Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten dari Pengguna
Produksi Cabai Melimpah, Petani di Deli Serdang Mulai Produksi Saos Sambal
27 Desember 2018 0:15 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:51 WIB
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ketua Kelompok Tani Juli Tani, Raeli mengatakan, dari lahan seluas 1 hektare saja bisa menghasilkan 16 ton. Jika ditotal, terdapat 496 ton cabai dari desa tempatnya. Jika tidak dikelola dengan baik, sebagai petani mereka bisa merugi karena harganya jatuh saat panen raya.
"Di sini, para petani punya kiat sendiri. Para petani di sini membuatnya menjadi saos sambal," kata Raeli, Sabtu (22/12).
Baca Lainnya :
Dikatakan Raeli, pada tahun 2017 pernah terjadi anjlok harga cabai petani karena panen raya. Mereka merugi. Kemudian oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Deli Serdang memberikan pelatihan kepada petani untuk mengolah cabai menjadi saos sambal.
"Selanjutnya, petani hingga kini konsisten memproduksi saos sambal walaupun jumlah dan pemasaran masih dalam kategori terbatas," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Raeli menyebut, produksi saos sambal masih rutin dilakukan petani. Mereka bisa menghasilkan 80 sampai 100 Kg saos sambal dalam satu minggu. Kemudian hasil produksi saos tersebut dipasarkan kepada penjual bakso, kedai-kedai, rumah makan, bahkan ada yang memesannya untuk pesta.
"Kita akui, produksi kita masih kalah dengan saos produksi dari perusahaan yang bisa menjual dengan harga lebih murah. Hasil produksi saos sambal kita dijual dengan harga Rp 10.000 per botol dengan ukuran 300 mm," sebutnya.
Raeli mengaku, para petani sangat terbantu dengan adanya Sub Terminal Agribisnis (STA) yang dibentuk kelompok tani bantuan dari Dinas Pertanian Deli Serdang. STA bertujuan menampung hasil panen petani dan memangkas rantai tengkulak.
Baca Lainnya :
ADVERTISEMENT
"Hasil panen kelompok tani dibeli koperasi petani. Kemudian dipasarkan dengan harga yang lebih tinggi dari tengkulak. Untuk pemasarannya sendiri sampai ke daerah Pancing, Tanjung Morawa, bahkan Lubuk Pakam," ungkapnya.
Raeli berharap, dengan semua capaian tersebut petani tetap semangat dan terus menerapkan pola yang sudah dilakukan. Tujuannya agar pendapatan petani bisa lebih besar dan sejahtera, salah satunya dengan produksi saos sambal.
"Di sini kita yakin, petani bisa lebih sejahtera dengan menerapkan pola yang sudah dilakukan," tandasnya. [RN]