Konten dari Pengguna

Polusi Udara Kian Buruk, Pemerintah Thailand Libatkan Militer dan Batasi Penggunaan Kendaraan

Trubus ID
Media online kekinian yang menyajikan informasi seputar gaya hidup hijau yang ramah lingkungan dan peristiwa terkait alam, lingkungan, sosial, serta pemberdayaan masyarakat untuk bumi kita yang lebih hijau dan lestari
14 Februari 2019 13:27 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Trubus.id -- Saat ini, kualitas udara di Bangkok, semakin memburuk. Berdampak pada diliburkannya sekolah-sekolah dan juga universitas. Oleh karena itu, Perdana Menteri Thailand, Prayut Chan-o-chan, mengatakan jika ia akan meningkatkan langkah-langkah drastis untuk memerangi masalah udara.
ADVERTISEMENT
"Mungkin, akan dikeluarkan perintah drastis yang membatasi penggunaan kendaraan. Militer juga akan dilibatkan," kata Prayut, Rabu (30/1).
Dikatakan Prayut, setiap orang harus berkontribusi terhadap upaya mitigasi asap. Jika tidak, pemerintah akan menegakkan langkah-langkah pengendalian polusi yang keras.
"Jika kabut asap di Bangkok tidak ditangani efektif, saya akan memerintah National Council for Peace and Order (NCPO) untuk melarang semua orang mengemudi sendirian, penggunaan mobil diesel dan bahkan, menerapkan penjatahan ruang jalan untuk mengurangi krisis PM2.5," jelasnya, saat membuka pameran Our Country, Our Future.
Dengan kualitas udara di Bangkok dan provinsi terdekat yang terus memburuk, PM2.5 (tingkat partikel sangat halus dan berbahaya) diperkirakan akan tetap jauh di atas standar aman sampai akhir pekan ini. Tidak heran jika pihak berwenang mulai menerapkan langkah-langkah yang lebih ketat.
ADVERTISEMENT
"PM2.5 disebabkan banyak faktor. Jadi, semua orang perlu bekerja sama untuk mengatasi pencemaran ini dengan menyelesaikan masalah pada akar," ungkap Prayut.
Ia menyerukan agar semua pemangku kepentingan lebih berdedikasi pada upaya pengendalian polusi udara.
"Beberapa orang telah memilih isu polusi udara untuk mengkritik pemerintah. Tapi, pemerintah telah menerapkan semua langkah mitigasi jangka pendek seperti menyemprotkan air ke tingkat PM2.5 yang lebih rendah dan mendistribusikan masker wajah. Namun, setiap orang memiliki tugas untuk melakukan bagian mereka," jelasnya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~End Page~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Dia mendesak semua orang untuk memiliki lebih banyak kesadaran publik, mengikuti aturan dan mengubah kebiasaan mereka menimbulkan polusi seperti menggunakan kendaraan yang mengeluarkan asap hitam dari knalpot.
ADVERTISEMENT
"Saya tidak bermaksud menyebabkan ketidaknyamanan bagi orang-orang. Tapi, kita membutuhkan partisipasi publik untuk menyelesaikan masalah," katanya.
Dikatakan Prayut, Departemen Pengendalian Pencemaran dan pemerintah setempat harus efisien dalam memantau PM2.5 serta memperingatkan semua orang jika kualitas udara turun ke tingkat bahaya. Jika diketahui bahwa mereka gagal menjalankan tugasnya untuk memperbaiki situasi, Prayut mengatakan bahwa mereka akan dihukum.
Dia juga telah meminta para pelaku bisnis dan pemilik pabrik untuk mengurangi operasi mereka. Dan, memastikan jika fasilitas mereka memenuhi standar perlindungan lingkungan.
"Saya telah memerintahkan komando operasi keamanan internal di setiap provinsi untuk mengerahkan perwira militer memeriksa operasi pabrik. Memastikan jika mereka mengikuti standar emisi polusi," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, The Bangkok Metropolitan Administration (BMA) telah menetapkan kota itu sebagai zona pengendalian pencemaran. Departemen Pendidikan telah memerintahkan penutupan sementara semua sekolah dan universitas yang ada di Bangkok pada Kamis (31/1) dan Jumat (1/2). [DF]