Konten dari Pengguna

Masalah Pekerja Anak Kamerun: Upaya Pemerintah dan Solusi Bersama

MariaManjur
Mahasiswi S1 Hubungan Internasional Universitas Kristen Indonesia
8 Januari 2024 16:20 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari MariaManjur tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto pekerja anak di Benua Afrika.Sumber:https://www.shutterstock.com/id/image-photo/africa-south-ethiopia-omo-valley-2412-183898232
zoom-in-whitePerbesar
Foto pekerja anak di Benua Afrika.Sumber:https://www.shutterstock.com/id/image-photo/africa-south-ethiopia-omo-valley-2412-183898232
ADVERTISEMENT
Kamerun merupakan salah satu negara republic di benua Afrika yang berhadapan dengan masalah pekerja anak dalam waktu yang Panjang. Menurut Dana Darurat Anak Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), di Kamerun 39% anak berusia 5-17 tahun terlibat dalam kegiatan ekonomi dan pekerjaan rumah tangga, seperti di Chad.Ini merupakan angka tertinggi di benua Afrika. anak-anak di Kamerun menjadi sasaran bentuk-bentuk pekerjaan yang sangat beresiko,termasuk eksploitasi seksual komersial,perdagangan manusia, dan perekrutan oleh kelompok bersenjata non-negara untuk digunakan dalam konflik. Anak-anak juga melakukan tugas-tugas berbahaya dalam produksi kakao dan pertambangan emas.
ADVERTISEMENT
Pekerja Anak di Pertambangan
Bagi anak-anak di Kamerun,situasi tersebut merupakan bencana bagi mereka.Anak-anak seharusnya berada di bangku Pendidikan.Namun,terpaksa melakukan berbagai pekerjaan yang tidak semestinya dan bahkan mengancam keselamatan.Pada tahun 2021,industri tambang menghasilkan sekitar dua ton emas setiap tahun, yang sebagian besar diproduksi di bagian timur negara itu, menurut laporan Interpol yang diterbitkan pada tahun 2021.Anak-anak ini ada yang awalnya datang menemani ibu mereka di penambangan,membantu mengasuh adiknya ketika sang ibu bekerja hingga terlibat langsung dalam pekerjaan berbahaya ini.Ini tentu berbahaya bagi Kesehatan mereka.Penambangan tradisional yang mereka lakukan tentu tidak menjamin keselamatan mereka dari zat-zat kimia seperti merkuri misalnya yang bisa mengkontaminasi mereka secara langsung.Selain itu,dalam sebuah laporan berita lokal juga disebutkan ada satu sekolah yang pada bulan pertama berjalan,peserta didik mencapai 200 orang.Namun,sebulan setelahnya hanya tersisa sekitar 80-an anak.Kebanyakan dari mereka kemnali ke lokasi pertambangan.
ADVERTISEMENT
Dampak dan Tantangan
Berbicara tentang dampak buruk dan tantangannya, tentu sangat jelas bagaimana anak-anak ini terdampak.Situasi kemiskinan dan kebijakan yang belum secara holistic diimplementasikan sebagaimana mestinya menjadi tantangan untuk anak-anak terlepas dari situasi ini. Kamerun merupakan negara berpendapatan menengah ke bawah di Afrika dengan jumlah penduduk 25,9 juta jiwa pada tahun 2019. PDB per kapita Kamerun pada tahun 2019 mencapai US$3.710, dan sekitar 11,4 juta orang hidup di bawah garis kemiskinan. Selain itu,Ibu kota Kamerun, Yaounde, dipenuhi oleh para pedagang muda. Sebagian besar adalah anak-anak berusia antara 7-14 tahun, yang berjualan di persimpangan jalan hingga pasar utama, dan sering kali anak-anak itu harus bekerja sampai larut malam.Jelas bahwa faktor kemiskinan menjadi salah satu tantangan dan faktor pendorong tingginya pekerja anak di Kamerun.Anak-anak yang bekerja sebagai pedagang kaki lima harus menghadapi bahaya setiap harinya, mulai dari lalu lintas, cuaca, hingga kekerasan seksual. ILO memperkirakan ada sekitar 2,1 juta anak telah bekerja dalam produksi kakao di Pantai Gading dan Ghana. Sekitar dua pertiga kakao yangddiproduksi di seluruh dunia, ternyata berasal dari Afrika.Angka yang tinggi ini menggambarkan bahwa jumlah pekerja anak di Kamerun juga sangat tinggi.Jika anak-anak menghabiskan waktu mereka disana,jelas bahwa mereka tidak lagi mengakses Pendidikan.Perlindungan terhadap keselamatan mereka juga sangat minim.Itulah mengapa anak-anak ini menjadi rentan
ADVERTISEMENT
Upaya Pemerintah dan Solusi Bersama
ilustrasi upaya Organisasi Internasional perangi masalah pekerja anak di Kamerun.Sumber:https://www.shutterstock.com/id/search/child-labour
Pemerintah Kamerun tentu telah mengeluarkan beberapa upaya.Dalam hal ini,pemerintah juga menggandeng beberapa organisasi internasional.Dari segi kebijakan,pemerintah juga telah banyak meratifikasi kebijakan baik nasional maupun internasional dalam memerangi masalah pekerja anak.Beberapa upaya yang dilakukan misalnya adalah pemerintah meresmikan hotline anti-perdagangan manusia baru,yang bekerja sama dengan Organisasi Internasional untuk Migrasi.Pemerintah Kamerun juga mendukung akses terhadap pendidikan dengan mendistribusikan 1.803.906 buku pelajaran gratis kepada siswa di 13.000 sekolah dasar dan mempekerjakan 3.000 guru sekolah dasar tambahan.Pada bulan Mei 2022, pemerintah dan International Organization for Migration atau IOM mengadakan lokakarya yang melatih 800 petugas gendarmerie mengenai perdagangan orang, identifikasi dan investigasi kasus, serta rujukan ke layanan sosial dan penuntutan.Kemudian di bulan berikutnya yaitu Pada bulan Juli 2022, Biro Interpol Nasional berkoordinasi dengan lembaga penegak hukum pidana dan layanan sosial untuk mengidentifikasi anak-anak Nigeria di Kamerun yang menjadi korban perdagangan manusia dan kerja paksa di bengkel mobil di Kamerun.Selain itu,organisasi Internasional lainnya juga turut membangun Solusi bersama.Misalnya adalah International Labour Organization ( ILO) yang melakukan Seruan Aksi Durban.ILO berupaya menghapus Pekerja Anak, mewujudkan keadilan sosial di seluruh dunia, meratifikasi usia kerja minimum global dan secara efektif mengimplementasikan tiga strategi inti dari Seruan Aksi Durban.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Angka pekerja anak di Kamerun masih tinggi.Laporan dari ILO dan UNICEF menggambarkan bagaimana anak-anak di benua Afrika ini menghabiskan banyak waktu sebagai pekerja.Pekerjaan yang dilakukan bahkan mengancam keselamatan mereka.Hak-hak mereka untuk mengakses Pendidikan dan perlindungan seketika pupus.Dalam mengatasi ini,pemerintah Kamerun berupaya memberikan Solusi melalui beberapa kebijakan hingga bersama dengan organisasi internasional seperti IOM,dan ILO membangun Solusi bersama.