Konten dari Pengguna

Diburu Konsumen, Udang Kelong di Kuala Besar  Mulai Langka

Trubus ID
Media online kekinian yang menyajikan informasi seputar gaya hidup hijau yang ramah lingkungan dan peristiwa terkait alam, lingkungan, sosial, serta pemberdayaan masyarakat untuk bumi kita yang lebih hijau dan lestari
5 Desember 2018 0:10 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Seorang nelayan tradisional di Desa Kuala Besar, Wak Zul mengatakan, sulitnya mendapatkan udang kelong dikarenakan faktor alam. Akibatnya, mereka terpaksa harus bersaing harga dengan udang dari tambak.
"Udang kelong tangkapan nelayan di laut sebenarnya banyak dicari oleh konsumen, karena memiliki rasa yang berbeda. Juga lebih segar daripada udang hasil pertambakan," kata Wak Zul, Sabtu (1/12).
Baca Lainnya: 
Namun, ungkapnya, saat ini tidak banyak yang bisa ditangkap nelayan. Mulai pagi hingga sore, nelayan tradisional hanya bisa menangkap sebanyak 7 hingga 8 ekor. Wak Zul mengaku, dirinya juga menampung udang kelong dari dari banyak nelayan.
Wak Zul menjualnya dalam tiga ukuran, yakni A, B dan C. Untuk ukuran A berukuran besar dan dijual Rp 100.000 per Kg. Ukuran B dijual dengan harga Rp 80.000 per Kg dan ukuran C dijual Rp 60.000 per Kg.
ADVERTISEMENT
"Saat ini harga jual udang Kelong masih normal. Ada saat-saat tertentu hargnya anjlok hingga 50 persen, seperti beberapa yang lalu," ungkapnya.
Baca Lainnya: 
Wak Zul mengungkapkan, udang kelong tangkapan nelayan tradisional akan jatuh ketika udang dari pertambakan memasuki musim panen. Tapi bagi orang yang sering makan udang, pasti akan pilih udang dari alam karena rasanya lebih enak dan segar.
"Kalau sudah panen udang dari tambak jatuh harganya. Namun rasanya tetap beda dengan udang tambak, karena pakannya kimia," tandasnya.