Konten dari Pengguna

Letusan Tipe Stombolian Gunung Anak Krakatau Tidak Menimbulkan Tsunami

Trubus ID
Media online kekinian yang menyajikan informasi seputar gaya hidup hijau yang ramah lingkungan dan peristiwa terkait alam, lingkungan, sosial, serta pemberdayaan masyarakat untuk bumi kita yang lebih hijau dan lestari
9 Januari 2019 0:10 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Tipe strombolian yang mengeluarkan pijar api bukan awan panas besar. Oleh sebab itu cukup kecil potensi Gunung Anak Krakatau menimbulkan tsunami." kata Plt Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) KESDM, Antonius Ratdomopurbo, di Jakarta. Jumat (4/1) malam.
Baca Lainnya :
Antonius menjelaskan Letusan yang baru-baru ini terjadi di Gunung Anak Krakatau merupakan letusan freatik, di mana letusan terjadi akibat magma menyentuh air.
Pada pukul 14.21 WIB Jumat (4/1) Gunung Anak Krakatau, di Selat Sunda meletus, menimbulkan kolom abu dengan tingi kurang lebih 2.000 meter di atas puncak atau sekitar 2.110 meter di atas permukaan laut menurut PVMBG.Kolom abu dari Gunung Anak Krakatau mengarah ke utara dan timur laut.
ADVERTISEMENT
Baca Lainnya :
Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal. Letusan terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimum 14 milimeter dan durasi kurang lebih tiga menit tujuh detik.Suara dentuman letusan juga terdengar di Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau PVMBG.
Gunung Anak Krakatau pada pukul 09.39 WIB Jumat, meletus dan mengeluarkan kolom abu berwarna putih hingga kelabu dengan tinggi ± 1.500 m di atas puncak.
Selama Kamis, gunung itu juga meletus 37 kali, melontarkan lava pijar, abu vulkanik dan pasir. Saat ini Gunung Anak Krakatau berada pada Status Level III (Siaga) dengan rekomendasi masyarakat atau wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius lima km dari kawah. [RN]
ADVERTISEMENT