Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Kerugian Ekonomi Indonesia Akibat Stunting Capai Rp 260 Triliun
26 November 2018 14:40 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek mengungkapkan, masalah stunting (kekurangan gizi kronis) bisa memicu pada kerugian ekonomi suatu negara.
"Stunting dapat menimbulkan kerugian ekonomi negara sebesar 2%-3% dari Produk Domestik Bruto [PDB]," demikian disampaikan Menteri Kesehatan, Nila Farid Moeloek melalui siaran pers Kementerian Kesehatan di Jakarta, Kamis (22/11).
Baca Lainnya:Â
Sebagaimana diketahui, World bank merilis PDB Indonesia pada 2017 adalah sebesar Rp13.000 triliun.
"Karena stunting, kerugian yang ditimbulkan diperkirakan sebesar Rp260-390 triliun," papar Nila.
Selain itu, Menkes juga menyampaikan, masalah stunting dapat memengaruhi kualitas sumber daya manusia atau anak bangsa.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 penanganan masalah stunting di Indonesia sudah mengalami perbaikan di mana prevalensi balita stunting turun menjadi 30,8 persen dari 37,2 persen pada 2013 lalu.
ADVERTISEMENT
Baca Lainnya:Â
"Prevalensi stunting sudah mencapai target yang diharapkan pada RPJMN tahun 2019 yaitu 32 persen walaupun belum mencapai target yang ditetapkan oleh WHO sebesar 20 persen," tambahnya kembali.
Untuk itu, pihaknya menyatakan penurunan angka stunting tersebut karena adanya upaya penanggulangan gizi buruk.
"Dibuktikan dengan prevalensi gizi buruk turun menjadi 3,5 persen dari 5,3 persen pada 2013," ungkap Nila.