Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.0
Konten dari Pengguna
Peneliti LIPI: Tumbuhan Indonesia Mengandung Senyawa Antikanker dan Antimalaria
24 Agustus 2019 0:05 WIB
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Peneliti LIPI: Tumbuhan Indonesia Mengandung Senyawa Antikanker dan Antimalaria
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Selain kanker, malaria adalah penyakit infeksi yang mema-tikan nomor 5 setelah penyakit infeksi saluran napas, HIV/AIDS, diare, dan TBC. Berdasarkan catatan WHO tahun 2018, sebanyak 3,2 miliar penduduk di dunia berisiko terinfeksi malaria, 1,2 miliar di antaranya memiliki risiko tinggi malaria (jika yang meninggal lebih dari 1 orang/1.000 penduduk dalam satu tahun).
Dengan tingginya angka kematian karena kanker dan usaha Indonesia untuk tetap mengimpor obat kanker meski pun harganya sangat mahal dan mempunyai efek samping, hal ini mengindikasikan risiko yang besar dan biaya tinggi bagi kehidupan penderita kanker jika terus bergantung pada obat kanker impor.
Baca Lainnya : Kanker Paru Bisa Dicegah dan di Obati, Simak Penjelasan Ahli
ADVERTISEMENT
Untuk itu, Peneliti dari Pusat Penelitian Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jamilah mengatakan perlunya mengembangkan obat kanker baru dari tumbuhan Indonesia, dengan efek samping yang lebih rendah. Sebagai informasi, Jamilah merupakan peneliti yang menemukan senyawa aktif baru dari Calophyllum spp sebagai bahan baku obat antikanker dan antimalaria Indonesia.
Dirinya mengatakan bahwa Malaria disebabkan oleh parasit genus Plasmodium yang terdiri darienam spesies, yaitu P. falciparum, P. vivax, P. ovale curtisi, P. ovale wallikeri, P. malariae, dan P. knowlesi.
“Sebesar 90 persen penderita malaria disebabkan oleh parasit P. falciparum yang sangat mematikan sehingga hampir 445.000 orang meninggal per tahun. Parasit tersebut masuk ke dalam sel darah merah lalu membunuh sel-sel darah merah,” ungkap Jamilah dalam Orasi pengukuhan Profesor Riset Bidang Kimia Organik, di Jakarta, Selasa (20/8).
ADVERTISEMENT
Diakuinya, Calophyllum spp mengandung senyawa santon, kumarin, biflavonoid, benzofenon dan neoflavonoid, triterpen dan steroid. Ia mengatakan jika senyawa aktif ini juga berfungsi sebagai antiinflamasi, antijamur, antihipoglikemia, antitumor, antimalaria, antibakteri dan anti-TBC.
"Calophyllum spp masih memiliki peluang untuk dikembangkan menjadi obat antikanker dan antimalaria sebagai pengganti obat impor masih terbuka lebar. Potensi obat dari tumbuhan Calophyllum sangat melimpah, hampir di semua pulau-pulau besar di Indonesia ditemukan tumbuhan Calophyllum karena Indonesia merupakan hutan hujan tropis sehingga Calophyllum dapat tumbuh dengan subur. Untuk ikut berperan mengeliminasi malaria dan mengatasi penyakit kanker di Indonesia, kami tertarik mencari senyawa baru dari tumbuhanIndonesia, yaitu tumbuhan Calophyllum,” tutupnya. [NN]
ADVERTISEMENT