Konten dari Pengguna

Gula Aren Semakin Populer, Kesadaran Warga Soal Kesehatan Tinggi

Trubus ID
Media online kekinian yang menyajikan informasi seputar gaya hidup hijau yang ramah lingkungan dan peristiwa terkait alam, lingkungan, sosial, serta pemberdayaan masyarakat untuk bumi kita yang lebih hijau dan lestari
17 Januari 2019 0:10 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Terkait hal tersebut, tentunya berimbas pada cara pandang petani terhadap pohon aren. Di Mabes Kafe yang terletak di kawasa  Jalan Setia Budi, Kota Medan, menyediakan gula pasir dan gula aren untuk para konsumen. 
"Jika dibandingkan gula pasir, saya lebih sarankan gula aren karena lebih sehat dikonsumsi. Apalagi untuk kopi, sangat cocok dicampur gula aren," kata pemilik Mabes Kafe, Agung Arifin, Minggu (13/1).
Kepala Dinas Perkebunan Sumatera Utara (Sumut) Herawaty menjelaskan, aren satu dari enam komoditas prioritas, yakni tembakau, kopi, kakao, karet, dan kelapa sawit. 
Baca Lainnya: 
"Sumut punya 5 komoditas perkebunan prioritas plus 1, yaitu aren," jelasnya.
Herawaty menilai, salah satu dampak positifnya adalah petani semakin sadar dengan potensi tanaman arennya. Para petani sadar, jika dikelola dengan maksimal, tentunya lebih menjanjikan. 
ADVERTISEMENT
"Bentuknya tidak hanya gula aren yang dijual di pasar, tapi diolah lagi, seperti dikristalkan. Nah, itu disebut gula semut," ungkapnya. 
Herawaty menerangkan, sejak beberapa tahun lalu pihaknya memiliki program pengembangan Unit Pengolahan Hasil (UPH). Program ini membantu petani agar dapat mengolah air nira menjadi gula semut, dan memberikan mesin untuk memudahkan pembuatan gula semut. 
"Tahun 2018 kita sudah memberikan bantuan mesin kepada petani aren di Mandailing Natal dan Karo. Tahun 2019 kita ada kasih mesinnya ke petani aren di Langkat. Salah satunya mesin pengkristal," terangnya. 
Baca Lainnya: 
Selain memberikan mesin, pihaknya juga memberikan pelatihan kepada petani penerima tentang teknis pengoperasiannya. Tentu saja, pelatihan tentang aren itu apa, potensinya apa, bagaimana menghasilkan yang baik, dan lainnya. 
ADVERTISEMENT
Herawaty mengungkapkan, geliat petani aren juga memicu pertanaman dengan memberikan bantuan benih aren ke Labuhan Batu Utara, Batu Bara, Asahan dan Mandailing Natal. Juga memberikan pelatihan cara budidaya aren yang baik. 
"Benih yang diberikan sekitar 48.000 batang," ungkapnya.
Data Statistik Perkebunan 2107 dari Dinas Perkebunan Sumatera Utara mencatat, perkebunan aren seluas 6.472,53 ha dengan produksi 5.268,52 ton. 
Pohon aren bisa ditemui di 19 kabupaten dengan luas 17.10,24 ha dengan status tanaman belum menghasilkan (TBM), 3.916,89 ha tanaman menghasilkan (TM) dan 18 kabupaten seluas 845,4 ha tanaman tua menghasilkan (TTM).
Desa Buluh Awar di Kecamatan Sibolangit, Deli Serdang, salah satu sentra produksi gula merah dan gula semut dengan kualitas tinggi. 
ADVERTISEMENT
Dari sekitar 120 Kepala Keluarga (KK) di Desa Buluh Awar berkisar 50% hidup dengan memanfaatkan pohon nira untuk dijadikan gula aren dan gula semut.