Konten dari Pengguna

Pemerintah Austria Peringatkan Bahaya Ikuti Tantangan Cium Sapi yang Tengah Viral

Trubus ID
Media online kekinian yang menyajikan informasi seputar gaya hidup hijau yang ramah lingkungan dan peristiwa terkait alam, lingkungan, sosial, serta pemberdayaan masyarakat untuk bumi kita yang lebih hijau dan lestari
22 Mei 2019 0:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Trubus.id -- Sejak beberapa waktu belakangan, di media sosial tersebar tantangan berantai untuk mencium sapi. Hal ini terjadi setelah sebuah aplikasi dari Swiss bernama Castl, Rabu lalu meluncurkan #KuhkussChallenge (Cow Kiss Challange) atau tantangan mencium sapi. 
ADVERTISEMENT
Seperti namanya, tantangan itu mendorong pengguna Castl di Swiss dan negara-negara disekitarnya untuk mencium sapi (dengan atau tanpa lidah) demi mengumpulkan uang untuk keperluan amal. Namun demikian, usai tantangan itu tersebar, hari berikutnya Pemerintah Austria mewanti-wanti warganet untuk menjauhi tantangan tersebut. 
Dalam sebuah pernyataan pada Kamis (16/5), Menteri Pertanian Austria, Elisabeth Koestinger menyebut tantangan itu "gangguan berbahaya".
"Peternakan dan padang rumput bukanlah kebun untuk mengelus binatang - tindakan seperti ini dapat memiliki konsekuensi serius," tambah Koestinger sebagaimana diwartakan AFP, Jumat (17/5). 
Dia mengatakan bahwa sapi bisa menjadi agresif ketika mempertahankan anak-anak mereka. 
Menyeimbangkan kegiatan pariwisata dan peternak adalah topik sensitif di daerah pegunungan Austria, dengan keduanya menjadi pilar utama perekonomian daerah.
ADVERTISEMENT
Pada Februari silam, pengadilan di wilayah Tyrol menggelar sidang dan memutuskan seorang petani untuk membayar € 490.000 (sekira Rp7,9 miliar) sebagai kompensasi kepada duda dari seorang wanita yang diinjak-injak sampai mati oleh kawanan sapi pada 2014 silam.
Pemerintah telah berusaha mencegah insiden semacam itu dengan menerbitkan "kode etik" untuk pendaki dan pejalan kaki gunung, menyarankan mereka untuk menghindari kawanan sapi sedapat mungkin.
"Tindakan seperti tantangan ini terjadi dalam upaya kami untuk mempromosikan koeksistensi di padang rumput. Saya benar-benar tidak bisa memahaminya," kata Koestinger. [RN]