news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pemodelan Keberlanjutan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Perdesaan

Trimo Pamudji Al Djono
Konsultan di lembaga pembangunan international dan dosen
Konten dari Pengguna
12 September 2020 7:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Trimo Pamudji Al Djono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hampir satu dekade lalu saya melakukan penelitian yang tertuang di tesis saya mengenai keberlanjutan sistem penyediaan air minum (SPAM) perdesaan. Pada saat itu isu keberlanjutan baru mengemuka karena melihat adanya permasalahan kerusakan sarana air minum pasca konstruksi dan bagaimana meminimalkan kerusakan tersebut.
ADVERTISEMENT
Sebagai bagian tim yang mengelola program nasional, saya melihat bahwa terdapat sejumlah desa pasca konstruksi selesai dibangun namun kurun 2-3 tahun mengalami kerusakan (tidak berfungsi), padahal umur rencana teknis yang disiapkan adalah 10-15 tahun.
Saat itu penelitian bertujuan mencari variabel-variabel yang berpengaruh pada keberlanjutan SPAM perdesaan, kemudian dibuat model generik yang nantinya dapat digunakan untuk analisis lanjutan membangun model baru yang lebih baik pada program pembangunan SPAM perdesaan berikutnya di Indonesia.
Variabel-variabel keberlanjutan SPAM perdesaan
Penelitian diawali dengan desk study untuk mencari variabel-variabel apa saja yang mempengaruhi keberlanjutan program pembangunan air minum perdesaan. Terdapat beberapa faktor berpengaruh dalam keberlanjutan SPAM Perdesaan, yaitu:
• Faktor sosial: tanggap kebutuhan, partisipasi masyarakat, kemitraan, kelembagaan, dan regulasi
ADVERTISEMENT
• Faktor ekonomi: kemampuan masyarakat untuk membayar layanan, operasi dan pemeliharaan
• Faktor lingkungan: pengelolaan lingkungan terkait penggunaan sumber air, pengamanan lingkungan
• Faktor lainnya (terintegrasi dari tiga faktor utama): pemilihan teknologi, model pelayanan.
Tiga faktor utama disebut Three Dimensions of Sustainability oleh World Summit on Social Development pada kurun tahun 2005 yang kemudian saya pakai sebagai acuan untuk mengelaborasi turunan dari tiga faktor tersebut menjadi variabel-variabel yang dianggap berpengaruh pada keberlanjutan SPAM perdesaan.
System Dynamics pada SPAM perdesaan
Penelitian ditujukan untuk membangun model generik menggunakan pendekatan System Dynamics (SD) yang dibantu software Powersim sebagai tool-nya. System Dynamics (SD) adalah metodologi dan teknik pemodelan matematika untuk membingkai, memahami, dan membahas masalah yang kompleks. System Dynamics ini menggunakan pendekatan untuk memahami perilaku non-linier dari sistem yang kompleks dari waktu ke waktu menggunakan stok (stock), aliran (flow), loop umpan balik internal, fungsi tabel, dan penundaan waktu. Sedangkan Powersim hanyalah merupakan alat (tool) untuk mempermudah simulasi model system dynamics tersebut.
ADVERTISEMENT
Pada pembuatan Causal Loop Diagram (CFD) di dalam System Dyniamics ternyata tidak mudah memasukan variabel-variabel ke dalam CLD untuk proses running. Variabel-variabel tersebut harus diubah dulu menjadi fungsi variabel constant (konstanta) dan stock dengan satuan unit yang dikuantifikasi dalam bentuk angka, sehingga tidak serta variabel-variabel berpengaruh tadi dimunculkan dalam CFD.
Variabel-variabel keberlanjutan SPAM Pedesaan tersebut di dalam System Dynamics dapat dikatakan sebagai sebuah subsistem-subsistem yang mempengaruhi kinerja sistem besarnya, yaitu Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Pendesaan. Dalam konteks ini, keberlanjutan sebuah SPAM Pedesaan akan dapat bekerja secara utuh apabila sistem tersebut bekerja secara utuh yang didukung oleh subsistem-subsistem didalamnya.
Causal Loop Diagram SPAM Perdesaan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat berpengaruh antara variabel-variabel pada program SPAM perdesaan yang belum dioptimalkan terkait dengan upaya meningkatkan keberlanjutan. Variabel paling dominan terdapat di faktor sosial dan ekonomi. Sedangkan variabel di faktor lingkungan masih dalam skala mikro terkait kapasitas penggunaan sumber air yang relatif kecil (1.5-3.0 liter/detik).
ADVERTISEMENT
Variabel dari faktor sosial yang paling berpengaruh adalah tanggap kebutuhan dan partisipasi masyarakat. Penjelasan ada pada kasus desa yang mempunyai sarana air minum rusak akibat tidak digunakan oleh warga karena warga tidak membutuhkannya. Warga desa merasa bahwa selama ini tidak mengalami kesulitan memperoleh air bersih. Desa seperti ini sulit bagi warganya berpartisipasi dalam berbagai kegiatan di program pembangunan SPAM perdesaan.
Berikutnya adalah variabel dari faktor ekonomi yang sebenarnya masalah klasik. Sarana terbangun rusak karena tidak ada operasi dan pemeliharaan yang dilakukan oleh warga atau Badan Pengelola Sarana (BPS). Sarana tidak dioperasikan dan dipelihara karena tidak ada iuran yang dibayar dari warga pengguna sarana untuk melakukan operasi dan pemeliharaan.
Stock Flow Diagram SPAM Perdesaan
Walaupun penelitian ini jauh dari sempurna, namun sudah dapat membangun model generik SPAM perdesaan yang dapat memberi gambaran singkat mengenai apa saja faktor dan variabel yang mempengaruhi keberlanjutan SPAM perdesaan.
ADVERTISEMENT
Penelitian ini pun telah menghasilkan kesimpulan diantaranya adalah perlunya optimalisasi kegiatan yang mempengaruhi keberlanjutan agar diperbanyak dan diprioritaskan melalui penguatan pendampingan dan penguatan kapasitas.
Pembangunan SPAMS perdesaan masa depan
Program pembangunan air minum perdesaan telah bertransformasi menjadi program yang tidak hanya membangun sarana baru, namun juga mengembangkan dan merehabilitasi sarana yang sudah ada. Artinya bahwa keberlanjutan jika dilihat dari aspek teknis, maka sarana terbangun dapat berfungsi lama karena ada top-up pendanaan untuk memperbaiki dan mengembangkannya.
Jika dulu keberlanjutan SPAM perdesaan ditujukan terbatas agar sarana yang dibangun dapat dimanfaatkan secara optimal sesuai dengan umur rencana dan mengejar target pencapaian jumlah penerima manfaat menuju akses universal, namun ke depan harus ditujukan untuk meningkatkan kemandirian kepada warga dan pengelola (BPS). Mereka harus didorong untuk mampu menjalin kemitraan dengan semua pihak agar mampu memperluas cakupan, meningkatkan kinerja layanan, dan menguntungkan secara ekonomi. Penggunaan teknologi pun diharapkan mampu berkontribusi besar pada percepatan tujuan ini.
ADVERTISEMENT
Oleh:
Trimo Pamudji Al Djono (Konsultan air bersih dan sanitasi di lembaga pembangunan internasional, dosen, ketua yayasan)