Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Teknologi Bioremediasi dan Revegetasi untuk Penyelamatan Lingkungan
27 September 2018 21:20 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Trubus.id -- Masalah lingkungan adalah bom waktu yang sangat nyata yang bisa menghancurkan kehidupan manusia. Untuk itu, berbagai upaya harus mulai dilakukan untuk mencegahnya.
ADVERTISEMENT
Untuk mengetasi masalah sampah ini, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebagai pengemban tugas negara di bidang penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, memberi perhatian khusus untuk riset bioremidiasi dan revegetasi sebagai solusi penyelamatan kerusakan lingkungan.
"Bioremediasi adalah pemanfaatan mikroorganisme untuk membersihkan senyawa pencemar dari lingkungan," jelas Kepala Pusat Penelitian Biologi, LIPI, Witjaksono dalam keterangan persnya, Kamis (27/9).
Baca Lainnya : Lewat iLAB, LIPI Akan Tingkatkan Nilai Tambah Keanekaragaman Hayati
Sementara revegetasi, lanjut Witjaksono, merupakan upaya pemulihan tutupan lahan pada ekosistem melalui penanaman jenis tanaman asli pada fungsi lindung atau dengan jenis tanaman lain yang adaptif.
Penyelenggaraan ISOBIOREV-2018 menghadirkan ahli-ahli teknologi bioremidiasi dan revegetasi terkemuka di dunia.
"Mereka akan membahas aspek adaptasi sistem remediasi dan revegatasi terhadap perubahan iklim, perspektif internasional tentang teknologi hijau, dan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan bioremediasi dan revegetasi di berbagai wilayah di dunia," ungkap Witjaksono.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah teknik revegetasi menggunakan interaksi antara mychorrhiza dengan tumbuhan tingkat tinggi oleh Norihiro Shimamura. Ahli revegetasi dan ektomikroiza dari Tottori University, Jepang ini berhasil mengawinkan Ektomikoriza sehingga interaksinya dengan tanaman akan menyebabkan tanaman lebih tahan terhadap salinitas dan kondisi ekstrim.
Sedangkan Toshiaki Umezawa, profesor dari RISH Kyoto University, Jepang menyajikan teknik pemanfaatan lahan kritis terutama alang-alang untuk produksi energi berbasis biomasa.
Baca Lainnya : LIPI Bangun Laboratorium BSL-3, Ini Beragam Keunggulannya
Sementara dari Nanyang Technological University, Prof. Ng Wun Jern menyajikan teknologi terkini dalam pengolahan limbah di Singapura dan bagaimana menghubungkan riset dan aplikasinya di lapangan.
Dari LIPI diwakili oleh Prof. Dr. I Made Sudiana yang membahas peran mikroorganisme dalam proses bioremediasi dan revegetasi yang telah diterapkan di lahan tambang, lahan marginal dan tumpahan minyak di laut.
ADVERTISEMENT
Menurut Witjaksono, penerapan teknologi bioremidiasi dan revegetasi membutuhkan kerjasama jaringan riset antara akademisi, pemerintah, dan industri.
"Kombinasi ilmu pengetahuan dan kemampuan teknis dari industri serta kebijakan manajerial yang strategis akan menghasilkan inovasi penyelamatan lingkungan yang efektif dan berkelanjutkan di semua lini," jelasnya. [RN]