Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Hari Anak Perempuan Internasional 2024 : Interaksi Para Gadis dan Pejabat PBB
14 Oktober 2024 14:20 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari MariaManjur tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Anak Perempuan dan Tantangannya
Pada tanggal 19 Desember 2011, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mendeklarasikan tanggal 11 Oktober sebagai Hari Anak Perempuan Internasional , untuk mengakui hak-hak anak perempuan dan tantangan unik yang dihadapi anak perempuan di seluruh dunia.Hari Anak Perempuan Internasional memusatkan perhatian pada kebutuhan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi anak perempuan dan untuk mempromosikan pemberdayaan anak perempuan dan pemenuhan hak asasi manusia mereka. Investasi dalam mewujudkan kekuatan anak perempuan menegakkan hak-hak mereka saat ini dan menjanjikan masa depan yang lebih adil dan sejahtera, di mana separuh umat manusia menjadi mitra yang setara dalam memecahkan masalah perubahan iklim, konflik politik, pertumbuhan ekonomi, pencegahan penyakit, dan keberlanjutan global. (UNESCO)
ADVERTISEMENT
Sebagai kelompok yang mendapatkan posisi kedua dalam kehidupan bermasyarakat, perempuan dari usianya yang masih dini kerap kali mengalami banyak tantangan dan masalah serius seperti pelecehan seksual, eksploitasi dan perdagangan anak, Kekerasan Dalam Rumah Tangga hingga Pernikahan dibawah umur. Mereka menjadi kelompok rentan yang dijadikan objek dalam praktik kejahatan hingga hari ini. Menurut laporan terbaru Save the Children, di negara-negara yang masuk kategori "fragile" atau rentan, sekitar 32 juta anak perempuan hidup di negara-negara dengan risiko tinggi pernikahan dini, dan satu anak perempuan menikah setiap 30 detik di wilayah-wilayah tersebut. Laporan ini juga mencatat bahwa pernikahan dini dapat meningkatkan risiko kehamilan pada usia muda dan kekerasan dalam rumah tangga, serta mengurangi kesempatan mereka untuk menyelesaikan pendidikan (Save The Children International,2024). Masalah Pernikahan dini yang berdampak kompleks terhadap rantai kehidupan perempuan patut menjadi perhatian serius semua kalangan.
ADVERTISEMENT
Tema Hari Anak Perempuan Internasional 2024
Tema Hari Anak Perempuan Internasional tahun 2024 adalah "Visi Anak Perempuan untuk Masa Depan". Tema ini menekankan pentingnya mendengarkan dan memberdayakan anak perempuan untuk mewujudkan visi mereka, terutama dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim, ketidaksetaraan gender, dan kemiskinan. Fokus tahun ini adalah pada aksi mendesak untuk mewujudkan masa depan di mana anak perempuan memiliki akses yang setara ke pendidikan, teknologi, serta kesempatan untuk berpartisipasi penuh di semua aspek kehidupan, termasuk di bidang STEM (sains, teknologi, teknik, dan matematika) ( UNICEF,2024).
Zaman dimana teknologi berkembang pesat, mengisyaratkan agar tidak ada kelompok manusia yang tertinggal. Dalam pembangunan berkelanjutan (SDGs) yang erat kaitannya dengan akses yang sama terhadap setiap aspek kehidupan menjadi pedoman bagi semua elemen dalam memenuhi hak-hak anak perempuan. Anak-anak perempuan dengan semangat dan kapasitas yang telah dimiliki perlu diberi ruang dan akses untuk turut berkontribusi terhadap kemajuan dan kesejahteraan dunia. Tema ini sangat relevan dengan situasi dunia saat ini. Masalah seperti ketidaksetaraan gender yang hari ini masih menjadi PR penting membutuhkan keterlibatan perempuan dari usia sedini mungkin. Hal ini penting untuk membangun kesadaran akan situasi ketidaksetaraan yang terjadi di sekitar mereka.
ADVERTISEMENT
Working Group Girls dan Konsepnya dalam Hari Anak Perempuan Internasional 2024
Peringatan hari anak perempuan internasional 2024 diselenggarakan secara offline di Balai Kota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan online melalui Zoom. Kembali dengan konsep yang unik, Working Group Girls sebagai penyelenggara acara dari tahun ke tahun membawa model diskusi langsung di balai kota PBB yang dipimpin oleh para gadis dengan pertanyaan dari para peserta, dan hadirin di forum daring untuk membahas isu-isu tersebut secara interaktif.
Acara diawali dengan suguhan atraksi menari oleh beberapa anak-anak perempuan dan laki-laki. Forum tampak terisi oleh beberapa gadis-gadis perwakilan dari beberapa negara dan benua, organisasi-organisasi internasional yang menaungi WGG seperti UN Woman, UNICEF, Para Duta Besar, Presiden ECOSOC, perwakilan UNFP hingga beberapa pejabat penting lainnya. Diskusi dan forum berlangsung selama tiga jam lebih, dari pukul 10.00 -1.00 EDT. Dipandu oleh moderator, para gadis tampak terlatih menangani forum. Peserta mendapat kesempatan untuk bertanya langsung ke pejabat dan organisasi internasional naungan PBB yang hadir bersama mereka di ruangan itu. Secara online, para gadis juga menyampaikan beberapa pertanyaan relevan.
ADVERTISEMENT
Highlight dari UNICEF hingga UN Woman
Dalam beberapa pertanyaan yang tersampaikan, anak-anak perempuan yang hadir dalam forum dan diskusi memiliki rasa keingintahuan yang tinggi, baik terhadap isu yang diangkat hingga masalah yang mereka sendiri hadapi. Presiden ECOSOC, Robert Rae dalam poinnya menyampaikan situasi miris yang dihadapi anak-anak perempuan di Afghanistan. Ia mengatakan pernikahan dini yang marak terjadi disana menjadi sebuah norma sosial yang normal dan diterapkan di Afganistan. Hal ini menunjukan bahwa kehidupan anak perempuan itu dikendalikan orang lain. Sebagai Duta Besar dan Wakil Tetap Kanada untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, ia juga menceritakan bagaimana Kanada melakukan berbagai program untuk peningkatan akses dan kualitas anak-anak perempuan di Kanada diantarnya adalah kerja sama semua pihak untuk mengkarantina keamanan dan program keamanan digital.
ADVERTISEMENT
Selain ECOSOC, UNFPA melalui perwakilannya juga menyampaikan beberapa poin penting lainnya. Pertanyaan terkait transformasi gender, UNFPA mengawali dengan pemaparan fakta pernikahan dini yang mencapai 640 Juta. Menurutnya, penting untuk dilakukannya transformasi gender melaui berbagai upaya diantanya adalah pemberdayaan remaja perempuan, menyediakan akses untuk pendidikan seks, dan mengatasi kekeerasan yang dilakukan secara online ( media) dan offline, responsif terhadap kekerasan berbasis gender, mempromosikan makna dari Gender Based Violence (GBV), hingga beberapa program nyata tranformasi gender.
Forum juga berdiskusi mengenai pendidikan dan kesehatan mental anak-anak perempuan seluruh dunia. UN Woman dalam berdiskusi mengenai bagaimana anak-anak perempuan yang terbatas dalam mencapai akses untuk menyuarakan hak-hak mereka, menyampaikan bahwa " The most important is wherever you are, you are the leader. " Tidak menjadi masalah ketika anak-anak perempuan berada di tempat terisolasi sekalipun, kepemimpinnya akan membantu untuk menyuarakan suara-suara mereka. Robert Rae, malanjutkan bahwa teknologi yang sangat canggih sekarang harus dimanfaatkan. “ Use your technology, connect with the people, stay connected,and you can get the response” katanya sembari memegang ponsel di genggamannya. Sementara itu, UNICEF melalui perwakilannya juga menyiratkan agar memiliki semangatt dalam menyuarakan “as you know, we are mandated to protect and promote the rights of all children. come to space, bring what we know from community level, organization”. Ia juga menyampaikan peningkatan pendanaan menjadi poin yang krusial untuk menunjang berbagai visi misi dan tujuan yang ada. Perwakilan Turki untuk PBB juga menyampaikan betapa pentingnya pembangunan berkelanjutan dan pemberdayaan anak perempuan. Para narasumber yang berbagi pengalaman sebagai ayah dari anak-anak perempuan mereka menjadikan suasana berdiskusi menjadi lebih menarik dan emosional. Pendekatan seperti ini diperlukan terutama dalam menggali bagaimana pengalaman nyata anak-anak perempuan dan mengutarakannya dalam forum ini
ADVERTISEMENT