Konten dari Pengguna

Mahasiswa Unhas Ciptakan Bioplastik dari Ampas Rumput Laut dan Serbuk Kayu

Trubus ID
Media online kekinian yang menyajikan informasi seputar gaya hidup hijau yang ramah lingkungan dan peristiwa terkait alam, lingkungan, sosial, serta pemberdayaan masyarakat untuk bumi kita yang lebih hijau dan lestari
18 Juni 2019 0:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Trubus.id -- Masalah sampah plastik kini tengah jadi perhatian dunia karena dampaknya yang sangat menghancurkan. Untuk itu semua pihak berlomba menciptakan berbagai cara untuk menggantikan plastik yang sulit terurai dengan plastik yang ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
Hal yang sama juga dilakukan mahasiswa-mahasiswa dari Universitas Hasanuddin. Hasilnya, Tim mahasiswa Kehutanan Universitas Hasanuddin yakni, Indra Yuliana, Andi Bau Rezky Wahyuni Ardam dan Fahira Nurul Amalia melakukan penelitian untuk mencari solusinya.
Di bawah bimbingan Dr.Suhasman, S.Hut, M.Si, mereka melakukan penelitian bioplastik yang memanfaatkan limbah serbuk kayu dan ampas rumput laut yang telah didanai oleh Tanoto Student Research Award.
“Kami berharap, bioplastik ini dapat menjadi salah satu solusi dalam menanggulangan pencemaran lingkungan akibat plastik yang sulit untuk terurai,” ujar Indra Yuliana dilansir dari Fajar.id.
Menurut Mahasiswa Kehutanan Unhas ini, produk plastik telah menjadi kebutuhan masyarakat yang tidak dapat dipisahkan, sehingga dari tahun ke tahun mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya konsumsi masyarakat.
ADVERTISEMENT
Sejak teknologi pembuatan plastik sintesis ditemukan pada tahun 1907 atau 112 tahun yang lalu, pemanfaatan plastik berkembang luar biasa akibat sifatnya yang serbaguna dan karakteristiknya yang istimewa. Namun, plastik ini tidak dapat terurai dengan cepat sehingga menyebabkan penumpukkan dan penimbunan limbah plastik dalam jumlah yang besar.
“Hal ini dapat menyebabkan pencemaran dan kerusakan bagi lingkungan karena plastik membutuhkan waktu 100 sampai 500 tahun dapat terdekomposisi (terurai) dengan sempurna,” ujarnya.
Oleh sebab itu, diperlukan penanganan dan salah satunya adalah penggunaan produk plastik yang mudah terurai oleh mikroorganisme dalam waktu singkat (biodegradable atau bioplastik).
Bioplastik tidak menghasilkan senyawa yang berbahaya apabila ditimbun atau dibakar, sehingga bioplastik dapat meningkatkan kualitas tanah karena hasil penguraian mikroorganisme dapat meningkatkan unsur hara dalam tanah.
ADVERTISEMENT
Bahan dasar pembuatan bioplastik yang ramah lingkungan dapat menggunakan tumbuhan yang mengandung pati atau selulosa seperti umbi-umbian. Namun, tanaman ini merupakan salah satu bahan pangan oleh masyarakat Indonesia sehingga ketersediaannya terbatas untuk pemanfaatan lain. Dengan kondisi demikian, dibutuhkan bahan dasar bioplastik yang memiliki ketersediaan melimpah dengan jumlah yang tidak terbatas. [RN]