Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Karandi Watar, Ritual Unik Awetkan Jagung di Pulau Sumba
1 Februari 2019 0:10 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sumba, pulau eksotik yang terkenal dengan tenun ikat warna alamnya ini juga menyimpan kearifan lokal yang berbeda dengan wilayah lain. Beberapa budaya Sumba selain tenun ikat warna alam, adalah pasola, kubur batu dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Di bidang pertanian, warga Sumba mempunyai tradisi menyimpan hasil pertanian yang unik. Sebenarnya makanan pokok warga Sumba adalah jagung. Di beberapa wilayah Sumba sampai sekarang masih melestarikan tradisi menyimpan atau mengawetkan jagung yang disebut Karandi Watar.
Baca Lainnya:
Karandi Watar artinya mengikat jagung. Menurut Dion Umbu Ana Lodu, seorang pecinta budaya Sumba sekaligus wartawan ini, tardisi ini sudah berlangsung turun temurun di Tanah Humba ini.
"Biasanya warga menyimpan jagung di pohon kelapa atau pohon lontar yang batangnya kokoh dan lurus, " kataya kepada Trubus.id Senin (28/1).
Sebagai orang Sumba ia mengetahui, warga Sumba Timur yang tinggal di daerah-daerah masih melakukan cara unik ini. Dia mengatakan, setelah jagung dipanen, para warga akan melakukan ritual tertentu karena kerja keras mereka kini telah menuai hasil.
ADVERTISEMENT
Jagung-jagung yang dituai lalu diikat dengan tali dari rotan, akar atau bahan alami lainnya. Satu ikatan biasanya 80 sampai 100 buah jagung. Jagung yang telah kering itu lalu disimpan dalam pohon yang lurus dan kuat.
Tujuan dari penyimpanan di atas pohon tersebut agar jagung bisa tahan lama dan bebas dari kutu. Selain itu untuk menghindari kebakaran dan serangan tikus.
( Dion Umbu Ana Lodu, seorang pecinta budaya Sumba, Foto: Dokumen Pribadi)
Beberapa desa yang masih melestarikan cara unik ini diantaranya desa Kataka, Kecamatan Kahaungu Eti, Desa Maubokul di Kecamatan Pandawai, juga di desa Mondu dan Desa Rambangaru, Kecamatan Haharu.
Baca Lainnya:
ADVERTISEMENT
"Namun hanya jagung jenis lokal yang bisa tahan lama di simpat di pohon. Jagung hibrida atau jenis lain tidak bisa, karena lebih gampang lapuk, " kata Dion.
Jagung yang disimpan di atas pohon tersebut bisa bertahan sampai bertahun-tahun. Biasanya, jagung tersebut akan diturunkan ketika sudah musim hujan tiba. Selain dipakai sebagai benih yang akan ditanam, juga untuk konsumsi sehari-hari.
Salah satu kuliner Sumba, Flores dan NTT adalah jaung bosa. Trubus Mania sudah perna mencobanya?