Konten dari Pengguna

BPPT Tegaskan, Operasi TMC Masih Akan Berlanjut Sepanjang Oktober

Trubus ID
Media online kekinian yang menyajikan informasi seputar gaya hidup hijau yang ramah lingkungan dan peristiwa terkait alam, lingkungan, sosial, serta pemberdayaan masyarakat untuk bumi kita yang lebih hijau dan lestari
6 Oktober 2019 0:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

BPPT Tegaskan, Operasi TMC Masih Akan Berlanjut Sepanjang Oktober

ADVERTISEMENT
Trubus.id -- Peneliti Utama UPT Hujan Buatan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Edvin Aldrian mengungkapkan bahwa BPPT memiliki tugas untuk melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan di wilayah Sumatera dan Kalimantan yang terdampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Edvin mengatakan, dalam melakukan operasi TMC, BPPT bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), TNI Angkatan Udara dan pemerintah daerah di wilayah terjadinya karhutla.
ADVERTISEMENT
“Kami memiliki empat posko TMC yang berada di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Riau, dan Sumatera Selatan,” kata Edvin Aldrian dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9, dengan topik “Penanganan Bencana”, di Graha BNPB, Pramuka, Jakarta Timur, Rabu (2/10).
Dari total 45 armada udara yang dikerahkan BNPB dan TNI-AU, 41 memakai helikopter untuk water bombing dan patroli. Sedangkan 4 pesawat CN 295 dan Casa 212-200 khusus untuk operasi rekayasa hujan TMC.
“Direncanakan, BPPT akan memakai pesawat Hercules C-130 untuk menyemai garam NaCl dengan jumlah lebih besar ke wilayah terdampak karhutla,” ujarnya.
Meski begitu, dirinya mengatakan, jumlah titik panas (hotspot) di daerah rawan kebakaran lahan dan hutan (karhutla) berkurang karena rekayasa hujan. Karenanya pemerintah terus melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) pada Oktober 2019 ini.
ADVERTISEMENT
"Jadi sejak beberapa minggu lalu kita bisa dilihat dampak dari operasi TMC. Sejumlah daerah sudah mulai turun hujan," ujar Edvin Aldrian, Peneliti Utama UPT Hujan Buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Beberapa daerah karhutla yang mulai dilanda hujan sejak minggu lalu dengan didorong oleh rekayasa TMC adalah Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.
"Selama bulan Oktober, operasi penyemaian garam dari udara tetap dilakukan oleh gabungan BPPT, BMKG dan TNI-AU," jelas Edwin.
Tim TMC banyak dibantu operasinya oleh BMKG dan alat bantu radar seperti NOAA sehingga memandu tim dalam memadamkan titik-titik api di wilayah yang terbakar. Strategi rekayasa hujan adalah memetakan jalur penerbangan dan terhindar dari kepekatan asap.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, mereka melakukan penyemaian kapur tohor (CaO) di pagi hari. Upaya ini diharapkan akan membuat kabut-kabut asap terurai sehingga menciptakan pertumbuhan awan potensial di wilayah-wilayah yang terjadi karhutla. Sementara pada siang hari akan ditabur kembali garam (natrium klorida).
"Setelah awan-awan terpantau, baru di siang hingga sore harinya melakukan penyemaian menggunakan garam NaCL untuk menurunkan hujan," tandasnya. [RN]