Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Konten dari Pengguna
Fenomena Laut Terbelah Terekam di Bawah Jembatan Suramadu, Pertanda Apa?
24 Maret 2019 0:02 WIB
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Trubus.id -- Warga dunia maya dibuat gempar dengan sebuah unggahan video di media sosial Instagram yang menampakkan fenomena aneh di bawah jembatan Surabaya-Madura atau Suramadu. Video yang diunggah pemilik akun instagram @maduraholic itu beredar sejak Selasa (19/3) kemarin dan langsung menjadi viral.
ADVERTISEMENT
Dalam video tersebut nampak lautan yang berada di bawah jembatan tersebut seakan terbelah yang dapat jelas terlihat dari warnanya yang berbeda. Sebagian lautan berwarna putih dan sebagian lain berawrna kehitaman.
Belahan warna tersebut memanjang cukup jauh. Akibat kejadian itu, banyak pengendara yang tengah melintas kemudian mengabadikan fenomena langka tersebut dengan kamera telepon genggam mereka.
Menanggapi fenomena aneh itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut, kejadian alam itu disebut halocline. Kondisi ini terjadi saat ada pertemuan dua arus air yang memiliki perbedaan tingkat kandungan garam.
Prakirawan dari BMKG Stasiun Maritim Tanjung Perak Surabaya, Ady Hermanto menjelaskan, fenomena laut terbelah di bawah Jembatan Suramadu itu sebenarnya adalah hal yang wajar terjadi dan tidak perlu dikhawatirkan.
ADVERTISEMENT
"Gradasi warna itu terjadi karena adanya perbedaan densitas (massa jenis)," katanya ketika dikonfirmasi wartawan, Rabu (20/3).
Ia memaparkan, ketika air yang kandungan garamnya lebih rendah dari pada kandungan garam yang lebih tinggi bertemu, maka terjadi yang namanya halocline itu.
"Memang, daerah-daerah situ (kawasan Jembatan Suramadu) ada muara sungai, Kalimas dan sungai-sungai kecil, itu yang menyebabkan perbedaan warna air itu. Jadi, air yang dari sungai-sungai itu densitas atau kandungan garamnya lebih sedikit dari pada kandungan garam di Selat Madura," ujar Ady.
Sebetulnya, menurutnya, peristiwa seperti terjadi setiap hari. Orang yang biasa melintas di Jembatan Suramadu pasti biasa melihat fenomena pertemuan warna laut seperti yang dihebohkan. Dia menduga area belahan kali ini lebih memanjang karena dipengaruhi curah hujan yang sepekan terakhir intensitasnya lebih tinggi dari biasanya.
ADVERTISEMENT
Sedikit berbeda dengan analisa BMKG, Alan Koropitan, ahli Oseanografi IPB dan anggota Ilmuwan Muda Indonesia juga mengatakan, kondisi laut terbelah di bawah jembatan Suramadu terjadi karena perbedaan plume masa air.
"Sekilas saya lihat itu plume masa air yang berbeda," ujarnya, Rabu (20/3).
Plume sendiri adalah semacam pola yg terbentuk di permukaan dari warna air yang kontras terlihat. Menurutnya, kemungkinan masukan debit sungai tinggi akibat dari curah hujan saat ini yang sedang tinggi. "Sehingga kelihatan jelas plume sedimen yang terbawa dari sungai," tambahnya.
Menurutnya fenomena ini adalah hal yang biasa, ketika curah hujan tinggi dan debit air meningkat.
Terpisah, Kepala Subdivisi Hubungan Masyarakat Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura atau BPWS, Faisal Yasir Arifin, mengatakan bahwa peristiwa laut Suramadu terbelah biasa terjadi. Hanya saja, untuk kali ini luas belahan jauh lebih memanjang dari biasanya, melintasi area laut dari Selat Madura di Bangkalan hingga Sampang.
ADVERTISEMENT
"Sekitar 60 kilometer dari sini (Jembatan Suramadu)," ujarnya. [RN]