Absurd, Warga di 5 Kota Ini Dilarang Mati

Trubus ID
Media online kekinian yang menyajikan informasi seputar gaya hidup hijau yang ramah lingkungan dan peristiwa terkait alam, lingkungan, sosial, serta pemberdayaan masyarakat untuk bumi kita yang lebih hijau dan lestari
Konten dari Pengguna
31 Agustus 2018 14:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Trubus.id -- Kematian adalah mutlak bagi setiap makhluk yang bernyawa. Bisa datang kapan saja, tak ada seorang pun yang tahu waktunya. Tapi di 5 kota ini, kematian justru dilarang. Memangnya bisa? Dihimpun dari beberapa sumber, inilah kota-kota tersebut.
ADVERTISEMENT
1. Lanjaron, Spanyol
Kota pertama yang melarang kematian adalah Lanjaron di Spanyol. Pada tahun 1999, Wali Kota Lanjaron, Jose Rubio, mengeluarkan aturan yang kontroversial, kematian dilarang di Lanjaron.
Jose merasa permakaman di sana sudah overcrowded alias terlalu padat. Ia takut jiwa-jiwa orang yang sudah mati tidak bisa beristirahat dengan tenang.
Oleh karena itu, Jose menerbitkan dekrit agar warganya menjaga kesehatan sehingga tidak meniggal dunia. Ia melarang warganya mati sampai pihak pemerintah Kota Lanjaron menemukan lahan baru untuk permakaman warga.
Baca Lainnya : Economy Basic, Cara Traveling Murah dengan Fasilitas Mewah
2. Sarpourenx, Prancis
ADVERTISEMENT
Pemerintah Kota Sarpourenx mengeluarkan aturan ini pada tahun 2008 dengan alasan lahan permakaman bagi warga sudah terlalu padat. Wali kota Sarpourenx, Gerard Lalanne, melarang warganya untuk mati sebelum pemerintah setempat menemukan lahan baru untuk dijadikan permakaman. Bahkan, Gerard mengancam akan ada hukuman berat bagi warga yang melanggar aturan tersebut. What?
3. Biritiba Mirim, Brasil
Pada tahun 2005, Pemerintah Kota Biritiba Mirim di Brasil melarang kematian bagi warganya. Itu karena permakaman umum di sana sudah mencapai kapasitas maksimal,  kurang lebih 50,000 nisan di satu tempat sekaligus.
Walikota Biritiba, Roberto Pereira, berencana membuka permakaman baru. Sayang, rencana ini mendapat protes dari sebagian kalangan. Akhirnya, Roberto mengeluarkan aturan agar warganya jangan meninggal dulu dan terus menjaga kesehatan mereka.
ADVERTISEMENT
Baca Lainnya : Jangan Harap Bisa Traveling ke Luar Negeri Kalau Belum Bayar Pajak
4. Sellia, Italia
Kota Sellia di Italia melarang kematian pada tahun 2015. Bahkan, mereka melarang warganya sakit agar populasi masyarakat di Sesilia tidak menurun drastis.
Walikota Sellia, Davide Zicchineka, menandatangani dekrit yang isinya melarang warga untuk sakit dan terus menjaga kesehatannya. Menurut sensus, penduduk Kota Sellia mencapai 1.300 orang pada tahun 1960. Sementara itu pada tahun 2015, jumlah penduduknya tinggal 537 orang, dengan 60 persen di antaranya berusia di atas 60 tahun.
5. Cugnaux, Prancis
Terakhir, ada Kota Cugnaux di Prancis yang melarang kematian warganya melalui aturan yang dikeluarkan pada tahun 2007. Permasalahannya  ialah, lahan permakaman sudah penuh dan ada pertentangan dari sebagian kalangan untuk membuka permakaman baru. Karena belum ada titik temu, Pemerintah Kota Cugnaux melarang 17.000 warganya untuk meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Benar-benar absurd, ya. [DF]