Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Siaga Musim Hujan, BPBD DIY Pasang Alat Pendeteksi Longsor
13 Desember 2018 0:10 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Satu paket alat pendeteksi gerakan tanah ini terdiri atas inklinometer yang berfungsi mengukur kemiringan bidang tanah, ekstensometer untuk mendeteksi pergerakan tanah, serta soil moistur untuk mengukur kelembaban atau kadar air pada tanah. Nantinya, hasil analisis potensi longsor nantinya bisa dipantau melalui ponsel.
"Hasil pemantauan akan dikombinasikan melalui rumus robotik yang akan menyimpulkan seberapa mengancam potensi longsornya. Kami juga dapat membunyikan sirine melaluigadget dari sini (kantor BPBD DIY)," ujar Kepala Pusat Pengendalian Operasional (Pusdalops) BPBD DIY, Danang Samsurizal.
Baca Lainnya :
Menurutnya pemasangan alat pendeteksi longsor di tiga lokasi merupakan tahap percontohan. Ketiga lokasi tersebut yakni Desa Selopamioro, Wonolelo (Kecamatan Imogiri), dan Srimanganti (Kecamatan Piyungan), Kabupaten Bantul.
ADVERTISEMENT
Danang menargetkan, alat bisa dipasang di 16 kecamatan di Kabupaten Bantul, Gunung Kidul, Sleman, dan Kulon Progo yang diperkirakan memiliki risiko tanah longsor selama musim hujan.
Saat ini BPBD telah memetakan sejumlah kecamatan yang masuk kategori berisiko tinggi longsor antara lain Kecamatan Dlingo, Imogiri, Pleret, Piyungan (Bantul), Patuk, Gedang Sari, Ngawen, Nglipar, Semin, Ponjong (Gunung Kidul), Kokap, Pengasih, Girimulyo, Samigaluh, Kalibawang (Kulon Progo), dan Prambanan (Sleman).
Baca Lainnya :
Pemetaan tingkat kerawanan longsor PVMBG mencatat 64 kecamatan di Yogyakarta memiliki potensi gerakan tanah dengan level menengah hingga tinggi.
"Apabila menemukan tanda-tanda risiko tanah longsor seperti retakan tanah di lereng atau pinggiran sungai, sumber mata air baru, serta suara gemuruh, masyarakat bisa melaporkan ke tim cepat tanggap atau relawan setempat," pungkasnya. [NN]
ADVERTISEMENT