101 Desa di Purbalingga Rawan Banjir dan Longsor Saat Musim Hujan

Trubus ID
Media online kekinian yang menyajikan informasi seputar gaya hidup hijau yang ramah lingkungan dan peristiwa terkait alam, lingkungan, sosial, serta pemberdayaan masyarakat untuk bumi kita yang lebih hijau dan lestari
Konten dari Pengguna
30 Oktober 2018 0:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Trubus.id -- Sekitar 90 desa yang berada di 16 kecamatan di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah menjadi wilayah yang rawan terjadi bencana seperti banjir hingga longsor saat musim hujan.
ADVERTISEMENT
Kepala Pelaksanan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga, Rusmo Purnomo, mencatat, daerah tersebut meliputi Kecamatan Kemangkon, Kejobong, Bukateja, Kutasari, Bobotsari, Karangreja, Karanganyar, Karangmoncol, Rembang, Bojongsari, Pengadegan, Karangjambu, dan Kertanegara.
"Untuk daerah rawan banjir ada 36 desa/kelurahan dan rawan longsor ada 65 desa/kelurahan. Ada satu desa yang rawan kedua bencana tersebut, antara lain Desa Karangjambu di Kecamatan Karangjambu dan Desa Kaliori di Kecamatan Karanganyar," katanya di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Jumat (26/10).
Baca Lainnya: Ini Dia Wilayah-wilayah Rawan Pergerakan Tanah Menurut BNPB
Menurutnya, pada tahun lalu, di Kabupaten Purbalingga terjadi 40 kali tanah longsor dan 11 kali banjir.
Bencana tersebut menyebabkan kerugian materi mencapai lebih dari Rp4,9 miliar. Bahkan, pada Februari 2018 lalu, empat anak di Desa Jingkang, Kecamatan Karangjambu, tewas tertimbun akibat longsor.
ADVERTISEMENT
Sementara itu Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Purbalingga, Muhsoni, mengatakan, berdasarkan data dari Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), prakiraan hujan di Kabupaten Purbalingga mulai terjadi di September dan Oktober, di mana sifat hujan masih di bawah normal.
Sedangkan untuk curah hujan, pada bulan ini terjadi di kategori menengah dan dengan curah tinggi pada bulan depan. Menurutnya, longsor dan banjir bisa diantisipasi dengan melihat tanda-tandanya seperti hujan yang turun dengan intensitas lama.
Baca Lainnya: Tragis, Empat Orang Tewas Terkubur Hidup-hidup Akibat Longsor Saat Gelar Tahlilan
Oleh karena itu, pihaknya akan mengeluarkan peringatan dini kepada masyarakat untuk mulai meningkatkan kewaspadaan. Hal itu untuk mencegah timbulnya korban jiwa jika kedua bencana itu melanda.
ADVERTISEMENT
"Yang tidak bisa diprediksi angin ribut. Hal ini bisa terjadi di seluruh wilayah. Biasanya saat memasuki pancaroba pada saat-saat intensitas hujan antara sedang dengan tinggi. Tahun lalu saja ada 20 kejadian," ucapnya lagi.
Kepala Desadi Kecamatan Karanganyar, Tofik, mengatakan, wilayahnya termasuk daerah rawan bencana longsor saat musim hujan datang. [KW]