Konten dari Pengguna

Bengawan Solo Tercemar, 2 IPA PDAM Surakarta Berhenti Beroperasi

Trubus ID
Media online kekinian yang menyajikan informasi seputar gaya hidup hijau yang ramah lingkungan dan peristiwa terkait alam, lingkungan, sosial, serta pemberdayaan masyarakat untuk bumi kita yang lebih hijau dan lestari
2 November 2018 0:10 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Trubus.id -- Dua Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang berada di bawah naungan PDAM Surakarta terpaksa berhenti beroperasi. IPA Jurug dan Jebres berhenti beroperasi sejak Minggu (28/10) malam lantaran sumber air baku yang diolah kedua IPA tersebut sudah sangat tercemar.
ADVERTISEMENT
"Setiap kemarau memang pencemaran semakin pekat. Tapi kali ini lebih parah dari tahun-tahun lalu. Biasanya masih bisa diolah, sekarang tidak bisa," kata Humas PDAM Surakarta, Bayu Tunggul kepada wartawan, Senin (29/10).
Karena kondisi ini, kebutuhan air bersih sekitar 20 persen dari total 59 ribu pelanggan tidak dapat terpenuhi. 
Baca Lainnya : Sumber Pasokan Air Kering, Ribuan Pelanggan PDAM Blora Tak Terlayani
"Dua IPA ini menyalurkan air ke Mojosongo, Ngoresan, Jebres, Pucangsawit, Jagalan dan Sangkrah. Ada 12 ribu pelanggan di daerah ini," ujar Bayu lagi.
Ia menjelaskan, air baku di Jurug dan Jebres diambil dari Bengawan Solo yang melintasi sisi timur Kota Solo. Kondisi Bengawan Solo yang tercemar membuat hasil olahan tetap tidak layak dikonsumsi. Air baku tersebut saat diolah justru masih berwarna kuning, berminyak dan berbau. 
ADVERTISEMENT
Dalam penelusuran yang dilakukan PDAM diketahui, pencemaran paling pekat ditemukan di Kali Samin, salah satu anak sungai Bengawan Solo yang berada di perbatasan Solo-Sukoharjo. 
"Ada anak sungai yang pencemarannya pekat sekali, katanya banyak pabrik baru yang buang limbah di Kali Samin," kata dia.
Baca Lainnya : Air Kali Bekasi Sudah Tidak Bisa Diolah, 51 Ribu Pelanggan PDAM Kena Dampaknya
Menanggapi kondisi Bengawan Solo yang sudah cukup memprihatinkan, Wali Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo langsung mengambil tindakan. Ia mengaku telah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo untuk mengatasi hal itu.
"Kita coba koordinasi dengan BBWS untuk menggelontorkan air dari Waduk Gajah Mungkur supaya air Bengawan Solo bisa diolah," kata Rudy di Balai Kota Surakarta, Senin (29/10).
ADVERTISEMENT
Namun untuk jangka panjang, Rudy berencana akan membuat lebih banyak sumur-sumur dalam. Saat ini ada 26 titik sumur dalam yang ada di Solo, lima di antaranya sudah tidak berfungsi. [RN]