Polemik Pendidikan di Tengah Pandemi

Triya Hanifah
Mahasiswi Kebidanan Universitas Brawijaya
Konten dari Pengguna
12 Desember 2020 5:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Triya Hanifah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Untuk mencapai kemajuan suatu Negara, pendidikan sangatlah penting dan diutamakan. Berbagai sistim pendidikan di Indonesia telah dicanangkan untuk mencapai pendidikan yang berkualitas. Sekolah yang merupakan bangku untuk mendapatkan pendidikan, merupakan salah satu sorotan penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk mencapai kualitas sumber daya manusia, tentunya tak lepas dari aspek kesehatan. Karena seperti dalam pepatah “Tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat”.
ADVERTISEMENT
Covid-19 yang merupakan fenomena trending saat ini telah menyebabkan berubahnya kebiasaan atau aktivitas manusia. Covid-19 merupakan virus yang dapat tersebar dari satu orang ke orang lain melalui droplet atau cairan, menjadi salah satu momok paling menakutkan saat ini. Ketakutan tersebut bukanlah tanpa alasan. Virus yang marak dibicarakan saat ini menyebabkan permasalahan pada kesehatan dan bahkan menyebabkan hilangnya nyawa. Hal tersebut menjadi salah satu alasan, mengapa pemerintah melakukan berbagai macam protokol kesehatan yang harus diterapkan masyarakat yang salah satunya yaitu Belajar di Rumah. Pembelajaran jarak jauh yang dilakukan dengan metode daring diberlakukan di setiap jenjang, mulai dari SD, SMP, SMA bahkan Kuliah. Pembelajaran secara daring ini diberlakukan di zona tertentu sesuai penyebaran covid 19. Hal ini dilakukan semata-mata untuk mengurangi penyebaran covid-19.
ADVERTISEMENT
Pembelajaran secara daring tentunya menimbulkan polemik di tengah masyarakat, karena seperti yang diketahui, bahwasanya di Indonesia sisitim pendidikan masih belum berjalan dengan baik dan belum merata ke seluruh wilayah di Indonesia. Apalagi saat pandemi seperti ini, pembelajaran dilakukan secara online menggunakan hp ataupun laptop. Dapat diketahui, tidak semua orang dapat memahami penggunaan barang-barang elektronik tersebut ditambah penggunaan aplikasi pembelajaran yang dirasa sedikit rumit. Hanphone dan juga laptop merupakan barang elektronik yang tidak bisa dijangkau keseluruhan golongan masyarakat dengan latar perekonomian yang berbeda-beda. Hal ini menjadi salah satu alasan, mengapa banyak masyarakat menolak dengan adanya pembelajaran daring ini.
Banyak sekali siswa dan mahasiswa yang mengeluhkan dengan pembelajaran jarak jauh yang mulai diterapkan sejak bulan Maret hingga saat ini. Bahkan sudah ada pemberitahuan di beberapa instansi pendidikan, jika pembelajaran secara daring (dalam jaringan) diperpanjang hingga semester depan. Saya sendiri sebagai salah satu mahasiswa di bidang kesehatan merasa bahwa pembelajaran daring ini kurang efektif dan membuat saya susah untuk menangkap materi yang telah disampaikan dosen serta kekhawatiran akan skill yang kurang terasah. Keadaan rumah yang kurang kondusif ditambah lagi susahnya jaringan internet di rumah saya menjadi sebuah tantangan tersendiri. Mungkin tak hanya saya yang merasakan hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Ada hikmah disetiap kejadian, mungkin kata tersebut menggambarkan pembelajaran secara daring tidak hanya dilihat dari sisi negatifnya saja melainkan sisi positifnya. Lebih banyak kebersamaan waktu dengan keluarga merupakan contoh positifnya, selain itu tentunya pembelajaran daring ini tidak terlalu banyak mengeluarkan tenaga, karena pembelajaran dapat dilakukan dengan duduk saja di depan layar pc. Meskipun seperti itu, pembelajaran secara langsung di instansi pendidkan dirasa lebih efektif untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam kasus ini, beberapa sekolah dan universitas telah melaksanakan secara offline dengan beberapa opsi seperti berikut :
1. Dihimbau kepada seluruh siswa dan staf akademika untuk menaati protokol kesehatan seperti menggunakan masker dan menjaga jarak
2. Pembelajaran dilakukan secara bergantian dan dibagi menjadi beberapa sesi
ADVERTISEMENT
3. Satu ruangan tidak lebih dar 30 orang
Pandemi Covid-19 merupakan tantangan tersendiri bagi semua orang, khususnya dalam bidang pendidikan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk tetap melaksanakan pembelajaran secara berkualitas. Untuk itu, menjaga kesehatan diri supaya terhindar dari Covid 19, tetap dimulai dari diri sendiri.