Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
Revisi Tata Ruang Berperan Besar dalam Mitigasi Bencana
24 Oktober 2018 0:10 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Trubus.id -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendorong Pemerintah Sulawesi Tengah merevisi tata ruang wilayah di kawasan rawan bencana guna mengurangi risiko kerugian materiel dan korban jiwa akibat bencana alam yang mengintai Sulawesi Tengah.
ADVERTISEMENT
"Revisi ini perlu segera dilakukan agar dampak dari kejadian yang lalu tidak terulang kembali. Bukan cuma Sulawesi Tengah, tapi juga wilayah lain di Indonesia yang masuk kategori rawan bencana alam," kata kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, di Jakarta, Jumat (19/10).
Baca Lainnya : Miris, Banyak Pengungsi Gempa Sulteng Berlindung di Bawah Pohon Cokelat
Menurut Dwikorita, penataan ruang memiliki peran besar dalam upaya mitigasi bencana. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) mengatur pengendalian dan pemanfaatan sebuah kawasan apakah layak dijadikan tempat permukiman atau tidak.
Oleh karena itu, dalam perencanaan tata ruang, hendaknya mempertimbangkan peta bencana, khususnya kondisi kerentanan tanah terhadap gempa, likuifaksi dan longsoran serta banjir bandang di wilayah tersebut.
Baca Lainnya : Kemenkes Kirim Bantuan Obat dan Penjernih Air untuk Korban Gempa Sulteng
ADVERTISEMENT
Jangan sampai, atas dasar kebutuhan tempat tinggal penduduk atau motif ekonomi politik, wilayah yang seharusnya tidak ditinggali justru menjadi kawasan permukiman padat penduduk. Maka dari itu, perlu pengawasan ketat agar rencana tata ruang tersebut benar-benar dijadikan acuan pembangunan.
"BMKG juga merekomendasikan pembangunan fasilitas perlindungan tsunami di kawasan pantai Sulteng. Fasilitas tersebut untuk memberi rasa aman dan nyaman kepada masyarakat serta mengurangi risiko dari bencana tsunami itu," ujarnya. [DF]