Konten dari Pengguna

Kementan Jalin Kerja Sama Pengembangan Sistem Pemanenan Air Hujan dengan Taiwan

Trubus ID
Media online kekinian yang menyajikan informasi seputar gaya hidup hijau yang ramah lingkungan dan peristiwa terkait alam, lingkungan, sosial, serta pemberdayaan masyarakat untuk bumi kita yang lebih hijau dan lestari
18 Oktober 2018 0:25 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Trubus.id -- Pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya mengembangkan pertanian di Tanah Air. Salah satu langkah yang kini dilakukan untuk menggapai tujuan itu adalah dengan menjalin kerja sama untuk pengembangan sektor pertanian dengan Taiwan.
ADVERTISEMENT
Kerja sama pengembangan Rain Water Harvesting System atau pemanenan air hujan ini dijalin saat Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman berkunjung ke Taiwan, 9 Oktober silam. Kerja sama tersebut dimaksudkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan rawa dan tadah hujan yang berpotensi besar menyediakan pangan, baik untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri maupun meningkatkan volume ekspor.
Dalam kunjungannya kali itu, Mentan bertemu dengan Menteri Pertanian Taiwan, Mr. Tsung-Hsien Lin. Amran yang didampingi Staf Ahli Menteri Bidang Perdagangan dan Hubungan Internasional, Mat Syukur dan Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Tata Hubungan Kerja, Baran Wirawan kemudian mendengarkan pemaparan Mr. Tsung-Hsien Lin terkait keberhasilan implementasi sejumlah kegiatan kerjasama Taiwan-Indonesia selama ini yang telah memberikan dampak konkrit bagi peningkatan kesejahteraan petani di Indonesia. 
ADVERTISEMENT
Baca Lainnya : Kuatkan Nilai Tukar Rupiah, Kementan Kirim Manggis ke Taiwan
Beberapa kegiatan yang dimaksud antara lain adalah pengembangan inkubasi agribisnis di Lembang, Bogor dan Bali, serta kemajuan implementasi proyek pengembangan pertanian modern terintegrasi di Karawang.
Karenanya, Amran memberikan apresiasi yang tinggi terhadap dukungan Taiwan bagi pengembangan sektor pertanian di Indonesia. Amran kemudian membeberkan kemajuan pertanian Indonesia dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, khususnya produksi sejumlah komoditas pertanian strategis yang meningkat secara signifikan sehingga mampu memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri dan bahkan melakukan ekspor ke sejumlah Negara. 
"Dalam 3 tahun terakhir, ekspor komoditas pertanian Indonesia meningkat hingga 24 persen. Naik 24 persen dibanding 2016, sehingga berdampak pada surplusnya neraca perdagangan pertanian 2017 sebesar Rp 214 triliun. Capaian ini tentu karena kerja keras dan pengembangan pertanian Indonesia sudah menggunakan teknologi modern," ujar Amran di Jakarta, Minggu (14/10).
ADVERTISEMENT
Amran berharap agar sumber daya alam pertanian yang berlimpah di Indonesia dapat disinergikan dengan keunggulan teknologi pertanian yang dimiliki Taiwan. Utamanya pada teknologi sistem pemanenan air hujan dan teknologi maju lainnya. 
"Bila ini dapat dilaksanakan, maka akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi berbasis pertanian yang kuat, sehingga cita-cita Indonesia untuk menjadi lumbung pangan Asia dan bahkan dunia dapat segera terwujud," harap dia.
Lebih lanjut Amran menyebutkan, saat ini terdapat 2 potensi besar pengembangan pertanian Indonesia yang belum termanfaatkan secara optimal. Yakni lahan rawa dengan luasan mencapai 10 juta hektar dan lahan tadah hujan sekitar 4 juta hektar.
"Untuk itu, optimalisasi pemanfaatan potensi tersebut memerlukan dukungan teknologi Pemanenan Air Hujan (Rain Water Harvesting System) dari Taiwan dalam bentuk embung, dam parit, dan long storage," jelas Amran lagi.
ADVERTISEMENT
Baca Lainnya : Euforia Kementan, Usai Manggis Kini Kementan Genjot Ekspor Bambu Suji dan Lidah Mertua
Menanggapi hal ini, Menteri Pertanian Taiwan pun menugaskan Tim Ahli untuk membantu Indonesia membangun fasilitas Rain Water Harvesting System. Teknologi ini diharapkan dapat mendorong peningkatan Indeks Pertanaman (IP) dari hanya satu kali tanam dalam setahun menjadi tiga kali untuk areal tadah hujan serta dari lahan rawa yang saat ini sama sekali belum termanfaatkan menjadi tiga kali tanam per tahun.
Perlu diketahui, saat ini telah terdapat kesepakatan kerjasama pengembangan sistem pertanian modern terintegrasi yang menerapkan teknologi Rain Water Harvesting System untuk mendukung integrasi pertanaman padi dengan hortikultura dan peternakan bebek. 
Pada tahap awal, telah ditetapkan areal pengembangan yang berlokasi di Kabupaten Karawang seluas 400 hektar yang nantinya akan diperluas hingga 1000 hektar. Dalam kerangka kerjasama tersebut, juga disepakati kegiatan pelatihan bagi 30 orang petani Karawang yang akan dilaksanakan di Taiwan.
ADVERTISEMENT
Kunjungan Mentan ke Taiwan juga membahas komitmen investasi Taiwan mengembangkan industri gula di Indonesia Rp 20 triliun, membuka pasar ekspor manggis Indonesia ke Taiwan, serta program Magang Petani Indonesia di Taiwan. [RN]