Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Harga Anjlok, Petani Bengkulu Tebang Pohon Karet untuk Dijual Sebagai Kayu Bakar
31 Agustus 2018 15:20 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Trubus.id -- Keresahan akibat dampak anjloknya harga getah karet di Kabupaten Mukomuko, Bengkulu semakin memuncak. Lantaran harga yang jatuh hingga 38 persen ke Rp4.000 per kilogram, petani di wilayah ini nekat menebang pohon karet mereka untuk dijual sebagai kayu bakar.
ADVERTISEMENT
Sudah beberapa pekan terakhir, aksi ini dilakukan petani kebun karet di Kecamatan Penarik, Kabupaten Mukomuko, Bengkulu. Totalnya, sudah ratusan batang pohon karet yang jadi korban.
"Kami menebangi sekitar 250 batang pohon karet di lahan seluas dua hektare sejak dua minggu yang lalu," kata Yadi, warga Desa Suka Maju, Kecamatan Penarik di Mukomuko, Kamis (30/8).
Baca Lainnya : Harga Jual Melemah, 1.000 hektare Pohon Karet Akan Direplanting
Menurut Yadi, tidak hanya petani kebun karet di Desa Suka Maju saja yang menebangi pohon-pohon karet miliknya. Petani di Desa Sumber Mulya dan Desa Wonosobo, Kecamatan Penarik juga melakukan hal yang sama.
ADVERTISEMENT
Batang pohon karet yang telah ditebang itu kemudian banyak dijual ke tukang pembuat gula dan ke rumah makan di wilayah tersebut. Petani setempat menjual kayu-kayu karet dengan harga sekitar Rp500.000 per satu rit mobil.
Ia mengatakan, mayoritas petani di wilayah ini memilih menebangi pohon-pohon karet itu akibat semakin turunnya harga jual getah karet di wilayah itu dari sebesar Rp6.000 Rp6.500 per kilogram menjadi Rp4.000 per kg.
Baca Lainnya : Memperingati HTN 2017, Petani Minta Harga Karet Dinaikkan
Selain itu, lanjut Yadi, selama ini semakin tidak menentunya harga jual getah karet di tingkat petani setempat. Ia menyatakan, mayoritas petani di wilayah ini karena kesal mengapa harga getah karet tidak pernah diperjuangkan.
ADVERTISEMENT
"Harga sawit diperjuangkan, sedangkan harga getah karet tidak pernah diperjuangkan," ujarnya.
Untuk sementara ini, ia menyatakan, petani setempat belum memikirkan tanaman pengganti pohon karet yang telah ditebang tersebut. [RN]