Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
<i>Odontomachus Minangkabau</i>, Semut Jenis Baru dari Sumatra
31 Agustus 2018 14:55 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Trubus.id -- Ada semut jenis baru di Sumatra, namanya Odontomachus minangkabau. Kerennya nih, semut ini ditemukan oleh peneliti dari Sumatra Barat, Dr. Rijal Satria.
ADVERTISEMENT
"Sebenarnya, semut dengan rahang jebak ini sudah ditemukan sejak tahun 2015 lalu di hutan yang ada di Sumatra Barat. Namun, baru dipublikasikan sekarang," kata Rijal di Padang, Kamis (30/8).
Pria lulusan Universitas Tokyo Metropolis Jepang ini mengatakan, semut berahang jebak atau genus Odontomachus di Sumatra ada lima jenis. Secara morfologi, terlihat perbedaan dalam hal toraks atau dadanya.
"Dilihat secara umum, Odontomachus jenis lainnya memiliki toraks atau dada yang melingkar sementara Odontomachus minangkabau berbentuk transversal atau melintang," ucap Rijal.
Baca Lainnya : Awas, Wabah Semut Kuning Ini Mampu Membutakan Mata
Odontomachus minangkabau memiliki ukuran tubuh yang mikroskopik sepanjang dua sampai empat milimeter. Hanya dapat dilihat jelas dengan mikroskop atau alat pembesar. Semut jenis karnivora ini berperan sebagai predator atau pemangsa di alam, khususnya rayap dam kolembola.
ADVERTISEMENT
Rijal mengatakan, habitat semut Odontomachus minangkabau ialah hutan primer dan sekunder beriklim tropis dengan kelembapan tinggi. Di Sumatra Barat, bisa ditemukan di Hutan Lembah Anai, Pinang-pinang, dan Bukit Barisan.
"Saat penelitian, kami menemukan spesimen utuh di Hutan Pendidikan Universitas Andalas. Ketika ditiemukan, koloni semut terdiri dari pekerja, tentara, ratu, dan pejantan. Karateristik semut baru berupa morfologi atau bentuk dari luarnya saja," jelasnya.
Baca Lainnya : Hierarki di Dunia Semut Rangrang, Penasaran?
Untuk menemukan semut ini, Rijal melakukan penelitian bersama Dr. Henny Herwina, dosen dari Universitas Andalas dan sejumlah ilmuwan Jepang, di antaranya Kurushima, Yamane, dan Eguchi.
"Penilitian ini dapat dikembangkan untuk keperluan anatomi hubungan ekologi, peran bioindikator, dan manfaat bagi manusia. Saat ini, baru dikembangkan untuk antibiotik melalui ekstraksi dari kelenjar metaplural yang ada pada semut," kata Rijal.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya, semua semut memiliki kelenjar metaplural. Namun, semut berukuran besar berpotensi menghasilkan zat antibotik lebih banyak. Untuk ini, bersama peneliti Jepang, Rijal terus mencari kemungkinan jenis semut baru lainnya, khususnya di wilayah Sumatra. Termasuk pengembangan penelitian semut jenis Odontomachus. [DF]