Konten dari Pengguna

Say No To Minyak Jelantah! Bijaklah dalam Gunakan Minyak Goreng

Tri Zahra Desvina Wandani
Mahasiswi Teknologi Pangan Universitas Diponegoro
18 Agustus 2024 9:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tri Zahra Desvina Wandani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dusun Deles, Desa Jogonayan (7/8) – Mahasiswa KKN Tim II UNDIP 2023/2024 memberikan edukasi kepada ibu-ibu PKK di Dusun Deles mengenai bijak penggunaan minyak goreng.
Say No To Minyak Jelantah! Bijaklah dalam Gunakan Minyak Goreng
zoom-in-whitePerbesar
Dusun Deles dihuni oleh 8 RT yang tentunya dihidupi oleh banyak rumah tangga. Kegiatan menggoreng menjadi hal yang tidak dapat dilepaskan dari kegiatan masak-memasak di rumah tangga. Proses menggoreng membutuhkan bahan pangan berupa minyak goreng. Minyak goreng di Indonesia umumnya bersumber dari kelapa sawit yang diekstraksi. Hasil ekstraksi ini akan menghasilkan minyak yang mengandung asam lemak dengan ikatan rantai pendek dan bersifat tidak jenuh. Ikatan rantai pendek pada asam lemak inilah yang membuat minyak goreng menjadi rentan rusak, dikenal dengan sebutan teroksidasi, terutama jika terpapar udara atau cahaya secara langsung. Proses oksidasi pada minyak ini jika dibiarkan akan menghasilkan senyawa radikal bebas yang jika terkonsumsi oleh manusia secara terus-menerus dapat menyebabkan kanker. Maka dari itu, diperlukan sikap bijak dalam menggunakan minyak goreng.
ADVERTISEMENT
Kegiatan pendampingan ini dilakukan pada 7 Agustus 2024 yang dilaksanakan di Balai Dusun Deles dengan anggota PKK yang hadir sebanyak 19 orang. Kegiatan dimulai dengan sharing session berupa bagaimana para ibu memilih minyak goreng yang akan digunakan dan bagaimana penyimpanannya. Selanjutnya, mahasiswa akan memberikan materi terkait itu dilanjutkan dengan pembahasan mengenai proses oksidasi minyak: faktor, akibat, ciri minyak yang teroksidasi hingga tidak layak dikonsumsi serta dampak yang ditimbulkan dari minyak yang teroksidasi tersebut. Minyak yang telah teroksidasi hingga tak layak konsumsi umumnya dikenal dengan sebutan minyak jelantah.
Mayoritas ibu sudah mengetahui bahaya konsumsi dari minyak jelantah, sebagian kecil lainnya bahkan tahu bagaimana ciri minyak yang sudah tidak layak konsumsi: bau tengik, berbusa, kental, dan berwarna kecoklatan. Hal yang paling menarik antusiasme para ibu yaitu tips dan trik penggunaan minyak secara bijak namun tetap hemat, yaitu menggunakan saringan minyak. Mungkin terdengar sepele, namun saringan minyak dapat sangat menekan proses oksidasi minyak goreng. Akan lebih baik lagi jika minyak disimpan dalam tempat tertutup dan jauh dari paparan cahaya, sederhana bukan? Bukan hanya itu, terdapat beberapa tips dan trik lain yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Pemberian materi bukan hanya dilakukan secara lisan, namun juga secara tulisan menggunakan leaflet atau brosur. Sehingga para ibu dapat membaca atau menerapkan tips dan trik di rumah tanpa khawatir terlupa atau tertinggal materi saat pemaparan.
ADVERTISEMENT