Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Lilin Aroma Berbasis Parafin Bisa Sebabkan Kanker dan Asma?
2 Desember 2018 0:15 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Di era pengaruh media sosial dan merek mewah yang mempromosikan aromaterapi, tidak heran mengapa penjualan lilin melonjak. Namun ada fakta tersembunyi di balik aroma rasa nyaman dan kehangatan hangat yang dibawa lilin, yakni penyakit dan polusi.
Mayoritas lilin diproduksi terbuat dari lilin parafin, yang merupakan produk sampingan dalam rantai penyulingan minyak bumi. Dalam arti, itu adalah bagian bawah laras atau yang terburuk dari yang terburuk. Ketika lilin tertentu dibakar, mereka melepaskan zat toluena dan benzena, keduanya dikenal sebagai karsinogen.
Baca Lainnya :
Dalam sebuah penelitian oleh Southern Carolina State University, peneliti membandingkan lilin berbahan dasar minyak dan sayuran untuk menentukan emisinya. Peneliti membiarkan lilin terbakar hingga enam jam dalam kotak kecil dan mengumpulkan dan menganalisis kualitas udara. Studi ini menyimpulkan bahwa lilin yang berbasis parafin (yang paling populer) memancarkan bahan kimia beracun seperti toluena dan benzena.
ADVERTISEMENT
"Lilin parafin yang kami uji melepaskan bahan kimia yang tidak diinginkan ke udara. Bagi seseorang yang menyalakan lilin setiap hari selama bertahun-tahun atau hanya menggunakannya sering, menghirup polutan berbahaya yang melayang di udara dapat berkontribusi pada pengembangan risiko kesehatan seperti kanker, alergi umum dan bahkan asma," kata Ruhullah Massoudi, seorang ahli kimia profesor di Southern Carolina State University, seperti diberitakan Tree Hugger. "Tak satu pun dari lilin berbasis sayuran menghasilkan bahan kimia beracun." ungkapnya lagi.
Baca Lainnya :
"Wewangian juga berbahaya, karena selama 50 tahun terakhir, 80 hingga 90 persen wewangian telah disintesis dari minyak bumi dan beberapa bahan kimia berbahaya yang umum ditemukan dalam produk-produk yang wangi termasuk aseton, fenol, toluena, benzil asetat dan limonene," menurut sebuah studi tahun 2009, Fragrance in the Workplace is the New Second-Hand Smoke oleh University of Maryland.
ADVERTISEMENT
Laporan EPA tahun 2001 menyebutkan bahwa membakar lilin di dalam ruangan dapat menyebabkan polusi udara dan "dapat menyebabkan konsentrasi udara dalam ruangan di atas ambang batas yang direkomendasikan EPA."
Jika memang harus menyimpan satu atau dua lilin di rumah, pilihan paling aman adalah membeli lilin organik kedelai atau lilin lebah yang tidak beraroma. Diffuser minyak esensial juga merupakan cara yang bagus untuk menjaga rumah tetap segar sepanjang tahun. [RN]