Konten dari Pengguna

Ilmuan Australia Biakan Terumbu Karang dengan Teknik Inseminasi Buatan

Trubus ID
Media online kekinian yang menyajikan informasi seputar gaya hidup hijau yang ramah lingkungan dan peristiwa terkait alam, lingkungan, sosial, serta pemberdayaan masyarakat untuk bumi kita yang lebih hijau dan lestari
3 Desember 2018 0:10 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun kini, secercah harapan hadir berkat inovasi yang dilakukan para peneliti. Yah, ilmuan dari Australia saat ini tengah berupaya melakukan restorasi terumbu karang di gugusan terumbu karang Great Barrier Reef, Queensland. Cara yang dilakukan ilmuan ini cukup unik. Mereka menerapkan teknik inseminasi buatan layaknya proses pembentukan bayi tabung untuk manusia. 
Adalah Profesor Peter Harrison dari Southern Cross University, yang menginisiasi teknik ini. Ia mengatakan, para peneliti sebelumnya telah mengumpulkan jutaan telur dan sperma terumbu karang selama musim pembiakan terumbu karang tahunan di kawasan Great Barrier Reef (GBR).
Baca Lainnya :
"Ini adalah proyek restorasi larva terumbu karang terbesar yang pernah dicoba di mana pun di dunia. Ini sangat menarik, karena untuk pertama kalinya kami akan mencoba dalam skala besar untuk menangkap jutaan telur dan sperma selama acara pembiakkan karang. Kami membangun penangkap sel telur dan sperma terumbu karang yang mengapung dari Moore Reef di lepas pantai Cairns," katanya seperti dikutip dari ABC Australia belum lama ini.
ADVERTISEMENT
Profesor Harrison mengatakan para ilmuwan akan menumbuhkan karang-karang kecil dalam kawasan terapung selama sekitar satu minggu dan ketika larva sudah siap, mereka akan diperkenalkan ke bagian terumbu karang yang paling rusak. 
Dia mengatakan, langkah ini dilakukan untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi akibat pemutihan terumbu karang massal di lokasi itu yang terjadi pada tahun 2016 dan 2017 silam.
"Di Great Barrier Reef kami kehilangan lebih dari separuh terumbuh karang di dua peristiwa pemutihan karang baru-baru ini. Prospek ke depan akan suram untuk terumbu di seluruh dunia kalau kita dapat mengelola perubahan iklim," katanya.
"Kami telah kehilangan begitu banyak terumbu karang sehingga lebih sedikit karang yang menjadi tempat bertelur ikan dan tingkat pembuahan akan menjadi lebih rendah dan miliaran larva karang perlu diisi ulang karena tidak bisa diproduksi secara alami."
ADVERTISEMENT
"Di masa depan kita perlu mulai mencari cara untuk melakukan proyek restorasi seperti ini dalam skala besar sehingga lebih bermakna.
Baca Lainnya :
Profesor Harrison mengatakan skala operasi dari proyek ini belum pernah terjadi sebelumnya tetapi perlu diperluas lebih lanjut. "Proyek ini adalah upaya berskala besar pertama untuk mengembalikan jutaan larva ke sistem terumbu karang dengan cara yang efisien," katanya.
Peneliti berencana melakukan dalam skala lebih besar dan dalam beberapa tahun ke depan kami membidik skala kilometer persegi. 
"Skala kerusakan pada terumbu karang di seluruh dunia sangat melimpah, lebih dari 70 persen terumbu karang di dunia sudah sangat buruk kondisinya dan 10 atau 20 persen lainnya menghadapi tekanan yang segera datang dari populasi manusia yang terus bertambah. Kita harus beroperasi pada skala yang jauh lebih besar dari ini di masa depan," katanya.
ADVERTISEMENT
Chartrand mengatakan jika proyek itu berhasil, pendekatan serupa bisa diterapkan pada terumbu karang yang rusak di seluruh dunia. [RN]