Konten dari Pengguna

Polisi Malaysia Ungkap Penyelundupan 3.300 Ekor Kura-kura Moncong Babi

Trubus ID
Media online kekinian yang menyajikan informasi seputar gaya hidup hijau yang ramah lingkungan dan peristiwa terkait alam, lingkungan, sosial, serta pemberdayaan masyarakat untuk bumi kita yang lebih hijau dan lestari
4 Maret 2019 0:01 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Trubus.id -- Kura-kura moncong babi biasa ditemukan di Papua, Indonesia, dan Papua Nugini serta Australia utara. Sayangnya, perdagangan spesies air tawar yang diklasifikasikan sebagai satwa terancam punah oleh Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) ini masih banyak terjadi.
ADVERTISEMENT
Tak hanya sebagai hewan peliharaan, spesies ini juga sangat diminati untuk jadi santapan. Pasalnya, menurut beberapa kepercayaan di berbagai negara, daging kura-kura moncong babi sangat bermanfaat untuk kesehatan, terutama kejantanan pria.  
Di Indonesia sendiri sudah sering kali terungkap kasus perdagangan satwa jenis ini. Namun belum lama ini, otoritas Malaysia juga berhasil mengungkap kasus penyelundupan kura-kura moncong babi yang sangat besar.
Seperti dilansir dari AFP, Rabu (27/2) kemarin, otoritas negeri Jiran itu berhasil mengungkap penyelundupan 3.300 ekor bayi kura-kura moncong babi dari sebuah kapal di Johor lewat tengah malam. Dua pelakunya pun turut diamankan.
ADVERTISEMENT
"Ada 7 paket berisi sekitar 3.300 ekor kura-kura yang diyakini akan dibawa untuk dijual di dalam negeri," ujar pejabat senior penjaga pantai, Mohammad Othman. 
Kura-kura moncong babi itu diperkirakan bernilai sekitar 250.000 ringgit atau sekitar Rp862 juta. Sejauh ini, pihak berwenang belum menyebutkan dari mana asal para penyelundup yang tidak disebutkan identitasnya itu. 
Pengawas perdagangan satwa liar, Traffic Southeast Asia menyebut, jumlah kura-kura yang disita kali ini sangat luar biasa banyak. Menurut dia, spesies itu hanya ditemukan di daerah terbatas dan sangat terancam oleh perdagangan. 
"Ada kebutuhan untuk melihat kemungkinan adanya permintaan untuk hewan peliharaan ini di sini dan apakah hewan itu akan dikirim lebih jauh ke pasar lain," kata petugas komunikasi senior Traffic Southeast Asia, Elizabeth John. 
ADVERTISEMENT
Karena itu pihaknya berharap penyelidikan terus dilanjutkan hingga berhasil mengarah ke lebih banyak intel pada pola penyelundupan dari Indonesia dan negara-negara tetangga. [RN]