Manajemen Risiko: Kebijakan dan Implementasi di Rumah Sakit

Trisna Widjayanti
Surveior Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit :Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas MH.Thamrin
Konten dari Pengguna
10 Maret 2024 15:03 WIB
·
waktu baca 5 menit
Tulisan dari Trisna Widjayanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketidakpastian terhadap pencapaian tujuan dan sasaran dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit memerlukan tata kelola manajemen risiko yang terintegrasi. Oleh karena itu dibutuhkan Penilaian risiko yang proaktif. Penilaian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, menilai dan menentukan prioritas serta mengontrol risiko dan dampaknya secara bertahap dan berkesinambungan. Manajemen risiko di rumah sakit sangat erat berhubungan dengan pelaksanaan keselamatan pasien dan keselamatan kerja. Tujuan tulisan ini agar pembaca memahami bahwa manajemen risiko terintegrasi ini bertujuan dalam pencapaian mutu dan pengendalian seluruh potensi risiko strategis dan operasional yang penting di rumah sakit.
ADVERTISEMENT

Kebijakan Program Manajemen Risiko di Rumah Sakit

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.25 tahun 2019 tentang penerapan manajemen risiko terintegrasi di lingkungan Kementerian Kesehatan dapat menjadi acuan rumah sakit dalam penerapan manajemen risiko di rumah sakit dalam mengantisipasi dan menangani segala bentuk risiko dan meningkatkan pencapaian tujuan strategis dan peningkatan kinerja rumah sakit secara efisien dan efektif sesuai regulasi.
Komitmen Pimpinan terhadap kebijakan, proses dan rencana tindakan menentukan keberhasilan penerapan Manajemen Risiko di rumah sakit. Kebijakan manajemen risiko merinci peranan dan tangggungjawab dari unsur pimpinan dan staf unit kerja di rumah sakit. Pimpinan dan staf di rumah sakit harus menerapkan manajemen risiko dalam setiap pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit.
ADVERTISEMENT

Program Manajemen Risiko di Rumah Sakit

Program manajemen risiko yang terintegrasi di rumah sakit memiliki tujuan untuk mencegah terjadinya cedera dan kerugian di rumah sakit. Rumah sakit perlu menerapkan manajemen risiko dan rencana penanganan risiko untuk memitigasi dan mengurangi risiko bahaya yang ada atau mungkin terjadi. Program manajemen risiko rumah sakit harus disusun setiap tahun berdasarkan daftar risiko. Rumah sakit menentukan profil rumah sakit dan prioritas risiko.
Program manajemen risiko di rumah sakit diawali dengan menetapkan kebijakan, strategi penerapan, dan metodologi manajemen risiko. Rumah sakit menetapkan rencana kerja pelaksanaan manajemen risiko dan melaksanakan manajemen risiko. Selanjutnya rumah sakit akan melakukan penilaian risiko terhadap pencapaian tujuan dan sasaran tahunan dalam upaya pencapaian program.
ADVERTISEMENT

Implementasi Manajemen Risiko di rumah sakit

Penerapan manajemen risiko di rumah sakit meliputi pembentukan struktur manajemen risiko, penerapan strategi manajemen risiko dan penyelengaraan proses manajemen risiko.

Pembentukan struktur manajemen risiko dapat terdiri atas:

ADVERTISEMENT

Penerapan strategi Manajemen Risiko

Penerapan dilakukan berdasarkan karakteristik tugas dan fungsi masing-masing unit kerja di rumah sakit beserta risiko yang dihadapi dan kondisi lingkungan pengendalian.

Penyelenggaraan Manajemen Risiko

Terdiri atas tahapan tahapan proses. Diawali dengan komunikasi dan konsultasi baik secara internal maupun eksternal. Internal dalam organisasi yaitu semua unit di rumah sakit dan juga dengan eksternal yaitu stakeholder melalui Rapat berkala dan insidental, seminar, sosialisasi, workshop atau forum pengelola risiko. Selanjutnya melakukan penetapan konteks dan penilaian Risiko serta penanganan Risiko. Rumah sakit melakukan Monitoring dan review yang berkesinambungan.
Tugas dan tanggung jawab tim penyelenggara Manajemen Risiko antara lain menetapkan arah kebijakan umum dan pedoman Manajemen Risiko; menetapkan profil Risiko beserta rencana mitigasinya; menetapkan Selera Risiko dan kriteria Risiko yang berlaku di rumah sakit; melakukan review dan evaluasi terhadap penerapan manajemen risiko di rumah sakit; dan memastikan Proses manajemen risiko berjalan efektif di rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Proses manajemen risiko wajib dilaksanakan oleh setiap unit pemilik risiko. Proses manajemen risiko diterapkan dalam suatu siklus berkelanjutan dan mempunyai periode penerapan selama 1 (satu) tahun.

Strategi Penerapan Manajemen Risiko di Rumah Sakit

Penerapan manajemen risiko di rumah sakit bermanfaat untuk meningkatnya mutu informasi untuk pengambilan keputusan dan sebagai perlindungan kepada unit kerja. Serta dapat mengurangi kejutan atas risiko yang tidak diinginkan.
Strategi penerapan manajemen risiko yaitu dengan melakukan penilaian risiko dan pengendalian risiko. Dalam hal ini risiko yang mempunyai dampak negatif dan signifikan terhadap pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Selain itu rumah sakit menyiapkan sarana dan prasarana yang meliputi sumber daya manusia, infrastruktur, dan prosedur operasional standar. Langkah selanjutnya rumah sakit mengintegrasikan manajemen risiko dalam perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban program dan kegiatan. Semua ini untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Tentunya rumah sakit juga melakukan pemantauan secara terus menerus untuk perbaikan pada saat pelaksanaan, pertanggungjawaban, dan sebagai dasar acuan perencanaan rumah sakit pada masa berikutnya.
ADVERTISEMENT
Manajemen rumah sakit terus menghadapi situasi dan kondisi yang sangat dinamis. Perubahan perubahan yang sangat konsisten terjadi menjadi tantangan bagi rumah sakit. Rumah sakit terus dituntut untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pelayanan Kesehatan di rumah sakit. Mutu pelayanan Kesehatan yang memenuhi standar pelayanan sesuai regulasi yang telah ditetapkan.