Konten dari Pengguna

Gunung Berapi Purba Dapatkah Aktif Kembali?

Trubus ID
Media online kekinian yang menyajikan informasi seputar gaya hidup hijau yang ramah lingkungan dan peristiwa terkait alam, lingkungan, sosial, serta pemberdayaan masyarakat untuk bumi kita yang lebih hijau dan lestari
6 Agustus 2019 0:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Gunung Berapi Purba Dapatkah Aktif Kembali?

ADVERTISEMENT
Trubus.id -- Dinamisnya perubahan kerak bumi selama berjuta tahun membuat Indonesia berada dalam ring of fire atau "cincin api" deretan gunung berapi aktif di dunia. Saat ini yang sedang hangat diberitakan adalah erupsi Gunung Tangkuban Parahu di Jawa Barat. Namun, dari sekian banyak gunung berapi di Nusantara ini, ada yang berstatus gunung api purba.
ADVERTISEMENT
Gunung purba paling fenomenal adalah Gunung Toba. Warta Geologi menyebutkan, bahwa letusan dahsyatnya pada 75.000 tahun yang lalu menyisakan sebuah cekungan luas dan menjelma menjadi danau Toba. Pada tahun 1939, geolog Belanda Van Bemmelen melaporkan, Danau Toba, yang panjangnya 100 kilometer dan lebarnya 30 kilometer, dikelilingi oleh batu apung peninggalan dari letusan gunung.
Belakangan, beberapa peneliti lain menemukan debu riolit (rhyolite) yang seusia dengan batuan Toba di Malaysia, bahkan juga sejauh 3.000 kilometer ke utara hingga India Tengah. Gunung Toba  tergolong Supervolcano karena memiliki kantong magma yang besar. Sebagai perbandingan, kategori Volcano kalderanya ratusan meter, sedangkan Supervolacano itu puluhan kilometer.
ADVERTISEMENT
Di pulau Jawa sendiri juga terdapat gunung api purba, menurut Geomagz, diantaranya adalah Bromo Purba di Jawa Timur dan Nglanggeran di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah istimewa Yogyakarta  Siapa sangka, kaldera pasir Tengger yang terletak di Provinsi Jawa Timur ini adalah bagian dari gunung api purba. 
Gunung Bromo yang kita kenal saat ini merupakan gunung yang muncul akibat aktivitas Gunung Bromo Purba puluhan ribu tahun yang lalu. Namun, belum diketahui dengan jelas kapan kapan letusan Gunung Bromo Purba terjadi.
Sementara itu, Nglanggeran saat ini merupakan daerah kawasan wisata. Daerah ini merupakan kawasan yang batu-batuannya tersusun oleh material vulkanik tua. Geolog menyebutnya Formasi Nglanggeran. Menurut kajian ilmiah, Gunung Nglanggeran adalah Gunung Berapi Purba.
ADVERTISEMENT
Gunung berapi purba Nglanggeran dapat ditelusuri dari jejak material vulkanisnya (foto: Ensiklo)
Usia gunung ini menjadi menarik bagi geolog yang ingin mengetahui genesa (pembentukan) gunung api ini serta memperkirakan bagaimana kondisi tektonik pada saat gunung Nglanggeran ini masih aktif. Kajian awal dahulu memperkirakan, usia Gunung Nglanggeran ini sekitar 50 juta tahun. Namun kajian terbaru menemukan gunung ini sudah mati sejak 18 juta tahun yang lalu.
Apakah sebuah gunung berapi purba dapat ‘bangun’ kembali setelah mati? Menurut Hanik Humaida, kepala BPPTKG Yogyakarta kepada Kompas, dapat dikatakan bahwa peluang ‘bangun’ kembalinya sebuah gunung berapi purba adalah serupa dengan peluang hidupnya kembali seekor dinosaurus di masa kini. Dengan kata lain, amat sangat kecil sehingga praktis bisa dikatakan mustahil.
ADVERTISEMENT
Gunung berapi purba pada dasarnya adalah fosil gunung berapi. Saat gunung berapi itu mati, pasokan magma dari dapur magmanya terputus total oleh sebab tertentu. Sehingga magma yang masih tersisa dalam diatrema (saluran magma utama)-nya pun kehilangan dorongan untuk ke atas. Apalagi keluar lewat kawah.
Perlahan-lahan sisa magma ini mulai membeku, membentuk batuan beku seperti granit atau diorit atau sejenisnya secara perlahan-lahan. Pada saat yang sama keseimbangan alamiah yang selama ini menopang tubuh gunung berapi itu dalam menjaga bentuknya, yakni antara pasokan magma yang menyeruak sebagai lava dengan kikisan air sebagai erosi, pun berantakan. 
Gunung berapi purba jelas berbeda dengan gunung berapi tidur (dorman). Berbeda dengan gunung berapi purba, gunung berapi tidur tidaklah mati. Ia hanya tertidur panjang, namun masih tetap terhubung dengan dapur magmanya. [NN]
ADVERTISEMENT