Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Kementan Menggerakkan Lahan 7.650 hektar di Kediri Sebagai Sentra Nanas
12 Desember 2018 0:10 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hal tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktora jenderal Hortikultura mengupayakan sentra nanas di Kediri, Jawa Timur. Dibalik keindahan wisata Gunung Kelud, Kecamatan Ngancar, Kediri berpotensi sebagai wilayah penghasil buah nanas.
"Lahan 7.650 hektar ditanami nanas jenis Paair Kelud (PK-1), PK Berduri, Madu, Queen, Smooth Qayenne. Nanas jenis KP-1 beratnya 2 hingga 3 kg perbutir," ujar Dirjen Hortikultura, Suwandi yang saat mengunjugi hamparan nanas di Kediri, Sabtu (8/12).
Baca Lainnya :
Menurut Suwandi, sentra nanas di Indonesia tersebar di berbagai daerah. Seperti di Kabupaten Subang, Pemalang, Prabumulih, Kediri, Blitar, Kubu Raya, Mempawah, Muaro Jambi, Kampar, Lampung Tengah dan Karimun.
ADVERTISEMENT
"Produksi nanas di tahun 2016 sebesar 1,39 juta ton naik 22,3 persen tahun 2017 menjadi 1,79 juta ton. Ini pencapaian yang bagus kerja keras petani, pemerintah dan para pelaku usaha. Semuanya bersinergi dengan baik," katanya.
Berdasarkan data BPS, Indonesia ekspor nanas segar 2017 sebesar 9.586 ton, naik 17,5 persen dan periode Januari-Oktober 2018 ekspor menjadi 11.247 ton. Negara tujuan ekspor ke Uni Emirat Arab, Jepang, Hongkong, Singapura, Saudi Arabia, Oman, Canada, Kuwait dan Korea.
Baca Lainnya :
"Sebanyak 95 persen ekspor nanas dalam bentuk olahan dan sisanya dalam bentuk segar. Pangsa ekspor nanas ini 85 persen dari total ekspor buah," ujar Suwandi.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut Suwandi mengatakan, buah nanas kaya akan vitamin C dan mangan, serta mengandung vitamin A, vitamin B1, vitamin B6, tembaga, serat pangan, folat, dan asam pantotenik. Buah nanas pun mengandung enzim proteolitik bromelain berperan membantu memecah protein, mencegah kanker dan membantu sistem pencernaan.
"Nanas juga mambantu menurunkan berat badan, daya tahan tubuh, meredakan peradangan, sinusitis, memperkuat kinerja mata, dan antioksidan," ujarnya.
Smentara itu, Manajer Koperasi Langgeng Mulyo, Desa Ngancar, Kecamatan Ngancar, Kediri, Endro Pujiastoko menjelaskan, nanas varietas Madu Kelud dan PK-1 luas 452 hektar berproduksi 2 ton perhari. Sedangkan jenis queen simplex serta Queen Asam Gulas 7200 hektar, hasil 70 ton per hari.
Baca Lainnya :
ADVERTISEMENT
"Kediri memasok pasar tradisional se jawa Bali dan pasok psar modern jawa bali dengan jatingan koperasi maupun asosiasi," kata Endro
"Dulu pernah Kerjasama PT Alamanda Bandung, untuk ekspor namun terhenti. Pernah Kirim Ke pasar Singapura dengan jenis Queen Batu Super, kendala yg muncul nanas tidak bisa tahan lama mudah busuk," lanjutnya.
Endro mengungkapkan, pasar nanas dunia dikuasai Del Monte, Alamanda, Great Giant Pineaple baru mampu memasok memenuhi kebutuhan pasar dunia sekitar 55 persen dari kebutuhan. Karenanya, agar petani nanas kediri bisa mengasilkan nanas berkualitas ekspor, dia mengusulkan agar dibantu alat kultur jaringan bibit.
"Kemudian, perlu juga bantuan formula pupuk khusus nanas dalam bentuk cair pengganti Tetes dan pasca panen berupa cairan zat lilin buah untuk melapisi kulit buah nanas agar tahan lama," kata Endro.
ADVERTISEMENT
Baca Lainnya :
Endro mengatakan, pihaknya saat ini sedang melakukan riset daun nanas untuk serat nanasnya dengan bakteri pengurai selulosa di laboratorium UNISKA. Satu batang pohon nanas menghasilkan serat kering 150 gram, harga serat pasar amerika 250.000 per kg untuk bahan tenun kain korden dn kain baju.
"Untuk serat dari nanas jenus simplex dn asam gulas kualitas serat setara dengan sutra. Ini menurut uji laboratorium Balitas Malang," katanya.
"Satu hektar menghasilkan serat 150 gram dikalikan 80.000 populasi pohon nanas hasilnya 12.000 kg dikali Rp 250.000. Hasilnya Rp 3 miliar. Ini potensi emas hijau yang belum tergali yang bisa bikin Indonesia kaya raya petani sejahtera," pungkas Endro. [NN]
ADVERTISEMENT