Konten dari Pengguna

Mastercard, Entitas Non-Negara yang Menekan Perekonomian Rusia

Trisnia Ananda
Mahasiswi S1 Hubungan Internasional Universitas Udayana
25 Desember 2023 8:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Trisnia Ananda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kartu Mastercard. Source: canva.com
zoom-in-whitePerbesar
Kartu Mastercard. Source: canva.com
ADVERTISEMENT

Invasi Rusia-Ukraina

Invasi Rusia terhadap Ukraina mengundang sanksi-sanksi internasional dari berbagai entitas. Konflik dengan isu utama terkait teritori yang merambat pada aneksasi di tahun 2014 menuai banyak kecaman. Tidak hanya aktor negara yang memutuskan untuk menahan pergerakan Rusia dengan memutus ekonominya, namun aktor non-negara seperti perusahaan multinasional pun turut andil dalam melancarkan sanksi ekonomi.
ADVERTISEMENT
Salah satunya yakni perusahaan pembayaran besar, Mastercard Inc. Mastercard merupakan perusahaan pembayaran dan teknologi yang bergerak pada otorisasi dan penyelesaian transaksi. Perusahaan ini menawarkan kartu kredit, kartu debit, pembayaran digital, pelayanan transaksi internasional, dan banyak jenis pembayaran lainnya. Perusahaan asal Amerika Serikat (AS) ini dapat digunakan hampir di seluruh benua yakni Amerika, Afrika, Eropa, Timur Tengah, dan Asia Pasifik (globaldata.com, 2023).

Bentuk Sanksi Mastercard

Dalam menanggapi isu Rusia-Ukraina, Mastercard mengeluarkan pernyataan resmi pada 5 Maret 2022 yang menyatakan bahwa setelah berunding dengan banyak pihak yakni pelanggan, mitra, dan pemerintah, Mastercard memutuskan untuk menangguhkan pelayanannya di Rusia. Mastercard memblokir beberapa instansi keuangan dan kartu yang diterbitkan oleh Bank Rusia tidak didukung jaringan Mastercard ketika digunakan secara domestik di Rusia maupun internasional, di luar wilayah Rusia. Tidak hany itu, kartu Mastercard yang diterbitkan di luar Rusia tidak dapat berfungsi di ATM Rusia atau pada usaha apapun (Mastercard, 2022).
ADVERTISEMENT
Bendera Rusia-AS. Source: canva.com
Regulasi ini awalnya tentu karena mengikuti negara asalnya, AS, yang bersama dengan Uni Eropa dan Jepang untuk mengasingkan bank Rusia dari sistem pembayaran SWIFT yang mampu melakukan transaksi melewati batas negara (Nikkei Asia, 2022). Walau begitu, dalam pernyataannya, Mastercard menyatakan bahwa keputusan tersebut sangat mempertimbangkan korban-korban di Ukraina dan Mastercard rela melepaskan 25 tahun kerja samanya dengan Rusia. Mastercard bahkan mengatakan akan tetap memberi upah kepada 200 staffnya yang bekerja di Rusia.
Rusia sebenarnya sudah bersiap akan sanksi ekonomi dengan meluncurkan jaringan pembayarannya sendiri yakni Mir, pada 2015. Sayangnya, bank sentral Rusia mengatakan bahwa Mir hanya memiliki saham sebesar 30% dan hampir 70% sisanya dikontrol oleh layanan milik AS yakni Visa dan Mastercard. Dengan begitu, bank sentral Rusia bersusah payah menjaga nilai uang tunai di bank (Nikkei Asia, 2022).
Perusahaan Layanan Transaksi AS. Source: canva.com

Peralihan Mitra

ADVERTISEMENT
Akibat penangguhan oleh Mastercard dan Visa terkait transaksi global, Rusia kini beralih ke UnionPay milik China. UnionPay sendiri sudah beroperasi di 180 negara. Strategi Rusia ini juga dikatakan untuk menghindari risiko lebih lanjut karena menggunakan layanan pembayaran negara Barat, sehingga memutuskan untuk beralih menggunakan jasa China dalam transaksi internasional. Bank besar Rusia seperti Sberbank dan Alfa-Bank pun digadang akan menggunakan UnionPay (ft.com, 2022).
UnionPay China. Source: canva.com

Dampak Negatif

Sayangnya, walau sanksi oleh Mastercard merupakan upaya membekukan gerakan Rusia agar tidak melanjutkan invasinya ke Ukraina atas dasar nilai kemanusiaan, keputusan Mastercard menuai kecaman. Mastercard yang bergerak dalam bidang vital yakni ekonomi, tidak dapat menspesifikkan targetnya. Seorang jurnalis yang sedang meliput keadaan Rusia tidak dapat menggunakan kartunya untuk kebutuhan dasar. Ia segera menarik uang tunai ketika mendengar pemberlakuan keputusan tersebut. Menurutnya, banyak aktivis dan jurnalis atau orang lain yang sebenarnya berada di pihak oposisi Rusia akan terkena imbas (BBC, 2022). Tidak hanya warga negara asing yang sedang di Rusia, warga negara Rusia dengan kartu Mastercard pun memiliki isu tersendiri. Turis Rusia yang sedang berada di luar negeri, seperti di Indonesia, tidak dapat membayar hotel sehingga harus diusir dari hotel-hotel tersebut (CNBC Indonesia, 2023).
ADVERTISEMENT