Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Polisi Jepang Ringkus Penyelundup Bahan Genetik Sapi Wagyu ke Tiongkok
4 Maret 2019 0:01 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:02 WIB
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Permintaan daging sapi Wagyu atau yang dikenal sebagai “Rolls-Royce”-nya daging sapi kini telah melonjak. Produsen Jepang telah melaporkan kenaikan ekspor tajam yang telah mengangkat harga daging Wagyu ke rekor tertinggi.
Pada 2018, ekspor daging sapi Jepang melampaui 20 miliar yen atau hampir dua kali lipat dari ekspor pada 2015. Pemerintah Jepang telah menetapkan target ambisius sebesar 25 miliar yen dalam ekspor komoditas itu pada 2020, sebagai upaya untuk mencatat target ekspor senilai satu triliun yen di bidang pertanian, perikanan, dan makanan.
Salah satu pasar ekspor terbesar untuk daging sapi Jepang adalah Hong Kong. Restoran-restoran Hong Kong lebih suka dengan daging sapi yang memiliki reputasi meleleh di mulut.
Baca Lainnya : Pertama Kali, Indonesia Ekspor Daging Wagyu ke Myanmar
ADVERTISEMENT
Dengan berbagai keunggulannya itu, wajar saja jika akhirnya pemerintah sangat melindungi sapi Wagyu Jepang. Bahkan bahan genetiknya pun juga diamankan agar tidak dengan mudah menyebar di pasaran yang berada di luar negeri Sakura tersebut.
Belum lama ini, polisi Jepang telah menangkap seorang pria yang mencoba menyelundupkan bahan genetik sapi Wagyu Jepang ke Tiongkok. Polisi menggeledah rumah seorang pria berusia 60 tahun-an di Osaka, setelah tahun lalu dia berusaha mengekspor telur dan sperma sapi Wagyu yang telah dibuahi ke Tiongkok.
Seperti dilansir dari surat kabar Yomiuri, pada Juli 2018, pria yang tidak disebutkan namanya itu telah membawa kotak logam berisi nitrogen cair dengan ratusan sampel telur dan sperma beku, menggunakan feri dari Osaka ke Shanghai. Dia dihentikan oleh bea cukai Tiongkok karena belum memiliki izin lolos inspeksi karantina sebelum meninggalkan Jepang.
ADVERTISEMENT
Penyelidikan dimulai setelah pria itu kembali ke Osaka, dan mengajukan permohonan dokumen sesuai yang diminta pihak bea cukai Jepang. Pihak berwenang kemudian menuduh pria itu melanggar Undang-Undang Pengendalian Penyakit Menular Hewan Domestik, dengan hukuman maksimum hingga tiga tahun penjara, atau denda satu juta yen.
Pria itu mengatakan kepada penyelidik bahwa dia tidak tahu bahwa membawa bahan genetik ke luar negeri adalah tindakan ilegal. Dia mengatakan hanya diminta oleh seorang kenalan untuk mengirimkan barang tersebut ke seseorang yang akan menemuinya di Shanghai.
Baca Lainnya : Blue Belgian, Sapi Andalan untuk Swasembada Daging Nasional
Seorang pejabat Kementerian Pertanian di Tokyo mengatakan kepada South China Morning Post, undang-undang itu pertama kali diterapkan pada kasus itu atas upaya mengambil materi genetik secara ilegal dari Jepang.
ADVERTISEMENT
“Bibit sapi yang dikenal sebagai Wagyu adalah kekhasan Jepang, kita perlu melindungi sumber daya genetik kita, dan menyimpannya di Jepang,” kata pejabat yang menolak disebutkan namanya itu.
Tokyo khawatir jika bahan-bahan itu digunakan untuk membiakkan sapi wagyu di Tiongkok, maka negara itu akan memiliki industri Wagyu dan dapat menjual produk tersebut di seluruh dunia, dengan nama Wagyu.
“Sangat mungkin bahwa mereka akan mulai mengekspor ke Jepang karena biaya tenaga kerja mereka lebih rendah dan mereka bisa beternak dalam skala yang sangat besar, untuk membuat produk daging sapi mereka jauh lebih murah. Dan kita juga harus khawatir tentang kualitas setiap Wagyu yang dibesarkan di negara lain karena kualitas dagingnya buruk sehingga dapat merusak reputasi semua daging sapi Wagyu,” tambahnya. [RN]
ADVERTISEMENT