Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Konten dari Pengguna
Gunung Merbabu Masih Membara, Helikopter Water Bombing Kemana?
19 Oktober 2018 0:20 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Trubus.id -- Sejak Minggu (14/10) siang, kobaran api disertai kepulan asap pekat terlihat dari lereng Gunung Merbabu sisi barat. Tim gabungan bersama petugas Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb) pun langsung naik dan berusaha memadamkan api dengan peralatan seadanya. Namun sayangnya, hingga Senin (15/10) petang, api belum berhasil dipadamkan. Bahkan api kini sudah mendekati kawasan puncak gunung tersebut.
ADVERTISEMENT
Kepala BTNGMb, Edy Sutiyarto mengatakan, saat ini sudah lebih dari 20 hektare lahan hutan di lereng Gunung Merbabu yang ludes terbakar. Untuk itu, ia mengaku sudah meminta bantuan pemerintah pusat untuk memadamkan api dengan teknik water bombing menggunakan helikopter.
Baca Lainnya : Kebakaran di TN Gunung Merbabu, Petugas Kewalahan Padamkan Api
Edy menyebut, permintaan itu sudah disampaikan pihaknya melalui Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Kementerian LHK. Namun sayangnya, anggaran untuk upaya pemadaman dengan helikopter rupanya sudah habis.
"Kami belum tahu, tadi telepon Kasubditnya katanya anggaran untuk operasional water boom katanya sudah habis untuk ngebom-ngebom air di Luar Jawa. Tapi nggak tahu, tolong bisa dibantu bagaimana caranya karena api sudah mendekati puncak," kata Edy kepada wartawan di Basecamp Thekelan, Batur, Getasan, Kabupaten Semarang, Senin (15/10).
ADVERTISEMENT
Edy mengakui, hingga saat ini pihaknya belum mengetahui secara pasti apa penyebab kebakaran ini. Pasalnya sejak tanggak 8 Oktober silam hingga 31 Oktober mendatang, pihaknya sudah menutup jalur pendakian. Hal lain yang jadi tanda tanya, kebakaran alami jarang terjadi. Edy menyebut, di Indonesia potensi kebakaran hutan secara alami tak lebih dari 10 persen sekalipun kondisi panas.
Baca Lainnya : 8 Hingga 31 Oktober, Jalur Pendakian Gunung Merbabu Ditutup
"Panasnya di sini gesekan-gesekan apa? Di sini batu bara juga tidak ada," ujarnya.
Sementara itu, akibat peristiwa ini tak hanya ekosistem hutan di gunung berketinggian sekitar 3.142 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut saja yang terdampak. Pasalnya akibat kebakaran itu, jaringan pipa air bersih yang mengalir ke sejumlah dusun di Desa Batur juga ikut terbakar. Imbasnya, sebanyak 280 Kepala Keluarga (KK) yang tinggal di Dusun Nglelo dan Thekelan, Desa Batur kesulitan air bersih. Untuk mendapatkan air bersih, mereka harus mengambil air ke dusun lain.
ADVERTISEMENT
"Sejak tadi pagi, air sudah tidak mengalir dan warga ngangsu (mengambil air) ke dusun lain," kata Kepala Desa Batur, Radix Wahyu Dwi Yuni Ariadi, Senin (15/10). [RN]