Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Soal Harga Daging Ayam Turun, Kementan Angkat Suara
10 Maret 2019 0:03 WIB
Diperbarui 20 Maret 2019 20:08 WIB
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Trubus.id -- Beberapa waktu belakangan heboh pemberitaan terkait turunnya harga daging ayam di pasar tradisional sejumlah wilayah. Merespon hal tersebut Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian buka suara. Sejumlah langkah telah disiapkan oleh Kementan untuk mengembalikan stabilisasi harga ayam di pasaran.
ADVERTISEMENT
Pihaknya berjanji akan memastikan kondisi kapasitas tampung cold storage di masing-masing pelaku usaha. Ditjen PKH menghimbau para integrator untuk memaksimalkan kapasitas pemotongan di RPHU (Rumah Potong Hewan Unggas) dan kapasitas Cold Storage.
Ketut mengungkapkan, bahwa pasar untuk komoditas unggas di Indonesia saat ini didominasi fresh commodity. Dirinya menilai dengan sistem tersebut ayam akan cenderung tak bisa bertahan lama dan cepat rusak.
Mengatasi hal tersebut, dirinya berharap hasil usahanya agar tidak lagi dijual sebagai ayam segar melainkan ayam beku, ayam olahan, ataupun inovasi produk lainnya. Selain itu, Ketut meminta kepada pihak integrator untuk tidak menjual ayam hidup ke pasar tradisonal.
ADVERTISEMENT
“Jika hal ini dilaksanakan dengan baik, maka harga di peternak (Farm Gate) dapat segera kembali normal”, terang Ketut saat melakukan konferensi pers terkait penurunan harga ayam di Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Rabu (6/3).
Langkah berikutnya, pihaknya telah menginstruksikan penundaan-penundaan setting telur ayam tetas atau Hetching Egg (HE) selama 1-2 minggu untuk semua perusahaan Parent Stock.
"Kita akan meningkatkan kualitas DOC (Day Old Chicken) serta akan menerapkan sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI). Jadi DOC yang lari ke peternak harus yang berkualitas A," lanjutnya.
Lebih lanjut diakui Ketut, para pelaku usaha, terutama integrator untuk dapat memanfaatkan secara optimal peran duta ayam dan telur dalam rangka promosi konsumsi produk unggas serta menggalakkan kampanye konsumsi protein hewani agar dapat mendongkrak naiknya konsumsi per kapita per tahun.
ADVERTISEMENT
Dirinya juga akan mendorong dan meningkatkan kampanye konsumsi protein hewani per kapitan per tahun.
"Dengan meningkatnya konsumsi protein hewani maka akan berdampak terhadap peningkatan permintaan produk hewan, termasuk daging unggas, sehingga dapat meningkatkan serapan pasokan unggas di dalam negeri," ucap Ketut.
Langkah selanjutnya yang akan dilakukan Kementan yakni menghimbau Pemerintah Daerah untuk melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap budidaya ayam ras, serta pendataan para peternak dan populasi ayam ras di wilayahnya, baik peternak mandiri maupun milik integrator.
Ketut mengungkapkan per tanggal 1 Maret 2019 mewajibkan para integrator menyampaikan laporan produksi DOC setiap bulan melalui pelaporan online, termasuk tujuan pendistribusiannya.
ADVERTISEMENT
"Dengan upaya ini nantinya kita akan mengetahui produksi DOC untuk budidaya internal integrator (on farm dan integrasi/plasma) dan yang didistribusikan ke peternak mandiri," pungkasnya. [NN]