari hambatan bagi pengendara yang melintasi jalan. Dengan demikian orang memilih melewati jalan tol itu bukan hanya efisiensi waktu namun juga keselamatan berkendaraan.
ADVERTISEMENT
Jalan tol sebagai penggerak ekonomi
Jalan tol merupakan penghubung bagi warga yang melakukan mobilisasi, ini sesuai dengan tagline dari Connecting Indonesia. Namun tinjauan lainnya adalah mengenai bagaimana peran pemerintah memfasilitasi pertumbuhan kawasan ekonomi baru. Disini saya melihat beberapa tol gate baru dan bangunan jembatan diatas jalan tol sengaja dibuat di area yang belum terdapat pemukiman. Bagi pelaku bisnis perdagangan yang sering melakukan bongkar-muat barang menggunakan kontainer, jalan tol benar-benar sangat dibutuhkan. Sekedar mengingatkan bahwa Balikpapan khususnya merupakan kota pelabuhan yang sangat sibuk sebagai pusat perdagangan dan industri sejak puluhan tahun di Kalimantan. Belum lagi Provinsi Kalimantan Timur merupakan daerah yang memiliki sumber daya alam berupa gas dan minyak terbesar di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Jalan tol menjadi salah satu elemen infrastruktur penggerak perekonomian, dan keberadaannya dapat memfasilitasi pemerataan pembangunan suatu negara. Jalan-jalan ini dapat menjadi tolak ukur kemajuan ekonomi suatu bangsa dan menunjukkan kesiapannya untuk suatu peradaban yang bercirikan kegiatan sederhana namun serba cepat. Dalam konteks Indonesia, pembangunan jalan tol pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo dilakukan secara masif.
Salah satu ruas Jalan Tol Balikpapan-Samarinda
Proyek konstruksi ekstensif ini memberikan berbagai efek sosial-budaya dan ekonomi positif dan negatif pada aspek non-alami dari ekologi administrasi publik, tetapi efek merugikan pada lingkungan alam lebih umum. Kebijakan pemerintah dalam pembangunan jalan tol hanya menitikberatkan pada pertimbangan kemanfaatan terkait dengan distribusi barang dan masyarakat (aspek ekonomi). Belum ada musyawarah yang diarahkan secara khusus untuk melestarikan fungsi lingkungan yang menjadi modal pembangunan jalan tol. Mengabaikan aspek-aspek ini diharapkan dapat mengurangi kualitas lingkungan dan kualitas hidup jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Sambil masih menikmati Jalan Tol Balsam, saya melihat hamparan tebing di beberapa ruas jalan tol nampak terungkap bebatuan mengkilap berwarna hitam yang sulit ditanami jenis tanaman tertentu untuk mengurangi longsor dan memberi keindahan jalan. Jalan tol ini melintasi perbukitan dan hamparan lahan mengandung batu bara yang perlu penanganan khusus untuk menghijaukan permukaannya.
Selamat menikmati jalan tol Balikpapan-Samarinda!