Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.0
Konten dari Pengguna
Pasca Ratusan Ton Ikan Mati, Keramba di Danau Toba Akan Dikosongkan
31 Agustus 2018 18:10 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Trubus.id -- Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sumatera Utara (Sumut) Mulyadi meminta lokasi Kerambah Jaring Apung (KJA) di Danau Toba tepatnya Kelurahan Pintu Sona, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir segera dikosongkan.
ADVERTISEMENT
Karena lokasi KJA yang digunakan oleh para pelaku usaha perikanan di kawasan itu juga tidak strategis, dan sering terjadi pendangkalan serta arah angin yang begitu kuat.
"Setelah turun ke lapangan, kita melakukan obeservasi dan mengambil sampel. Diketahui kawasan itu sering terjadi angin kencang. PH dan ukuran KJA banyak yang tidak sesuai aturan," kata Mulyadi, Jumat (31/8).
Baca Lainnya: Kerugian Akibat Matinya Jutaan Ekor Ikan di Danau Toba Mencapai Rp 4 Miliar
Dijelaskannya, hasil observasi yang dilakukan menunjukkan PH air di lokasi tersebut tidak ideal, dan hanya 2,3 mm/liter. Padahal idealnya untuk KJA 5 mm/liter, sedangkan kedalaman KJA di lokas tersebut juga tidak sampai 10 meter.
ADVERTISEMENT
"Berdasarkan Perpres Nomor 81 tahun 2014 tentang RTRW Danau Toba, kedalaman KJA minimal 30 meter. Di sana, jarak pantai ke KJA hanya lima meter. Berdasarkan peraturan 100 meter. Inilah faktor-faktor penyebab ikan-ikan di sana banyak mati," jelasnya.
Mulyadi menyebut, cara budidaya ikan yang tidak baik, disertai faktor cuaca dan angin, berdampak membawa bahan-bahan organik seperti amoniak yang ukurannya sudah melebihi ambang batas. Hal tersebut mengakibatkan timbulnya racun dan pengurangan oksigen.
"Untuk satu KJA idealnya 5.000 ekor ikan. Di sana, dari laporan pemilik KJA, satu petak ada 15.000 ekor ikan," sebutnya.
Terkait kejadian tetsebut para pemilik usaha perikanan yang berjumlah 18 Kepala Keluarga (KK) di Kecamatan Pangururan meminta untuk dibina. Mereka juga meminta untuk diberikan pengetahuan bagaimana membuat KJA dan membudidayakan ikan di air Danau Toba.
ADVERTISEMENT
Baca Lainnya: Jutaan Ekor Ikan di Danau Toba Mati, Diduga Kekurangan Oksigen
"Kita akan berkoordinasi dengan Dinas Perikanan dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Samosir untuk melakukan pembinaan. Saat melakukan obeservasi, juga dihadiri petugas dari Kementerian Kelautan dan Perikanan," ungkapnya.
Mulyadi menerangkan, sampel yang diambil telah diuji di Laboratorium Pengendalian Mutu Hasil Perikanan di KIM Belawan. Dalam melakukan pengujian, dianalisa mengenai unsur kimia meliputi NH3 (Nitrat), Fospor, Sulfur, CO2, dan lainnya.
"Kita sosialissasikan soal pengosongan setelah melakukan pembinaan. Harus dikosongkan selama dua bulan. Akan dilakukan secara perlahan, upaya pendekatan ke masyarakat," terangnya.
DKP Sumut mencatat 180 hingga 200 ton ikan di Kecamatan Pangururan, Danau Toba mati mendadak. Kerugian dari kematian ikan-ikan tersebut diperkirakan mencapai angka Rp 6 miliar.
ADVERTISEMENT