Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Singing Dog, Spesies Baru Anjing yang Ditemukan di Papua
15 Oktober 2018 0:25 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Trubus.id -- Para peneliti berhasil menemukan spesies anjing baru yang hidup di kawasan Grasberg, di Tembagapura, Mimika, Papua. Diketahui anjing tersebut serupa serigala yang tidak dapat menggonggong, tetapi hanya mengeluarkan suara teriakan panjang atau melolong.
ADVERTISEMENT
"Memiliki ciri-ciri mirip Dingo di Benua Australia. Karena belum memiliki nama ilmiah, kami kemudian menyebutnya 'singging dog'," ujar peneliti dari Universitas Cendrawasih Papua, Hendra Kurniawan Maury (10/10).
Dikatakan Hendra, pada tahun 1989 seorang fotografer berkebangsaan Amerika sempat diketahui mengabadikan hewan tersebut. Menurutnya saat itu ia mendaki Puncak Mandala, Papua.
Baca Lainnya : Gara-gara Anjing, Pertandingan Sepak Bola Dihentikan Sementara
"Dokumentasi ini, sempat ditayangkan oleh stasiun televisi National Geographic dan menimbulkan banyak spekulasi dan proyeksi dari zoologi di berbagai belahan bumi tentang keberadaan dinggo di Tanah Papua. Anjing ini mirip serigala. Hidup di ketinggian 7.500 meter di atas permukaan laut," kata Hendry.
Penelitian terhadap singging dog pertama kali dilakukan di tahun 2016. Peneliti datang dari dari Universitas Negeri Papua dan New Guenia Highland Wild Dog Foundation, James Mcintyre.
ADVERTISEMENT
Metode penelitian yang digunakan adalah observasi secara langsung maupun menggunakan kamera trap untuk mendeteksi keberadaan anjing-anjing di daratan tinggi.
Dari penelitian tersebut, diketahui singing dog hidup di dataran tinggi, dengan ketinggian minimal 7 ribu meter di atas permukaan laut. Hewan ini biasa hidup berkelompok yang terdiri dari empat ekor anjing.
Baca Lainnya : Peneliti Pecahkan Misteri Mata Biru pada Anjing Siberian Husky
Pimpinan kelompok merupakan anjing jantan, dengan tiga ekor betina. Oleh masyarakat asli suku Amume dan Kamoro, anjing tersebut dianggap sebagai nenek moyang mereka.
Dijelaskan Hendra, pada tahun 2016 higga 2018 tim dari Universitas Cendarwasih telah melakukan penelitian mendalam tentang singging dog untuk mencari tahu apakah lebih primitif dibanding dingo atau lebih modern.
ADVERTISEMENT
"Jika dilihat dari beberapa ciri fisiknya, singging dog lebih primitif dibandingkan Dingo. Ciri fisiknya seperti lebar kepalanya, kemudian dari susunan kanisnya yang lebih besar, menunjukan singging dog lebih primitif dibandingkan dingo," terang Hendra.
Baca Lainnya : Ternyata, Anjing Tak Secerdas yang Kita Kira
Saat ini, para peneliti masih melakukan survei untuk membandingkan ciri-ciri populasi Highland Wild Dog (HWD) di daerah Pegunungan Tengah Papua dengan New Guinea Singging Dog (NGSD) yang ada di penangkaran. Selain itu, HWD yang diamati di daerah yang terisolasi ini terlihat memiliki ukuran tubuh yang agak lebih besar dari NGSD.
HWD memiliki tubuh yang lebih besar tinggi dan panjang ukuran tubuhnya dari NGSD dan HWD secara morfologi lebih mirip dengan anjing dingo di Australia.
ADVERTISEMENT
Spesies baru anjing dataran tinggi ini dipublikasikan saat pelaksanaan International Conference On Biodiversity, Ecotourism and Cretive Economy atau ICBE 2018 di kantor Gubernur Papua Barat. [NN/SN]